Selasa, 26 Februari 2013

Menjadi Pemain Cadangan



Senja di kelas itu sesuatu banget apalagi bisa betah. Saya tiba-tiba merasa bingung dan masih saja asing dengan suasana kelas dan kuliah. Ok ini semester 6 jadi hampir tiga tahun saya menggeluti ini semua. Bertemu dosen yang hampir sama, teman kelas yang sama, ruang kelas yang sama walau kadang berpindah.

Tapi sore ini seperti berbeda, saya masih belum mengerti tentang mata kuliah yang sama yaitu akuntansi. Sama disini maksudnya berbau akuntansi. Ketika saya mengikuti tiap jam kuliah dari mulai pagi dan berakhir hingga sore sensasi yang saya rasakan sama yaitu hambar.

Semangat diawal tentu saja, tapi ketika duduk dikelas hilang semuanya. Kuliah jadi tidak sesuai bayangan saya.

Ternyata benar ungkapan teman saya bahwa saya hanya jadi pemain cadangan di klub besar dan selamanya mungkin akan menjadi pemain cadangan. Entah apa pernah terpikirkan didalam diri saya untuk menjadi pemain inti? Justru yang saya rasakan saya malah ingin menjadi pemain inti diklub lain.

Lagi-lagi ini tentang pasion. Masalah yang saya hadapi saat ini adalah saya tidak punya pasion di akuntansi. Terlambat merasakan bahwa ini bukan bidang saya iya mungkin, namun ini tanggung jawab saya, jadi mau tidak mau harus saya selesaikan. Bahkan orang baru yang pertama mengenal saya biasanya menebak saya kuliah di komunikasi atau sastra. Ok saya memang menyukai dua hal itu.

Saat ini keputusan saya adalah tetap menjadi pemain cadangan hingga permainan selesai. Kemudian saya akan menengok klub lain yang menjadi impian saya. Saya akan berjuang sesuai kemampuan saya, hingga saya menjadi bintang. Toh setidaknya saya mendapatkan sesuatu di klub yang sedang saya jalani saat ini walau saya bukan pemain inti didalamnya.

My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...