Jumat, 14 Maret 2014

Jika Aku (bukan) menjadi aku



Apakah pernah terpikir dibenak kalian menjadi seseorang yang bukan kalian saat ini. Kemudian terlahir di belahan benua lainnya. Hidup dan berkembang dilingkungan yang berbeda bukan dilingkungan yang saat ini kalian tinggali.

Pernah tidak terpikir jika kita masuk Universitas lain yang kita idamkan selama ini. Apakah kita akan menjadi kita yang sekarang. Mungkin kita sama  menjadi aktivis, atau malah menjadi mahasiswa kupu-kupu karena ngurusin kuliah aja bikin jenuh.

Jika aku (bukan)menjadi aku apakah aku jadi seperti ini. Aku mengenal kalian (Dewi, Imam< Dian) yang sebenarnya pertemuan kita tidak terncana di sebuah kota yang bikin rindu. Kemudian saling berinteraksi, tetap saling berkomunikasi dan saat ini berada jauh puluhan kilometer bahkan terpisahkan oleh lautan yang terbentang.

Aku selalu berandai “jika aku kuliah di fakultas dan universitas yang aku idamkan itu, mungkin aku tidak menjadi aku yang sosial, tapi aku adalah anak sains yang menghabiskan waktu di ruang laboratorium”.

Jika aku bukan menjadi aku, mungkin sederhananya aku tidak akan mengenal Tan Malaka dan pramoedya Ananta Toer. Jika aku bukan menjadi aku yang sekarang, apakah aku akan menjadi lebih baik atau lebih buruk? Tapi bukankah tuhan telah menciptakan sebaik-baiknya manusia? Aku yang sekarang adalah hasil usahaku yang terdahulu. Aku hari esok tergantung apa yang aku jalani hari ini.

Dan ternyata aku hanya ingin menjadi aku. Menjadi diri sendiri itu tanpa beban, menjadi diri sendiri itu selalu bersyukur. Semoga aku tetap menjadi aku yang berusaha sebaik-baiknya untuk melewati hari ini dan seterusnya.

Jika Aku Menjadi : Ibu




Ini tulisan pertamaku. Maaf ya buat kalian semua  Imam, Dewi dan Dian. Aku yang mengajak tantangan ini tapi aku sendiri yang terlambat menulis karena alasan yang sebenarnya bukan alasan.

Yang ada dipikiranku ketika deal tema yang akan kita usung pada tentangan #7day7post kali ini adalah jika aku menjadi seorang ibu, entahlah naluri seorang perempuan atau siap menjadi ibu (eh ini abaikan hahaha)

Jika aku menjadi ibu, maka aku punya seseorang yang harus aku lindungi. Jika aku menjadi ibu tentu saja aku ingi menjadi ibu yang masih keren seperti sekarang. Didalam diriku sudah berjanji jika kelak jadi ibu, harus dari tangankulah pertama kali anakku bisa membaca al-qur’an dan harus dari akulah pertama kali anakku bisa membaca.
Masih segar diingatanku ketika menggali informasi tentang konsep pendidikan yang diusung oleh Dewi Sartika. Menurutnya wanita adalah ibu bangsa, ditangannyalah anak-anak yang kelak akan menjadi pemimpin ini dididik dan dibesarkan. Ibu harus pintar, harus berpendidikan agar bisa mendidik anak-anaknya dengan baik.

Kadang ada pertanyaan “kenapa kamu sekolah dipendidikan, memang ingin menjadi guru?” dan jawaban yang tidak bisa dielakan oleh penanya adalah “iya, menjadi guru buat anak-anakku” biasanya si penanya hanya diam. Entah salah atau bagaimana, tapi bukankah itu benar, seorang ibu adalah guru untuk anak-naknya. Apakah kalian sepakat dengan pernyataan ini?

Eh, kalo aku menjadi ibu aku akan tetap aktif membawa anakku wara-wiri agar dia mengenal dunia luar. Dia harus bisa bersosialisasi dengan baik. Ah entahlah tidak terbayang bagaimana rasanya menjadi ibu. Yang pasti aku ingin menjadi ibu yang sangat keren... kalo kamu ingin jadi ibu yang bagaimana?

Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...