Terlahir menjadi seorang wanita memang
buka pilihan. Menjadi wanita adalah takdir. Menjadi wanita adalah yang tiada tara. Saya bangga menjadi wanita.
Wanita adalah mahluk tuhan yang teristimewa. Tulisan ini bukan bermaksud
menyudutkan kaum pria, hanya saja menulis tentang sosok wanita mempunyai daya
tarik tersendiri.
Menjadi seorang wanita tidak hanya
membidangi satu pekerjaan. Ya ketika wanita itu menjadi seorang ibu, dia harus
menjadi seorang perawat bagi keluarganya, menjadi guru untuk anak-naknya, juru
masak, bersih-bersih rumah, walaupun wanita itu berkarir tetap saja pekerjaan
diatas adalah pekerjaan secara naluriah yang harus dikuasai wanita.
Ketika anak atau suami yang sakit
sebelum pergi ke dokter ibulah yang merawatnya. Bahkan jika dirawat ibu lebih
telaten di bandingkan perawat Rumah Sakit itu yang pernah saya rasakan.
Bagi saya seorang wanita itu harus
berpendidkan, karena dari wanitalah seorang anak pertama kali belajar. Dulu
ketika kecil saya belajar menghitung dari mama, belajar ngaji mama yang
mengajarkan. Ketika hampir besa mama pula yang mengajarkan saya bagaimana
memasak, mencuci baju, membersihkan
rumah bahkan ketika menstruasi pertamapun hanya kepada ibu saya berani bilang
karena ada rasa malu jika bilang kepada ayah.
Wanita harus mandiri, alasannya saya
melihat contoh dari ibu angkat saya. Ketika suaminya meninggal dunia padahal
anaknya masih kecil ya otomatis dia harus berdiri dikaki sendiri menopang
kehidupan. Ibu saya mengesampingkan rasa gengsinya dengan berjualan es keliling
di SD, kemudian usahanya berkembang menjadi warung kecil lalu saat ini membuka
kantin di SMK.
Jika dirumah itu perempuan semua, memaksa
kita untuk mengganti lampu, mengecat dinding rumah bahkan karena saya tinggal
sendiri kadang saya mendobrak pintu kosnt saat bermasalah.
Ya , jika ada yang bilang perempuan itu matre?
Saya rasa itu hal wajar, setiap perempuan menginginkan pasanganntya orang yang
sudah mapan. Bukankah hal tersebut positif? Itu akan mendorong laki-laki untuk
bekerja lebih keras dan tidak bermalasa-malasan. Toh perempuan adalah akuntan
yang handal. Belajar dari mama saya, beliau selalu bilang jika ditangan
perempuan itu ada uang 50.000 itu cukup menghidupi keluarga seperti jajan anak,
membuat dapur tetap mengepul, dan yang lainnya. Berbeda jika uang itu ditangan
laki-laki biasanya uang tersebut hanya mencukupi diri sendiri saja.
Tapi dalam prinsip saya seoranng
perempuan yang belum berstatus istri tidak punya hak untuk meminta pada
laki-laki. Ya hal itu selalu ditekankan oleh ayah saya. Kenapa harus meminta
kepada orang lain, jika butuh apapun lebih baik minta kepada orang tua sendiri.
Karena biasanya laki-laki memberi itu tidak gratis mungkin saja dia butuh
imbalan dalam bentuk lain. Harga diri tidak bisa digantikan dengan barang atau
uang.
Perempuan bisa menjadi penghebat laki-laki atau
penghancur laki-laki. Belajar dari tokoh-tokoh, seperti Nabi Muhammad betapa
hebatnya beliau karena dibalik itu semua beliau memilik seorang istri yang
hebat yaitu Siti Khodijah. Coba kita lihat betapa terpuruknya nabi ketika
ditinggal istrinya.
Bung Karno Sang Proklamator kita
beliau memiliki seorang istri yang hebat. Saya sangat mengagumi Inggit
Ganarsih. Istri kedua Soekarno tersebut sangat setia. Bahkan hingga mereka
berceraipun Inggit tidak menikah lagi. Inggit tetap mendoakan Soekarno. Bagi
Soekarno Inggit adalah ibu, kawan dan kekasih. Ketika Soekarno di penjara
Inggit yang mencari nafkah, dia rela berjalan kaki hanya untuk menjenguk
suaminya, dia rela berpuasa agarperutnya
terlihat kecil sehingga bisa menyelundupkan buku-buku untuk Soekarno.
Lalu kita tengok kasus-kasus yang
menjerat para koruptor. Dalam beberapa kasus
banyak wanita terjerat didalamnya. Sang Jendral misalnya, setelah
ditelusuri dia memiliki banyak wanita, begitupun Fathanah. Dan menurut analisa
saya bisa saja para koruptor lainpun korupsi karena istrinya yang menuntut
lebih kepada suaminya. Padahal gaji suami ya hanya segitu, jika istri tidak
puas dengan apa yang diberi suami tersebut mencari sampingan lain. Setan selalu membuka peluang untuk manusia
agar berbuat salah.
Saya kadang suka bertanya bagaimana jika laki-laki itu mendapatkan tamu istimewa setiap bulannya. Saat
menstruasi perempuan didera rasa sakit karena terjadi peluruhan pada dinding
rahim. Selain itu aktivitas harus tetap dijalani, belum lagi jika darah yang
keluar banyak sehingga harus mengganti pembalut
sehari sampai 4 kali misalnya. Terlihat ribet bukan oleh laki-laki tapi
perempuan bisa mengatasinya, dia tetap kuliah, masuk kantor sama seperti laki-laki.
Pertanyaan mengeglitik menghinggapi
pikiran saya, bagaimana ya jika laki-laki itu menggunakan pembalut? Entah tak
terbayangkan, o ya para pria sendiri apakah pernah membayangkannya? Saya pernah
membaca twitt seorang penulis yaitu Agus Noor, beliau pernah menggunakan
pembalut karena alasan tertentu namun karena ketidak tahuannya dia salah
menggunakannya. Dia menggunakan pembalut dengan cara terbalik. Bagian
perekatnya dia simpan dibagian atas, tentu saja itu merepotkan saat hendak
melepas pembalut tersebut.
Jika harus ditulis yang lainnya wah
kebanyakan.
Yang terakhir dan perlu diingat bahwa lewat wanitalah kita
dilahirkan kedunia ini J.