Juli
Saat ini lebih banyak mendengar berita duka, sampai rasanya kepalaku penuh. Bulan ini perasaanku naik turun. Aku merasa khawatir, takut, cemas tak jarang diam-diam aku menangis. Entahlah akhir-akhir ini emang aku sering merasa cengeng.
Banyak ketakutan yang datang, banyak rasa rindu yang terpendam dan aku sadar ternyata aku juga tidak bisa memaksakan apa yang aku rasakan. Sekali lagi aku harus mulai berdamai dengan keadaan, menerima hal yang tidak sesuai dengan keinginanku, yups setelah melewati proses denial akhirnya aku memasuki fase sebuah penerimaan. Dan menuju proses ini memang tidak mudah, menerima hal yang tidak kita harapkan pasti ada perasaan kecewa, marah, kesal dan sedih. Namun itulah emosi, emosi yang tidak diinginkan tapi ada dan harus diterima.
Bulan ini, aku kembali full wfh, bagi sebagian orang mungkin terlihat enak yah, kerja dirumah dan digaji, tapi yah bagiku si extrovert ini adalah perjuangan yang cukup sulit. Karena energiku didapatkan dengan bertemu banyak orang, kebayangkan gimana aku menjalani hari-hariku sekarang, yah energiku mulai terkuras. Tapi ini harus aku terima, harus survive.
Tahun lalu aku berharap tahun ini aku bisa hidup normal, hari yang normal, weekend yang normal, tapi yah Tuhan selalu punya rencana untuk mendekatkan umatnya kepadanya. Aku menyadari setelah memasuki masa pandemi ini aku lebih sering mendekatkan diri, mencari perlindungan kepada Tuhan. Jika dulu waktuku aku habiskan dengan bekerja, dan tengah malam baru tidur lalu solat subuh yang kesiangan, semenjak pandemi aku mulai kebiasaan baru. Terima kasih, terkadang manusia harus melewati masa sulit terlebih dahulu agar bisa kembali kepada Tuhannya.
Aku juga belajar berserah diri, menahan diri, menahan ego, dan lebih sering memeluk diri sendiri. Aku juga sedang beajar merasa cukup dengan apa yang sudah Tuhan kasih. Cukup, kata yang sering mamah pesankan kepadaku. Karena jika kita tidak merasa cukup, kadang kita tidak bersyukur dangan apa yang kita punya, dan pasti menginginkan lebih dan lebih.
Aku percaya setiap hari adalah proses yang panjang, proses menerima dan berdamai sama keadaan, proses untuk mindfullnes agar pikirannya ga negatif atau penuh dengan banyak prasangka hehe. Untuk menjadi lebih baik memang perlu melewati banyak hal. Tahun ini aku juga bersyukur karena ujiannya tidak seberat tahun kemarin, karena keluargaku masih baik-baik saja hingga saat ini. Yups ga ada hal yang lebih di syukuri selain orang yang kita sayangi tetap baik, bahagia dan sehat-sehat. Ingat ai chintia, hidup itu adalah gagal, jatuh, lelah, tapi kamu harus bangkit, berdiri lagi, berjeda sebentar lalu kembali berjalan dan berlari, berbahagialah selalu..