Rabu, 31 Desember 2014

Doa

Selamat Tahun Baru 2015 untuk semua teman-teman... semoga semua harapan ditahun ini tercapai..
Tahu Baru itu ibarat sebuah doa, aku yakin setiap orang berdoa disetiap menjelang pergantian tahun. Meminta dan berharap menjadi lebih baik kepada Tuhan. “Doa” tiba-tiba aku berpikir dengan kata itu, kata yang tak pernah jauh dari hidup kita sebagai seorang mahluk ciptaanNya. Secara sadar atau tidak aku  berdoa dari hal yang sederhana hingga hal yang komplek. Berdoa hanya sekedar orang tua secepatya mengirim uang ketika masih kuliah dulu. Berdoa esok hujan, dosen tidak masuk kelas, dan berdoa hingga urusan yang sangat berat. Rasanya setelah berdoa hati menjadi tenang walaupun etnah kapan Tuhan akan mengabulkan doa itu. Tapi ada satu keyakinan Tuhan pasti memberikan yang terbaik. 

O ya kadang doa itu gak hanya dipanjatkan oleh kita sendiri, kita kadang meminta orang lain untuk mendoakan kita. ah sebegitu pentingnya doa hingga meminta bantuan orang lain bahkan ada yang rela mendatangi ustadz, orang pintar demi sebuah doa. Tapi ya apapun itu akhirnya aku sadar doa itu ibarat obat. Bahkan lebih ampuh ketimbang obat yg dikasih dokter, karena lewat doa kita juga berhubungan langsung dengan Tuhan yang membuat bain kita menjadi tenang, menjadi baik. Doa adalah salah satu cara kita berdialog dengan Tuhan. Yuuk mari kita juga mendoakan para korban kecelakaan pesawat ataupun musibah lainnya.
*Sambil dengerin lagu mocca dan suara petasan...


Minggu, 28 Desember 2014

Surat Untuk Senja

Dear Senja
Rasanya ingin menulis surat dan bercerita banyak sekali. Hari ini aku sedang baik sekali. Kamu apa kabar? Happy satnite ya. Kamu menikmatinya bagaimana? Aku hanya memandang Pico dan menulis surat ini untuk kamu.

Akhir-akhir ini aku tidak sibuk, hanya saja aku sedang stuck jadi jarang berkomunikasi dengan kamu. Aku seperti kehilangan sesuatu. Aku kehilangan jalanku, ya seperti sedang berasa diruangan gelap dan aku terus berputar disana mencari pintu dan mencari cahaya. 

Kemudian aku mendapat setitik cahaya, aku bahagia lalu aku berjalan menuju cahaya itu tapi yang aku dapat  ternyata masih kegelapan. Hari ini aku masih mencari jalan itu dan mencari celah cahaya dan lagi aku mendapat celah cahaya itu dan semoga cahaya itu tidak palsu lagi dan ini merupakan cahaya benar yang dikasih Tuhan. Karena setiap hari aku berdoa, menadahkan tanganku meminta jalan petunjuk dari  Tuhan. Dan lagi aku tidak kehilangan harapan dan keyakinan itu. Aku yakin atas kuasa Tuhan. Dia pasti akan memberikanku jalan, menunjukan cahayanya. Aku bersyukur aku tidak pernah tidak yakin dan percaya atas kekuasaan Tuhan.

Kalau kamu bagaimana? Pernah merasakan seperti apa yang aku rasakan? Merasa stuck, dan kehilangan arah.  Walaupun demikian semoga kamu tidak kehilangan kepercayaan kepada Tuhan. O ya aku sedang mendapat kabar baik, kamu ingin tahu? Tapi aku masih merahasiakannya. Nati jika kabar itu benar-benar baik dan kebaikan berpihak padaku aku pasti mengabarimu.

O ya senja,  aku nulis suratnya segitu aja ya. Nanti aku tulis lagi dan memberitahuakan sbuah kabar yang semoga membahagiakan.



Catatan 2014

Selamat Pagi minggu...

Akhirnya nulis blog lagi, ini akibat mata ga bisa merem.. sebenarnya blog ini gak penting banget sih.. ya Cuma akhirnya malam ini aku memutuskan untuk curhat flashback 2014. Sekarang lagi di penghujung tahun, so sedikit mengingat apa yang sudah terjadi ditahun 2014 ini di kehidupanku.

Ada banyak hal yang diluar prediksi dan plan awal di tahun ini. Tapi ya semua itu untuk di syukuri...  2014 adalah tahun dimana aku menghabiskan sisa studyku, tahun ini bisa dibilang langkah awal dipenghujung tahun.

Awal tahun aku merasa biasa saja, tidak ada yang spesial Cuma di akhir-akhir bulan mendekati penghujung tahun justru banyak kejutan, ya sedikit berbeda ditahun lalu. Yang diawal tahun pun sudah ada kejutan tak terduga.

Tahun ini akhirnya aku ketemu ayah lagi setelah hampir empat tahun tanpa komunikasi dan itupun komunikasinya ga menjadi baik akhirnya tapi ya setidaknya silaturahmi yang terputus itu sempat menyambung kembali, walalupun pasti ada  rasa sakit hatinya, tapi lagi “berdamailah dengan keadaan’ itu yang selalu aku ucapkan.
Tahun ini sering sakit, pernah sebulan sekali kedokter. Padahal ga capek-capek amat malah sedikit kurang akttivitas tapi entahlah kenapa...

O ya ada kejutan lagi tahun ini aku bertemu dengan beberapa orang yang emang ingi aku temui. Menyenangkan bukan bisa bertatap muka dan ngobrol banyak,, setelah bertahun-tahun hanya bisa ngobrol lewat sosmed, ini  kejutan yang tak terduga dan orang itu lebih menyenangkan  daripada sosmed..

Tahun ini aku jadikan awal dari semua impian. Aku masih ingat salah satu impianku adalah duduk didepan dan berbicara tentang buku, tahun ini sedikit kejutan ketika hari toleransi, salah satu panitia Bandung Lautan Damai menghubungi dan memintaku untuk bercerita tentang salah satu ceritaku dibuku itu, aku langsung bilang oke.  Ini permulaan dari sebuah impian. Seperti doa salah satu senior next aku diundang di Ubud Writer hahha.. amin

2014 aku memutuskan untuk pindah dari Bandung, sangat berat mennggalkan kota itu. Aku mendapatkan banyak hal disana. Bandung itu bukan hanya nama sebuah kota tapi sebuah cerita. Tapi kaki ini harus terus melangkah demi sebuah impian. So walau aku belum memutuskan banget mau menetap dimana tapi semoga tempat itu membuatku berkembang.  Itu yang paling penting.

Tahun ini banyak hal yang tidak terduga karena perencanana kurang matang dan terlalu terburu-buru. Banyak banget pelajarannya, semoga tahun depan jadi lebih baik lagi.
Tahun ini masih asyik tanpa pacar. Tahun depan entahlah mungkin sudah berbeda.. tapi ya  ga buru-buru amat sih soal yang satu itu, apa lagi aku masih harus menyusun puzle-puzle impian yang agak bercecer gak karuan.


Itu hanya sekilas cerita berkesan di 2014.. Sudah siap dengan impian baru???

Senin, 01 Desember 2014

“Dalam”

Ada rindu dalam diam
Dalam malam
Dalam mimpi
Dalam kenangan
Ada sendu dalam cita
Dalam cinta

Dalam cerita

Kamis, 06 November 2014

Surat Dari Menteri Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti ini menjadi perbincangan yang hangat di masyarakat setelah Presiden Jokowi mengangkatnya menjadi menteri kelautan dan perikanan. Selain gayanya yang nyentrik ternyata beliau juga tidak menyelesaikan sekolah menengah atas. Nama Susi Pudjiastuti tidak asing lagi bagi saya, dan bisa dibilang beliau adalah salah satu tokoh yang menginspirasi bagi saya. Saya tahu nama beliau ketika membaca suratnya di buku Surat dari dan untuk pemimpin yang diterbitkan oleh Tempo institute tahun 2013 lalu. Kemudian Tempo mempertemukan saya dengan beliau beberapa bulan yang lalu di acara bedah buku tersebut. Ketika membaca suratnya begitu menginspirasi apa lagi setelah saya bertemu dengan beiau.  

Ibu Susi seperti seseorang yang tanpa ketakutan menghadapi dunia ini dan dia merupakan orang yang bebas dalam berpikir. Walaupun tidak lulus SMA jangan salah hobbynya membaca menjadikan dia menjadi seseorang yang seperti ini. Bahkan bahsa inggris yang fasih yang dikuasinya diperolehnya dari membaca novel. Walaupun tidak menyelesaikan pendidikannya dia dengan tegas bisa membawahi puluhan pilot dan teknisi.
O ya saya akan menulis surat yang ditulis oleh ibu Susi semoga menjadi inspirasi kita semua.

PEMUDA PEMIMPIN MASA DEPAN
Inilah sepenggal kisah dari saya;
Saya mengenal dunia usaha sejak remaja. Tepatnya sejak saya memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah tahun 1982/ Waktu itu saya baru kelas 2 SMA. Saya sadar dengan hanya berbekal ijazah SMP, tak akan ada satupun perusahaan yang mau mempekerjakan saya. Klaupun ada hanya sebatas sebagai “cleaning Service”. Tapi pada saat itu saya yakin bahwa putus sekolah bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun mungkin keputusan itu salah; saya tidak pernah menyesalinya. Yang saya sangat saya tahu waktu itu adalah “school was just not my thing’’. Saya selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, saya selalu percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya.

Saya ciptakan sebuah usaha, pekerjaan yang yakin akan menghasilkan uang, dimana akhirnya saya tidak harus bergantung dengan orang lain. Saya tidak suka ketergantungan, arena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu ada dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai  dengan yang kita rencanakan.

Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari meluat siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan. Ini banyak meberikan kepada saya keyakinan dan lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan. Masa-masa itu untuk bertahan hidup saya jualan Bed Cover, cengkeh, hingga akhirnya menjual ikan hasil tangkapan para nelayan. 
Pokoknya apa saja yang bisa saya kerjakan saya kerjakan.

Ketika akhirnya saya fokus di bisnis hasil tangkapan Lobster nelayan, peluang besar itu akhirnya datang. Tantangannya adalah saya harus membawa Lobster hidup dari Pangandaran ke Jakarta untuk di ekspor ke luar negeri. Perjalanan yang jauh berjam-jam membuat angka kematian sangat tinggi. Hal ini membuat saya bertekad menerbangkan lobster-lobster hidup tadi dengan pesawat kecil ke Jakarta.

Para pemimpin masa depan, daam hidup ini kita harus berani mengambil resiko. Ini terjadi ketika saya kembali nekad memutuskan mendaratkan pesawat kecil saya di meulaboh dan pulau Simeuleu, setelah tsunami menggerus pessisir timur provinsi NAD. Semua orang tergerak untuk membantuu. Termasuk saya. Tanpa ijin terbang bahkan ijin operasi, tanpa kepastian bisa mendarat atau tidak, saya akhirnya bisa meyakinkan semua pihak, Meulaboh bisa ditembus lewat udara. Dan sejak hari itu bantuan mengalir kesana. Ini bukanlah kisah heroik saya. Namun. Ada perasaan “Hangat” (saya merasakan “good feeling’ yang luar biasa !) menyusup kedalam hati kita, ketika mampu berbuat sesuatu untuk orang lain karena kita bisa dan memutuskan untuk melakukannya. Keyakinan, keberanian seperti inilah yang membuat saya bertahan menjadi seperti sekarang ini; membawa pesawat-pesawat kecil saya menembus pedalaman, pelosok Indonesia.

Pemimpin masa depan, saya tahu tidaklah mudah memulai sebuah usaha di negeri kita tercinta ini. Begitu banyak barikade yang harus kita hadapi, dari regulasi yang tidak flexible, paper work exercise yang berlapis dan mencekik kita, bahkan setelah kita menjadi sebesar sekarang. Tapi itulah tantangan kita, ntuk membuat lingkungan lebih kondusif  bagi semua pihak, untuk menciptakan lapangan kerja dan kesempatan untuk lebih banyak anak bangsa. Yang saya lakukan hanyalah sebagian dari tujuan kita untuk menjadi  bagian Indonesia. Meudahkan, mendekatkan anak-anak bangsa dengan ibu kiota, atau kabupaten dengan provinsi. Merubah hari perjalanan menjadi hanya satu jam atau dua jam saja. Ikut berpartisipasi menjadi NKRI.

Pesan saya untuk para pemimpin masa depan: mulailah rubah pola pikir kita, untuk selalu mau bekerja keras jangan berleha-leha. Sangatlah tidak pantas di negeri yang kaya raya; kita menjadi miskin. Seperti tikus mati di lumbung padi. Sumber daya apa yang tidak ada di negeri ini? Saya tahu saya orang yang tidak mau diatur, diperintah atau disuruh untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani, tapi itulah yang membuat saya menjadi manusia dengan pikran merdeka.

Pemimpin masa depan, yakinlah keberhasilan kita untuk masa depan bangsa kita hanya kita dapatkan dengan jiwa & pikiran yang merdeka dan mandiri.

Selamat berjuang.
Salam hangat.

Susi Pudjiatuti

Kamis, 23 Oktober 2014

Adalah Kita

Adalah kita.. yang bertemu tanpa tatapan
Adalah kita yang ditakdirkan tuhan untuk saling berbagi
Adalah kamu...
Yang datang padaku untuk pergi
Adalah Aku yang di serbu  rintihan rindu
Adalah Aku yang menunggu hingga barisan puisi ini berjajar rapih
Adalah kamu yang terus hadir di dalam setiap mimpiku

At kineruku
Ceritanya mau pindahan tapi masih sempet kesini dan bisa bikin puisi ini...

Senin, 22 September 2014

Bayangan


Apa itu kebetulan? Apa kamu percaya dengan adanya kebetulan? Atau kamu hanya percaya pada keajaiban. Dan aku percaya pertemuan itu takdir walau hanya hadir dalam mimpi.
Aku jatuh cinta. aku jatuh cinta pada bayangan yang hanya bisa aku lihat. Bayangan yang tak mampu aku rasakan.

Aku jatuh cinta pada impian. Entah ini gila atau tidak, tapi yang pasti aku merasa bahagia. Tuhan biarkan rasa cintaku ini tetap seperti ini jika hanya ini yang mampu membuatku bahagia.

Tuhan biarkan rasa cintaku ini terus mengalir tanpa harus bermuara jika hanya itu yang bisa membuat rasa cinta ini terus ada,

Dia, aku bisa menyentuhnya tanpa tanganku. dia, aku hanya bisa memujanya dan menyebutnya dalam setiap doaku, dan dia biarkan dia tidak mengenalku dan tidak tahu aku mncintainya.
Orang  bilang aku pengecut, hanya mampu mengagumi dari jauh. Tapi biarlah ini caraku mencintainya, tentu saja akan berbeda dengan caramu mencintai kekasihmu.

Kamis, 11 September 2014

“Jika Esok Tidak Pernah Ada”

“Jika Esok Tidak Pernah Ada”

Aku pernah nulis Tweet seperti itu jadi kepikiran. Berbicara esok itu  berbicara waktu. Ya Sesuatu yang sangat misterius, dan terus berjalan maju. Waktu itu tidak pernah mundur. Kadang kita menyepelekan waktu, kita kadang berpikir nanti sajalah besok, tunggu 10 menit lagi, 5 menit lagi lah. Aku sendiri masih seperti itu, bahkan melakukan hal-hal kecil seperti mandi, atau makan. Bahkan ya untuk solat misalnya, jika dipikir kembali mungkinkah 5 menit kemudian kita masih ada? Kita tak pernah tahu karena waktu itu sungguh rahasia.

Aku pernah mengalami beberapa hal yang tak terduga. Saat mengalami kecelakaan di Dago misalnya, beberapa menit yang lalu aku bersama kedua temanku masih asyik makan jagung bakar sambil tertawa dan mengobrol bahkan merencanakan untuk pergi ke Lembang, kemudian ketika akan menuju pulang kami mengalami kecelakaan, kedua temanku tidak sadarkan diri. Tentu saja syok walaupun sampai saat ini aku masih bisa bernafas tapi seandainya malam itu adalah malam terakhir bagi kami, dan esok tidak akan pernah ada.

Waktu yang berlalu kadang dijadikan suatu penyesalan, aku pernah sangat menyesal ketika nenekku meninggal, karena saat itu aku sedang tidak di rumah, kenapa saat itu aku tidak pulang saja ke rumah mungkin ku akan sempat bertemu nenek dan aku akan terus berada disampingnya, dan banyak kemungkinan yang lainnya.

Ada yang bilang untuk sekedar mengucapkan kata “I LOVE YOU” saja perlu waktu yang tepat, entah kapan waktu yang tepat itu, akan datang atau tidak. Kata itu tidak menghabiskan waktu bermenit-menit, atau pada akhirnya kita akan menyesal karena kata itu tidak pernah terucap sepanjang hidup kita. Dan jujur aku pernah menglaminya bahkan sampai sekarang karena apa hanya karena gengsi, karena prinsip atau apalah. Yang jika dipikirkan lagi sepertinya gengsi itu tidak akan membuat kita jadi berhenti hidup.

So mulai saat ini aku berjanji, akan mencoba untuk jujur pada perasaan sendiri toh rasa cinta itu anugerah.
Banyak sekali kata-kata yang kadang ingin kita ucapkan kepada seseorang, seperti kata maaf, kata sayang atau sekedar ajakan makan siang . Dan alasannya menunggu waktu yang tepat dan menunggu keberanian. Jika Tuhan kasih kamu waktu hanya sampai detik ini atau orang yang akan kamu ucapkan itu tidak diberi waktu hingga esok, esoknya lagi atau lusa bagaimana?

Untuk berbuat hal-hal kecil kadang kita beranggapan, sudahlah besok lagi saja, kayak gak pernah ada besok aja. Kita lupa, kalo esok itu memang rahasia tuhan. Kita kadang lupa jika esok itu memang mungkin tak akan ada buat kita. Sehingga ya hari ini kita diberi waktu untuk memanfaatkannya dengan baik. Jika kebaikan itu bisa dilakukan hari ini, kenapa jharus menunggu besok. Jika perasaan sayang itu bisa diucapkan hari ini kenapa harus menunggu besok.

Dan ya banyak lagi sepertinya kata-kata yang ingin kita ucapkan kepada orang tua misalnya. Hanya Cuma untuk bilang “aku sayang mama sama papa” tapi kita menunggu nanti, menunggu sukses atau sudah beranak atau saat mereka sudah tua. Jika mereka diberi waktu hingga samapi saat itu kita masih punya kesempatan, jika tidak? Kemudian kita hanya akan menangis di pusaranya menyesalinya coba dulu aku melakukan itu mungkin tidak menyesal, yups kata-kata itu mungkin yang akan keluar.


Minggu, 24 Agustus 2014

Tempat Favorit di Bandung


  Dua hari ini aku kembali mengerjakan skripsi yang sudah berminggu-minggu aku simpan rapat. Tapi ya ada rasa jenuh juga.. seseklai kembali mengisi blog yang gak keurus ini gapapa ya. Dan sepertinya jika membahsa skripsi sama ga serunya. Pasti pada bosankan jika akhir-akhir ini mendengarkan tentang skripsi mulu. Update isntagram ya layar laptop dengan sejuta angka yang memusingkan, chat du BBm maupun Fb sama bahas skripsi lagi.
Aku ingin bercerita yang ringan saja dan menyenangkan. Sedikit share tentang tempat di Bandung yang menyenangkan dan bisa dibilang romanti, kali aja bisa jadi referensi buat teman-teman yang hendak ke Bandung.
1*   Braga
ini jalan Braga yang asyik..lampunya bikin suasana romantis

Jalan Braga ini adalah jalan favorit bagiku. Jika malam hari, lampu yang tak terlalu terang menjadikan jalan ini romantis loh. Bangunan yang tua karena sudah ada sejak jaman Belanda, lukisan yang berjejer menambah jalan ini semakin asyik. Hanya jalan-jalan menikmati semuanya dan berfoto juga sudah cukup. O ya kalo kata teman aku sih jangan ke Braga kalau lagi sakit hati, karena kamu akan bertemu dengan banyak pasangan yang Cuma jalan-jalan atau bahkan prewed. O ya satu lagi, musik jika melewati jalan Braga banyak pemusik-pemusik keren di sekitaran caffe. Dan salah satu caffe yang asyik serta musiknya yag asyik adalah Braga Permai. Selain bisa menikmati jalan braga dan makanannya,  kamu akan ditemani sama Band yang asyik, bisa request lagu juga.
Kamu di Baraga juga bisa menikamti Roti yang sudah ada dari sejak Zaman belanda, dan samapai sekarang masih dipakai resepnya. Roti itu tidak memakai pengembang buatan seperti sekarang, dan rasanya hmmmm di zamin enak.  Namanya Roti sederhana, disana juga ada restoran yang masih bergaya khas kolonial, dan tentu es krimnya yang bikin aku biasanya tertarik untuk dtaang kesana. Menikmati es krim di Sederhana itu  bagibikin kamu betah deh sama tempatnya.
2.*  Kineruku
Halaman Depan kineruku, 
Buku dan Bandung, 2 hal yang sulit dipisahkan. Kineruku adalah salah satu taman bacaan yang  asyik banget. Buku-buku yang keren, karena disini kamu bisa menemukan buku-buku lama. Selain bisa membaca, kamu juga  sekalin nontoon karena disediakan juga ruang menonton yang khusus. Tempatnya yang adem dan rumahnya juga keren. Pokoknya kalo udah disini tuh betah banget  deh. O ya kalau nyari CD band Indi juga disini tersedia, notes handmade yang keren dan satu lagi garasi opa.Garasi opa itu tempat jualan barang-barang vintage yang keren banget. So kalo ke Bandung dan kalian suka banget sama buku wajib deh dateng kesini.



Tempat milih buku dan baca


Halaman Belakang Kineruku,
3.  *Tobucil
Rumah yang menyenangkan
Rumah bergaya klasik di jalan aceh nomor 56 yang penuh dengan pohon-pohonan ini salah satu tempat yang asyik. Disebelah rumah ini ada tempat yang di bei nama Tobucil. Meja beserta kursi yang memanjang dan buku-buku yang berjejr rapih. Tapi disini bukan taman bacaan kayak kineruku, ini toko buku. Selain buku-buku yang dijuan disini juga banyak barang-barang handmade yang keren-keren. Dulu tempat ini sempat dijdikan markas AJI (Aliansi Jurnalis Independent) kota Bandung. So kadang diskusi disini juga seru banget, menikmati secangkir kopi susu sambil diskusi membuat waktu berputar dengan cepat. Di Tobucil juga ada kelas-kelas loh. Ada kelas, menulis fiksi, feature, merajt, publik speaking  dan tentu dipandu oleh pengajar yang keren. Aku pernah ikut kelas menulis feauture dan seruu banget tentunya
Barang-Barang di Tobucil
Tempat Diskusi dan kelas di Tobucil
4.


  *Palasari


Kios-Kios Buku Palasari
Seperti yang pernah di tulis diatas, bandung dan Buku memang sulit dipisahkan. Bagi pecinta buku wajib juga datang kesini, karena disini kamu bisa mencari buku-buku dengan harga diskon dan bisa ditawar tentunya. Selama di Bandung aku jarang beli buku di Gramedia kecuali ada diskon. Tapi harus hati-hati juga loh karena disini biasanya ada buku bajaknnya. Kalau yang ga hati-hati isa ketipu, temen aku aja ada yang ketipu. O ya kalau kamu memang pecinta buku pasti bisa bedain. Tapi ada 1 toko buku yang dijamin tidak bajakan dan diskon yaitu BBC, cari aja toko buku itu diantara deretan kios-kios penjaja buku lainnya.

*ini tempat-tempat Favorit aku, next kita bahas kuliner  serta taman-taamn di Bandung ya. Dan back Kerjain skripsi

Rabu, 20 Agustus 2014

Yakin

Pada suatu hari nanti, saat kamu sudah melewati semua badai, ombak yang kencang dan akhirnya kamu bisa berlabuh ke dermaga, kamu akan bercerita. Ya cerita perjalananmu melewati badai yang sangat dahsyat, kamu mengarungi samudra hanya satu yang ada dalam pikiranmu bahwa ini semua bisa terlewati, ini semua hanya akan menjadi cerita suatu saat nanti.

Pada suatu hari, saat kamu bisa menaklukan tingginya gunung. Saat nafas kamu terengah-engah karena jalanan yang menanjak, saat kamu ingin  berhenti saat kamu lelah karna perjalanan menuju puncak begitu terjal, kamu hanya akan menjadikan bagian itu menjadi sebuah cerita dan pada akhirnya kamu akan bilang “karena perjalanan sulit dan mendakilah yang menyebabkan kamu begitu dekat dengan Tuhan”.

Dan suatu hari, cerita kamu akan menginspirasi banyak orang, karena kamu mampu melampaui mimpi. Kamu akan berbagi resep, bahwa untuk mengaungi samudra kamu harus menyiapkan  layar besar karena badai besar akan menghatam kapalmu tapi kamu tetap   yakin semua itu bisa terlewati.

Lalu, suatu hari saat kamu mampu menaklukan puncak gunung kamu akan berbagi cerita, kamu begitu lelah, nafas kamu hampir habis, kamu ingin menyerah, sungguh tapi kamu mengatakan bahwa rasa lelah itu tidak lebih besar dari tekadmu untuk menuju puncak, untuk merasa dekat dengan sang pencipta.


*apapun yang akan dilalui kuncinya tetap yakin, karena kita punya Tuhan 

Sabtu, 16 Agustus 2014

Jodoh






Lucu ya ketika bertemu dengan teman lama, terkadang yang pertama kali ditanyakan sama mereka itu “kamu sedang pacaran dengan siapa?” atau kalau datang ke pernikahan teman (apa lagi bulan ini bulan menikah) kapan menyusul? Pacarnya orang mana? Loh kok datang sendiri, pacarnya ga ikut?” kenapa pertanyaannya ga, o ya kuliah kamu gimana kapan lulus? Nanti rencana kerja dimana?” aduuh kalo udah ditanya pacar jawaban yang jitu dan basi itu “lagi ga mau pacaran dulu, mau fokus skripsi, fokus kuliah dll”

Lalu kapan jodoh itu datang? Sebenarnya ini masih jauh kepikiran untuk menikah dan membangun rumah tangga, hanya saja sat bertemu teman SD yang sudah menggendong baby atau datang ke pernikah terlintas aku menikah dengan siapakah kelak? Bisa saja kan jodoh kita itu mungkin saja teman SD, SMP, SMA, atau bahkan mungkin orang yang duduk sebelah kita saat ini padahal kita tidak mengenalnya. Atau orang yang kita kenal lewat sosmed padahal tak terpikir sebelumnya untuk mengenal dia. Hmm bisa sekarang yang menjadi lawan debat kita, teman curhat dan banyak kemungkinan lainnya.

Jodoh itu memang rahasia Tuhan, dan ya bisa dibilang takdir dari Tuhan hanya saja bolehkan takdir itu diperjuangkan dan diharapkan. Maksudnya begini, bolehkan kita memperjuangkan agar jodoh kita kelak yang baik dan terbaik buat hidup kita.

Tapi Tuhan maha keren ya, dari milyaran manusia yang ada saat ini dia bisa memasang-masangkan manusia dan pas. Bagaimana coba caranya? Jika dipikirkan oleh logika sungguh tak masu akal. Tuhan bisa mengatur sudah pertemuan sehingga menjadi sebuah skenario yang indah. Makanya Tuhan menjadi sutradara yang terbaik.

Jodoh impian. Yups semua orang mempunyai pasangan yang dia impikan. Para wanita memimpikan seorang pangeran yang mapan, tampan, pintar dan tentu baik. Laki-laki memimpikan seorang putri yang cantik, pintar dan calon ibu yang baik untuk anak-anaknya kelak. Tapi semuanya tidak seindah kisah  barbie, drama korea atau ftv. Inilah hidup dengan skenario dan sutradara terbaik dan kita harus mau menjalaninya, memperjuangkannya dan menerimanya.

Terkadang penasaran juga, tapi ya kita diharuskan bersabar hingga akhirnya bisa bertemu dengan yang bernama “jodoh”. Tapi kita tetap harus berdoa, semoga ketika kita menikah nanti pernikahan itu adalah benar-benar pernikahan yang kita impikan, pernikahan yang akan membawa kita pada surga allah dan pernikahan yang penuh berkah.

Siapapun pasangan kita kelak yang jelas dia adalah seseorang yang bertanggung jawab atas segala tingkah laku dan ucapannya, seseorang yang akan membahagiakan kita, seseorang yang tidak akan menghianati kita. Amiin...



Senin, 07 Juli 2014

Ramadhan dan Skripsi

Ramadhan.. ya Ramadhan, bulan yang istimewa ini juga menjadi sangat isimewa bagiku di tahun ini. Tentu bulan ramadhan tahun ini menjadi tahun terakhir bagiku di kota ini, tahun terakhir menyandang status mahasiswa, tahun terakhir untuk tidak main-main lagi , tahun terakhir yang akan menjadi awal dari kehidupanku selanjutnya.

Tahun ini aku menghabiskan bulan ramadhan berbeda dengan tahun sebelumnya yang aku isi dengan magang di perusahaan advertising, berbeda dengan 2 tahun yang lalu yang aku habiskan dengan persiapan program kerja dan persiapan OPMB. Tahun ini aku harus bergelut dengan tugas akhir alias skripsi.
Mendengar kata skripsi ini bagiku sama dengan aku ketika mendaki gunung. Bagian skripsi ini sama dengan aku hendak mencapai puncak, sama dengan ketika aku berada dalam puncak bayangan. Sungguh terasa sesak sekali, sungguh kadang ingin menyerah, tapi puncak itu terus membayangi.

Kemarin-kemarin aku mengerjakan skripsi ini dengan biasa saja, tidak sengotot teman-temanku. Aku masih sempat berjalan-jalan dan camp di Papandayan, aku masih sempat pulang dan berlibur di rumah, aku masih sempat ,melahap novel favorit dan efeknya aku masih bergelut dengan bab IV sedangkan teman-temanku udah daftar sidang. Nyesek sih, ingin rasanya aku juga udah beres, ingin rasanya tinggal ngurus sidang dan segera mendapat gelar Sarjana Pendidikan (ngarepnya sih sarjana Sosial), tapi ya mau gimana lagi aku sudah sangat santai sekali  ini konsekuensinya.

Sekarang, aku hanya perlu kerja yang sangat keras, hanya perlu berdoa, hanya perlu berikhtiar, hanya perlu tidak menyerah. “boleh lelah asal tidak menyerah” itu salah satu kalimat yang terus memberiku semangat. Dan tuntutan orang tua yang berharap cepat lulus...
*sambil menghitung angket, biar ga mumet

Sabtu, 28 Juni 2014

Esok


foto by kompasiana/ernasumirna
Aku akan tersenyum menyambut matahari
Esok
Aku akan berlari menuju pintu harapan
Esok
Aku akan berjalan menuju puncak
Esok
Aku akan menggenggam harapan
Esok
Aku akan menggapai bintang
Esok
Aku akan terus bermimpi
Esok ,, esok,, esok,,

Aku tak akan diam


Kamis, 19 Juni 2014

Senja Si Pengantar Rindu

bersepeda di pantai Pangandaran
Aku adalah senja, si pengantar rindu. Jika kamu rindu coba kamu ceritakan padaku aku pasti akan menyampaikannya. Aku adalah senja si pengantar rindu dua kekasih yang berjauhan. Aku adalah saksi saat mereka berciuman melepaskan kekasihnya, aku juga saksi saat sang kekasih setia menunggu kekasihnya.

Aku adalah senja si pengantar Rindu pada malam. Aku akan mengatakan pada malam jika ada seseorang yang selalu memimpikan kekasihnya. Aku selalu mengatakan pada malam agar ia berbaik hati mengantar wanita pujaannya  dalam mimpi kekasihnya.

Kamu tahu rasanya rindu? Kata mereka yang menitip rindu padaku rindu itu seperti angin begitu terasa hembusannya tapi tidak bisa menangkapnya. Katanya rindu pada kekasih, begitu terasa sampai menusuk hati tapi kamu tidak bisa memeluknya.

Aku adalah senja si pengantar rindu yang mengintipmu saat kau malu-malu bertemu dengan pujaan hatimu. Saat mulutmu beku karna kamu tak berani mengatakan seluruh isi hatimu, padahal kamu sebelumnya ingin bicara banyak.

Aku adalah senja si pengantar rindu yang selalu membisikan kata-kata cintamu pada kekasihmu yang jaraknya ribuan kilo meter darimu.

Aku adalah senja si pengantar rindu, yang akan membisikan kata-kata cinta pada kekasihmu.

*ditengah-tegah rasa penat mengerjakan skripsi dan tetiba rindu pada senja. Selamat menikmati senja hey...

Kamis, 05 Juni 2014

Kisah Embun



Ini kisahku. Kisah embun yang tidak terlalu menarik. Kau pasti mengenalku kecuali bagi mereka yang terbangun saat matahari sudah di puncak. Aku lebih dekat dengan mereka yang sering kalian sebut petani. Atau segerombolan anak-anak yang berpakaian seragam putih merah yang harus berjalan berpuluh-puluh kilometer untuk bertemu dengan guru.
Aku hanya setetes air. Mana kau akan peduli padaku. Aku bukan lautan yang akan mendendangkan suara merdu. Aku hanya setets air yang akan menghilang saat matahari mulai datang kebumi ini.

Aku tidak terlalu tahu cerita tentang anak kota. Seperti yang sudah aku bilang, aku hanya mengenal mereka yang bangun saat matahari masih mengintip bumi dengan malu-malu. Aku tidak terlalu penting, aku tidak akan menyuburkan tanah seperti hujan yang kau bilang romantis. Aku hanya setes embun. Jika hujan saat malam datang, pasti kau berfikir aku tak ada? Padahal aku tak pernah absen setiap hari menetes diantara daun-daun dan jendela kamarmu. Entah kau senang atau tidak atau kau tidak peduli.

Aku embun. Saksi petani yang mulai berjalan di kelegapan. Kakinya terus melangkah dan dengan muka yang bersinar. Dia akan pergi meengolah tanahnya menunggunya hingga panen walaupun kadang jagungnya dimakan tikus, tapi petani itu tidak menyerah. Dia akan terus datang ke  ladang itu, mengolah tanah, memupuknya dan menunggunya hingga panen. Kau pikir panen itu memberikan kebahagian tentu saja tidak selamanya. Kadang petani itu hanya bisa menggigit jari saat harga dipasar tidak sesuai dengan modal yang dia keluarkan. Seperti yang sudah aku bilang tadi petani itu tidak menyerah dia tidak pernah pensiun menjadi petani. Hingga tubuhnya sudah bungkukk dia masih tetap datang keladang itu. 

Makanya aku heran sama mereka yang katanya berpendidikan tinggi tapi menyerah ditengah jalan saat ada masalah. Maaf ya aku so tahu padahal aku hanya setetes embun.
Apa kau pernah menyentuhku? Merasakan kehadiranku? Kata sebagian orang aku menyejukan. Atau akulah memberikanmu rasa dingin hingga kau enggan beranjak dari kasurmu? Entahlah yang pasti aku selalu melaksanakan tugasku, tugas untuk turun ke bumi ini dengan perlahan, aku tidak protes pada tuhan walau sebenarnya aku ingin menjadi laut atau hujan.

Kenapa aku tetap ingin menjadi embun? Karena aku mencintai daunku. Aku rela terbang terbawa angin berpuluh kilometer untuk bertemu daun jelita yang terus hadir didalam mimpiku.  Aku bukan perayu, aku hanya sang pencinta.
Aku harus menemukan daunku. walau aku pernah putus asa karena tersaruk-saruk desak pohon dan menyibak ranting , tapi aku belajar pada kisah petani yang tak pernah menyerah. Ah cinta selalu memberikan kekuatan.  Hingga ku temukan daun jelita itu. Aku mendekapnya disisa kekuatanku, aku tak ingin matahari segera tiba, aku ingin tetap bersama daun jelitaku.

*Selamat pagi. Ditulis karna beruntung hari ini bisa bangun pagi dan merasakan sejuknya embun. Sebenarnya tengah rindu juga merasakan embun diantara dedaunan (kangen rumah)

Jumat, 09 Mei 2014

Cerita Semester Akhir

Akhirnya menjadi mahasiswa semester akhir. Aku ingin sekali mengatakan akhirnya karna ini yang ditunggu-tunggu. Aku harus mulai sibuk ngurusin nilai ini adalah yang paling tidak disukai. Aku lebih suka berurusan dengan rektor dari pada brurusan dengan dosen. Aku lebih suka wawancara tokoh dan sebagainya dari pada ngerjain skripsi. Hahaha ah sungguh malesin banget kalo ga ingin cepet selesai. Dan ya salah satu penyakit di Indonesia terkadang bawahan lebih ribet dibandingkan atasaannya.  Malesin kan jika harus ke TU kasihin nilai tapi ga dimasukin dan hilang. Hah kok bisa? Yups di kampus aku itu emang kayak begitu. Sudahlah,,,,

Lalu sekarang mau tidak mau ya harus dijalani. Dan sambil menyusun rencana kehidupan setelah ini. Menyingkirkan rasa cemas dan memulihkan rasa percaya diri. O ya skripsi aku mengambil efikasi diri intinya ya kepercayaan atas kemampuan diri sendiri, karena kadang kita merasa ragu apada kemampuan kita sendiri dan akhirnya kita minder dan tidak melakukan apapun padahal kita ammpu melakukannya.

Ada banyak hal yang harus dipersiapkan ketika akan masuk ke gerbang kehidupan. Perlu rasa percaya diri dan efikasi diri yang cukup. Akhir-akhir ini aku kehilangan kepercayaan kepada kemampuanku. Aku tak tentu arah.. ya aku kadang tak melakuakn sesuatu padahal banyak yang harus aku kerjakan.Aku mengalami kegagalan,, ya banyak hal, itu karna aku kurang konsentrasi, aku takut aku cemas dan aku kehilangan keberanian. Sungguh ini sangat jujur.. aku seperti bukan aku satu tahun lalu.. yang berani mengambil keputusan, berani meanggung segala resiko, kini aku takut,,sungguh takut,, aku tak percaya pada kemampuanku,, aku merasa sangat gagal.. lalu apa yang akan aku perbuat?

Sepertinya aku harus kembali menyusun puing-puing rasa percaya diri itu. Aku susun kembali.. aku menyusun segala kemampuan yang aku punya,, aku harus menyiapkan peralatan tempur selengkap mungkin.. aku harus berani maju, aku harus berani mengambil keputusan apapun resikonya aku tidak boleh mundur dan takut lagi. Jika sedang seperti ini motivator terbaik adalah diri kita sendiri. Berapa puluh buku motivasi yang pernah dibaca? Jika kita tidak mampu memotivasi diri kita sendiri percuma saja.


Jadilah motivator yang baik untuk diri kita sendiri.. ya itu yang dibutuhkan saat ini selain dukungan dari keluarga dan sahabat tentunya.

Senin, 24 Maret 2014

Daftar Keinginan

Apakah kamu sedang ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan? Sepertinya aku sedang begitu jenuh dengan aktifitas akhir-ahir ini. Hahaha dan tetiba ingin melakukan sesuatu yang membebaskan, tanpa beban.

Sedang ingin menikmati pergantian jam hanya dengan duduk di taman, sambil sesekali mengintip para remaja yang sedang berpacaran. Atau melihat seorang ibu yang tengah asyik mengasuh anaknya. Ibu yang terlihat kesal ketika anaknya banyak bertanya.

Saat ini aku sedang ingin menikmati hari hanya dengan menonton teater, atau menonton film. Ah pokoknya menonton semacam pagelaran seni. Menonton pagelaran musik jazz bersama gebetan haha eh yang ini lupakan ya,

Menulis di pojokan caffe
Berurusan dengan rutinitas rapat, ngajar, ngerjain proposal itu ternyata meningkatkan rasa bosan 50X lipat. Haha dan saat ini aku hanya sedang ingin menulis di pojokan caffe sambil menikmati coklat panas. Dan sesekali mengintip gebetan yang tengah duduk asyik menikmati bukunya (point ini juga lupakan)

Berjalan-jalan sore sambil bersepeda dan menikmati senja
Hahaha, kalo bisa bersepedanya ditepi pantai. Sedang jatuh cinta sekali sama  deburan ombak dan buihnya.

Kemping ditengah-tengah perkebunan bunga edelwis
Pertama dan terakhir kali liat Edelwish itu tahun 2008, wow lama sekali..

Bercengkrama bersama penulis sambil membicarakan project buku
Gak pernah terbayang rasanya itu bagaimana.

Berjalan-jalan sore sambil menikmati satu cup es krim Vanila
Kamu pernah gak kayak gitu?


Kamis, 20 Maret 2014

Jika aku menjadi Inggit Ganarsih

Aku sangat mengagumi sosok istri kedua Presiden pertama RI. Ibu negara pertama tanpa mahkota gelar yang sepantasnya disematkan padanya. Inggit adalah sosok sahabat, ibu dan kekasih bagi Sukarno.

Aku tidak habis pikir apa yang ada dibenak perempuan itu, ketika dia sudah mendengar desas-desus suaminya mendekati wanita lain dan wanita itu sempat tinggal dengan mereka. Inggit masih tetap setia menemani Sukarno setidaknya hingga Sukarno terbebas dari pembuangan.

Tapi sebagai seorang wanita, inggit telah mengambil haknya untuk mengatakan tidak pada suaminya Soekarno saat Sukarno ingin mempolygaminya.

Meski Aku mengawininya, tapi Inggitlah wanita utama, istri utama.” Banyak Sekali sanjungan yang dibuat untuk perempuan yang mau patuh dan diam pada kemauan lelaki. Buatku sanjungan itu adalah muslihat. Biarlah aku tetap menjadi wanita utama atau istri utama karena aku telah mengatakan hakku atas kata “Tidak”. Kalau Kusno berani mengatakan tidak pada kolonialisme, mengapa aku mesti tidak berani mengatakan tidak pada hal yang sama padanya ketika ia ingin menjadikan perempaun sebagai koloni lelaki? Seperti tanah air yang dibelanya, aku bukanlah koloni. Sebagai Istri tugasku sudah selesai. Mendampingi Kusno untuk tabah dan selalu setia berkata “tidak” pada kolonialisme. Sebagai perempuan aku sudah menunaikan kewajibanku, mengatakan “tidak” pada seorang lelaki bernama Kusno. Dan demi kata itu, baik aku memilih kembali ke Bandung. Membawa kembali peti tua ini dan semua harga diriku... Tapi satu hal yang ingin aku katakan padamu tentang Kusno, aku tetap menyayanginya....

Itulah Inggit, demi kata “tidak” dia memilih kembali ke Bandung dibandingkan tinggal di Istana. Dia memilih bergelar seorang Janda, dibandingkan Ibu negara.  Demi kata “tidak” pada keinginan lelaki, perempuan sunda ini kembali meracik dan menjaul jamu di Bandung.
Kata “tidak” begitu mahalnya memang. Mungkin dibenak sebagian orang, kenapa Inggit memilih pergi, padahal sudahlah dia tetap bersama Soekarno, menjadi Ibu negara. Tapi Inggit adalah perempuan yang mendambakan kemerdekaan, dengan kata itu dia kembali ke Bandung dengan seluruh harga diri dan marwahnya sebagai perempuan.

Setelah kejadian itu, apakah Inggit membenci Sukarno? Lelaki yang didampinginya, diperjuangkannya. Inggit rela berjalan kaki berkilo-kilometer untuk mengunjungi Sukarno saat di penjara di Sukamiskin. Inggit rela tidak makan agar bisa menyelundupkan buku untuk Sukarno, kemudian setelah semua cobaan itu terlewati Sukarno mengatakan ingin menikah lagi dengan alasan keturunan. Inggit adalah manusia sederhana yang menjunjung bahwa cinta itu memaafkan. Inggit tetap mendoakan dan menyayangi Sukarno.

Perempuan, mahluk yang sering tidak diberi kuasa pada kata “tidak”. Perempuan seolah-olah enjadi kontrol dari kaum lelaki.  Tapi demi martabatnya sebagai perempuan , inggit merebut kembali apa yang menjadi haknya ketika lelaki sudah meminta sesuatu yang tidak bisa dikompromikan.

Kita sebagai perempuan berhak mengatakan “Tidak” pada mereka yang disebut lelaki. Lelaki bukan kontrol kuasa pada bahasa.


Perempuan punya martabat  dan harga diri. Jika aku menjadi Inggit, aku akan mengatakan “Tidak”. Biarlah kembali pada kesunyian asal tidak menjadi koloni seorang lelaki.

Jumat, 14 Maret 2014

Jika Aku (bukan) menjadi aku



Apakah pernah terpikir dibenak kalian menjadi seseorang yang bukan kalian saat ini. Kemudian terlahir di belahan benua lainnya. Hidup dan berkembang dilingkungan yang berbeda bukan dilingkungan yang saat ini kalian tinggali.

Pernah tidak terpikir jika kita masuk Universitas lain yang kita idamkan selama ini. Apakah kita akan menjadi kita yang sekarang. Mungkin kita sama  menjadi aktivis, atau malah menjadi mahasiswa kupu-kupu karena ngurusin kuliah aja bikin jenuh.

Jika aku (bukan)menjadi aku apakah aku jadi seperti ini. Aku mengenal kalian (Dewi, Imam< Dian) yang sebenarnya pertemuan kita tidak terncana di sebuah kota yang bikin rindu. Kemudian saling berinteraksi, tetap saling berkomunikasi dan saat ini berada jauh puluhan kilometer bahkan terpisahkan oleh lautan yang terbentang.

Aku selalu berandai “jika aku kuliah di fakultas dan universitas yang aku idamkan itu, mungkin aku tidak menjadi aku yang sosial, tapi aku adalah anak sains yang menghabiskan waktu di ruang laboratorium”.

Jika aku bukan menjadi aku, mungkin sederhananya aku tidak akan mengenal Tan Malaka dan pramoedya Ananta Toer. Jika aku bukan menjadi aku yang sekarang, apakah aku akan menjadi lebih baik atau lebih buruk? Tapi bukankah tuhan telah menciptakan sebaik-baiknya manusia? Aku yang sekarang adalah hasil usahaku yang terdahulu. Aku hari esok tergantung apa yang aku jalani hari ini.

Dan ternyata aku hanya ingin menjadi aku. Menjadi diri sendiri itu tanpa beban, menjadi diri sendiri itu selalu bersyukur. Semoga aku tetap menjadi aku yang berusaha sebaik-baiknya untuk melewati hari ini dan seterusnya.

My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...