Kamis, 11 September 2014

“Jika Esok Tidak Pernah Ada”

“Jika Esok Tidak Pernah Ada”

Aku pernah nulis Tweet seperti itu jadi kepikiran. Berbicara esok itu  berbicara waktu. Ya Sesuatu yang sangat misterius, dan terus berjalan maju. Waktu itu tidak pernah mundur. Kadang kita menyepelekan waktu, kita kadang berpikir nanti sajalah besok, tunggu 10 menit lagi, 5 menit lagi lah. Aku sendiri masih seperti itu, bahkan melakukan hal-hal kecil seperti mandi, atau makan. Bahkan ya untuk solat misalnya, jika dipikir kembali mungkinkah 5 menit kemudian kita masih ada? Kita tak pernah tahu karena waktu itu sungguh rahasia.

Aku pernah mengalami beberapa hal yang tak terduga. Saat mengalami kecelakaan di Dago misalnya, beberapa menit yang lalu aku bersama kedua temanku masih asyik makan jagung bakar sambil tertawa dan mengobrol bahkan merencanakan untuk pergi ke Lembang, kemudian ketika akan menuju pulang kami mengalami kecelakaan, kedua temanku tidak sadarkan diri. Tentu saja syok walaupun sampai saat ini aku masih bisa bernafas tapi seandainya malam itu adalah malam terakhir bagi kami, dan esok tidak akan pernah ada.

Waktu yang berlalu kadang dijadikan suatu penyesalan, aku pernah sangat menyesal ketika nenekku meninggal, karena saat itu aku sedang tidak di rumah, kenapa saat itu aku tidak pulang saja ke rumah mungkin ku akan sempat bertemu nenek dan aku akan terus berada disampingnya, dan banyak kemungkinan yang lainnya.

Ada yang bilang untuk sekedar mengucapkan kata “I LOVE YOU” saja perlu waktu yang tepat, entah kapan waktu yang tepat itu, akan datang atau tidak. Kata itu tidak menghabiskan waktu bermenit-menit, atau pada akhirnya kita akan menyesal karena kata itu tidak pernah terucap sepanjang hidup kita. Dan jujur aku pernah menglaminya bahkan sampai sekarang karena apa hanya karena gengsi, karena prinsip atau apalah. Yang jika dipikirkan lagi sepertinya gengsi itu tidak akan membuat kita jadi berhenti hidup.

So mulai saat ini aku berjanji, akan mencoba untuk jujur pada perasaan sendiri toh rasa cinta itu anugerah.
Banyak sekali kata-kata yang kadang ingin kita ucapkan kepada seseorang, seperti kata maaf, kata sayang atau sekedar ajakan makan siang . Dan alasannya menunggu waktu yang tepat dan menunggu keberanian. Jika Tuhan kasih kamu waktu hanya sampai detik ini atau orang yang akan kamu ucapkan itu tidak diberi waktu hingga esok, esoknya lagi atau lusa bagaimana?

Untuk berbuat hal-hal kecil kadang kita beranggapan, sudahlah besok lagi saja, kayak gak pernah ada besok aja. Kita lupa, kalo esok itu memang rahasia tuhan. Kita kadang lupa jika esok itu memang mungkin tak akan ada buat kita. Sehingga ya hari ini kita diberi waktu untuk memanfaatkannya dengan baik. Jika kebaikan itu bisa dilakukan hari ini, kenapa jharus menunggu besok. Jika perasaan sayang itu bisa diucapkan hari ini kenapa harus menunggu besok.

Dan ya banyak lagi sepertinya kata-kata yang ingin kita ucapkan kepada orang tua misalnya. Hanya Cuma untuk bilang “aku sayang mama sama papa” tapi kita menunggu nanti, menunggu sukses atau sudah beranak atau saat mereka sudah tua. Jika mereka diberi waktu hingga samapi saat itu kita masih punya kesempatan, jika tidak? Kemudian kita hanya akan menangis di pusaranya menyesalinya coba dulu aku melakukan itu mungkin tidak menyesal, yups kata-kata itu mungkin yang akan keluar.


Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...