Dear Mantan
Kenapa saya menulis surat
ini? Saya ingin berbicara baik-baik sebenarnya tapi sayangnya kamu menghindar
bertemu saya. Hmm kamu tidak cukup gantle kan untuk menemui saya, dan saya juga
bukan perempuan 5 bulan yang lalu yang mengemis-ngemis lagi untuk mengobrol dan
berbicara denganmu untuk meminta penjelasan.
Kita sudah tidak bertanya
kabar lagi, bahkan mungkin walaupun bertemu kita tak akan bertegur sapa, tapi
yak itulah hidup, kemarin bisa sangat dekat saat ini bisa menjauh.
Saya pikir ketika kamu
meninggalkan saya, saya akan bersedih yang lama, lalu meratapi semuanya dan
saya masih berpikir bagaimana saya membiasakan diri tanpa kamu, ternyata itu klise, saya masih baik-baik saja
sampai saat ini. Bahkan kalau saya mengingat bagaimana saya patah hati kemarin,
saya merasa geli dan tertawa sendiri, untungnya kebodohan itu tidak lama
hinggap didalam otak saya.
Kita sangat berbeda yah
sangat beda. Lalu kamu datang pada hidup saya dan meyakinkan saya, perbedaan dunia
kita bukan hal yang menjadi halangan agar kita bisa bersama. Selama kita
bersama saya tidak mengerti duniamu, saya hanya berusaha memberi ruang agar
kamu berada dalam duniamu. Saya mencoba untuk memahami segala apapun sibukmu,
dan saya bukan seperti perempuan lain yang selalu minta dijemput, yang selalu
minta diperhatikan dan marah jika kamu tidak mengabari. Bagi saya duniamu bukan
hanya saya, begitu juga dengan dunia saya. Tapi sayangnya bagimu itu kurang.
Katanya kamu lebih menginginkan perempuan yang punya hoby yang sama denganmu.
Padahal dulu saya sering bertanya berkali-kali, apakah kamu tidak ingin
memiliki seorang pasangan yang memiliki hoby yang sama? Jawabannya katanya
tidak usah, cukup saya saja. Haha lucu yah kamu bisa berubah gitu hanya dalam
hitungan minggu. Cinta itu memang bisa berubah yah, makanya jangan terlalu
banyak berjanji daripada dosa gak bisa nepatinnya.
Terima kasih karena sudah
pernah memberi saya pelajaran berarti, dan menciptakan dongeng yang indah dalam
hidup saya. Hadirnya kamu juga membuat saya memiliki hati yanng dewasa,
bukankah untuk mendapatkan hati dewasa itu perlu merasakan sedikit hati yang
hancur. Saat ini semoga saya lebih memiliki hati yang kuat lagi. Jika kamu
tidak yakin pada seseorang jangan hancurkan hatinya dengan janji-janji manis
lagi yak, harus berapa hati yang akan kamu hancurkan demi egomu semata.
Saya juga minta maaf, karena
mungkin pernah menyakiti kamu dengan tidak sengaja, pernah minta banyak hal
sama kamu, pernah sangat egois dan banyak kekurangan saya. Yah saya sadar saya
jauh dari perempuan impian kamu. Saya bukan perempuan yang ada dalam cerita
yang kamu buat.
Gimana kabar kamu dengan
pacar barumu? Semoga lebih bahagia yah, jadi kamu mutusin saya itu tidak
sia-sia, setidaknya kamu mendapatkan perempuan yang lebih bisa menyabari kamu
dari pada saya. Lebih bisa memahami kamu dari pada saya, lebih bisa membuatmu
tertawa daripada saya. Sudah lebih bahagia kah sekarang?
Sudah kamu jangan memikirkan
saya, eh pasti gak akan sih yah, sayanya saja yang ke geeran haha. Saya tidak
akan mendeskripsikan banyak hal soal kehidupan saya setelah kamu pergi,
bukankah itu tidak terlalu penting buat kamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi