Senin, 30 Juli 2018

Bagaimana jika masa lalu datang menghampirimu kembali?




Tembok pertahanan yang sudah aku bangun dengan jerih payah seketika runtuh dengan tiba-tiba saat kamu hadir kembali.

Tangis yang sudah berubah jadi senyuman kini berubah lagi, ternyata pertahanan yang aku bangun bertahun-tahun itu kembali roboh.

Saat ini aku mengikuti kemana air akan mengalir, aku mengikuti apakah hati ini benar-benar berlabuh atau hanya singgah seperti sebelumnya.

Aku kira ini sederhana dan tidak rumit, aku hanya tidak mau ada masa lalu yang tertinggal dan tidak terselesaikan, aku mau semuanya berakhir dengan baik agar aku bisa melangkah tanpa beban.

Pertemuan pertama itu, aku mendengar semua pengakuan kesalahanmu, aku menerima semua maafmu, yah bagiku semua sudah usai, sudah terjadi sangat lama, aku tak mau ada dendam, aku hanya mau semua tuntas.

Lalu, kamu kembali hadir menghias layar ponselku, menyapaku tiap hari, dan entah kenapa hatiku kembali bergetar, aku hanya berkata tidak aku sudah memiliki tembok pertahanan lebih kuat, aku tidak mau kecewa seperti sebelumnya.

Aku kembali seperti dulu, menjadi pendengar setia keluh kesahmu, berusaha sebaik mungkin mengerti kamu, memberikan semangat ketika kamu menyerah, berusaha untuk melibatkan diri dalam keputusan yang kamu akan ambil, sederhana aku hanya tidak bisa melihat kamu sendirian.


Lalu tadi malam, aku berpikir ulang atas apa yang aku lakukan, semuanya masih sama seperti dua tahun lalu, kamu hanya memikirkan apa yang kamu harapkan, apa yang kamu mau, dan tetap sama kamu lupa ada aku. Dan aku tiba-tiba sadar bahwa kamu lupa tentang apa yang aku mau, apa yang aku harapkan, dan bagaimana soal aku. Bukankah dari dulu selalu sama bukan? Kamu lupa soal aku, kamu hanya ingat tentang apa yang kamu inginkan. Pesanku sederhana
“Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segalanya”


Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...