Jumat, 19 Agustus 2016

Surat Untuk Mantan




Dear Mantan

Sory, kamu adalah orang pertama yang menjadi proyek menulis surat ini. Haha mungkin karena saya akan menulis terakhir tentang kamu. Dan ini adalah surat terakhir saya untuk kamu. Semoga kamu membacanya, setelah email-email terakhir saya sebelum kita putus 5 bulan yang lalu.

Kenapa saya menulis surat ini? Saya ingin berbicara baik-baik sebenarnya tapi sayangnya kamu menghindar bertemu saya. Hmm kamu tidak cukup gantle kan untuk menemui saya, dan saya juga bukan perempuan 5 bulan yang lalu yang mengemis-ngemis lagi untuk mengobrol dan berbicara denganmu untuk meminta penjelasan.

Kita sudah tidak bertanya kabar lagi, bahkan mungkin walaupun bertemu kita tak akan bertegur sapa, tapi yak itulah hidup, kemarin bisa sangat dekat saat ini bisa menjauh.
Saya pikir ketika kamu meninggalkan saya, saya akan bersedih yang lama, lalu meratapi semuanya dan saya masih berpikir bagaimana saya membiasakan diri tanpa kamu,  ternyata itu klise, saya masih baik-baik saja sampai saat ini. Bahkan kalau saya mengingat bagaimana saya patah hati kemarin, saya merasa geli dan tertawa sendiri, untungnya kebodohan itu tidak lama hinggap didalam otak saya.

Kita sangat berbeda yah sangat beda. Lalu kamu datang pada hidup saya dan meyakinkan saya, perbedaan dunia kita bukan hal yang menjadi halangan agar kita bisa bersama. Selama kita bersama saya tidak mengerti duniamu, saya hanya berusaha memberi ruang agar kamu berada dalam duniamu. Saya mencoba untuk memahami segala apapun sibukmu, dan saya bukan seperti perempuan lain yang selalu minta dijemput, yang selalu minta diperhatikan dan marah jika kamu tidak mengabari. Bagi saya duniamu bukan hanya saya, begitu juga dengan dunia saya. Tapi sayangnya bagimu itu kurang. Katanya kamu lebih menginginkan perempuan yang punya hoby yang sama denganmu. Padahal dulu saya sering bertanya berkali-kali, apakah kamu tidak ingin memiliki seorang pasangan yang memiliki hoby yang sama? Jawabannya katanya tidak usah, cukup saya saja. Haha lucu yah kamu bisa berubah gitu hanya dalam hitungan minggu. Cinta itu memang bisa berubah yah, makanya jangan terlalu banyak berjanji daripada dosa gak bisa nepatinnya.

Terima kasih karena sudah pernah memberi saya pelajaran berarti, dan menciptakan dongeng yang indah dalam hidup saya. Hadirnya kamu juga membuat saya memiliki hati yanng dewasa, bukankah untuk mendapatkan hati dewasa itu perlu merasakan sedikit hati yang hancur. Saat ini semoga saya lebih memiliki hati yang kuat lagi. Jika kamu tidak yakin pada seseorang jangan hancurkan hatinya dengan janji-janji manis lagi yak, harus berapa hati yang akan kamu hancurkan demi egomu semata.

Saya juga minta maaf, karena mungkin pernah menyakiti kamu dengan tidak sengaja, pernah minta banyak hal sama kamu, pernah sangat egois dan banyak kekurangan saya. Yah saya sadar saya jauh dari perempuan impian kamu. Saya bukan perempuan yang ada dalam cerita yang kamu buat.

Gimana kabar kamu dengan pacar barumu? Semoga lebih bahagia yah, jadi kamu mutusin saya itu tidak sia-sia, setidaknya kamu mendapatkan perempuan yang lebih bisa menyabari kamu dari pada saya. Lebih bisa memahami kamu dari pada saya, lebih bisa membuatmu tertawa daripada saya. Sudah lebih bahagia kah sekarang?

Sudah kamu jangan memikirkan saya, eh pasti gak akan sih yah, sayanya saja yang ke geeran haha. Saya tidak akan mendeskripsikan banyak hal soal kehidupan saya setelah kamu pergi, bukankah itu tidak terlalu penting buat kamu?

Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...