Jumat, 31 Agustus 2012

Surat Untuk Mr X


Hey, hellow entah bagaimana aku menyapamu. Apa kabarmu hari ini? Ini adalah hari kesekian aku menunggumu dan surat ini adalah surat yang kesekian untukmu, entah kedua, ketiga, keempat mungkin keseratus karena aku lupa sudah keberapa aku menulis surat untukmu. Ini hari kesekian juga aku menunggumu, mungkin tepat keseratus, karena lagi-lagi aku tak menghitungnya.  Kamu apa masih seperti dahulu? Hatimu untukku? Perasaanku berkata tidak, apa lagi saat kau berkata tak ada yang kau rindukan selain Semarang dan Bandung. Yah dua kota yang sama-sama kita sukai,dan perkataanmu membuatku yakin, aku tak ada dalam kehidupanmu, dan dalam pikiranmu, itu membuatku berhenti berharap, dan aku akan berhenti menunggumu. Aku harus menjalani hidup seperti biasa, dan kehilangan harapan tentangmu.
Hey, kamu tahu kenapa aku masih suka padamu, karena kamu sekarang berbeda, tapi aku yakin kelembutanmu tetap seperti dulu saat pertama kita bertemu. Hmmm mungkin itu sudah kau lupakan, tentang tahun baru dan jembatan itu,  dan tentang  nyasar saat kau mengantarkan aku pulang, lalu kau marah padaku, aku hanya bisa diam. Ternyata, bukan hanya aku yang suka nyasar, tapi kamu juga. Tapi nyasarnya aku lebih parah dari kamu, aku pernah bawa rombongan study tour nyasar, dan bahkan aku harus muter jalan jauh banget karena aku tak tahu arah. Dikelompokku aku dikenal sebagai orang yang paling sering nyasar dan ngesasarin orang, ah aku tak yakin kamu mau mendengarkan ceritaku ini.
Kita sangat berbeda dalam segala hal memang, kamu suka musik, dan aku yakin kamu menyimpan impian pada musik, sedangkan aku? Aku suka sama buku, aku punya impian dan harapan dari buku dan menulis . Tapi itu bukan masalah yang besarkan? Namun apa masih mungkin aku memilikimu?? Tiba-tiba pikiranku pesimis tentang hal itu, dan malam ini aku memutuskan untuk berhenti berharap tentang kamu, dan tentang kedatanganmu kekota ini.
Aku tak percaya dengan kata kebetulan, karena bagiku itu tak ada, dan aku yakin jika tuhan telah berencana kita pasti akan bertemu. 

Kamis, 30 Agustus 2012

Surat Untuk Allah


Dear Allah,
Apa kabar, lucu jika aku bertanya seperti itu, karena kau pasti baik-baik saja. Karena Kau yang berkuasa atas semesta ini, atas bumi dan langit, atas kehidupan semua mahluk dan atasku, Ya allah tiba-tiba aku ingin menulis surat untuk siapapun, dan tak tahu kenapa pertama yang ingin aku lakukan adalah mengirim surat untuk-Mu.
Kau maha mengetahui segalanya, apapun walaupun aku tak mengucapkannya, Kau maha tahu isi hatiku, tapi tak ada salahnya aku mengirim surat untuk-Mu, walaupun Kau selalu mendengar setiap doa-doaku.
 aku hanya ingin menulis impian-impianku kepada-Mu, tidak apa-apakan? Dan aku harap Kau menyimpan impian-impianku, kemudian di cheker kalo sudah tercapai, semoga.
Lulus Kuliah dan Melanjutkan S2
Ini impian klasik, sangat klasik semua orang yang kuliah berharap lulus, sama sepertiku, dan aku sangat ingin meneruskan pendidikanku. Jika bertanya seberapa penting pendidikan bagiku, maka jawabannya sangat penting. Aku sangat ingin menyelesaikan S2ku di Ausy, negeri kangguru itu menarik bagiku, dan karena tidak terlalu jauh juga dari Indonesia. Pendidikan disana cukup bagus, mungkin plan B nya aku ingin meneruskannya di China, negeri tirai Bambu itu menarik perhatianku akhir-akhir ini karena kemajuannya.
Bekerja
Hidup ini realistis aku butuh uang, aku harus mempertahankan hidupku, dan aku harus bekerja. Tapi sampai sekarang aku tiba-tiba ingin bekerja di BUMN kemudian jadi konsultan Pajak, entahlah mata kuliah perpajakan sangat menarik perhatianku. Aku ingin mengumpulkan uang untuk modal usahaku, karena tak selamanya aku ingin bekerja, aku ingin pensiun saat umurku 40 tahun, aku ingin mengurus keluarga dan bisnis. Dan otomatis gajiku harus mencukupi, aku tak mau jadi perempuan yang tergantung pada suami, aku ingin mandiri dan punya penghasilan sendiri.
Mendirikan Sekolah
Sekolah? Dunia pendidikan sangat menarik bagiku, aku ingin punya sekolah non formal yang mengasah kreatifitas siswa, menjadikan mereka diri sendiri, membebaskan pikiran mereka, menjadikan tunas-tunas bangsa itu tumbuh dan menjadikan Negerinya ini maju,
Menulis
Menjadi penulis adalah impian terbesarku, aku akan terus menulis, dan aku ingin menginspirasi orang lewat tulisanku, menulis apa saja, novel, kisah-kisah inspiratif, yang penting bagiku menulis, bukankah menulis itu tak ada batasan, aku ingin dikenang orang lewat tulisan. Walaupun aku sudah meninggal nanti, tulisanku tetap hidup, seperti Pram, soekarno, Hatta, Buya Hamka, Tan Malaka, dll
Naik Haji dan Menaik hajikan Orang Tua
Ini Impian terbesarku, ketika aku bersama kedua orang tuaku naik haji bersama, mencium hajar aswad, dan bersujud di rumah-Mu. Tanah suci itu sangat aku rindukan, yah berbondong-bondong bersama jutaan umat muslim lainnya. Kebahagian ini mungkin tak akan mampu aku lukiskan
Memberikan seribu nasi bungkus tiap hari
Kebahagiaan yang tak pernah terkira itu, ketika aku mampu berbagi dengan mereka yang kurang beruntung, melihat senyum kebahagiaan mereka, bersama-sama duduk bercerita melepaskan semua beban hidup, dan melihat orang kurang beruntung itu merasa bahagia atas kehadiran kita. Ini adalah impian yang aku yakin akan Kau wujudkan, bukankah cukup sederhana ya Allah.
Menikah
Setiap orang memimpikan sebuah keluarga, aku ingin menikah muda, diusia 24, alasannya agar aku bisa mengasuh anakku membesarkannya saat aku masih muda, melihatnya tumbuh dan mendidiknya. Suami apa yang aku impikan? Sederhana yang penting dia soleh, dia solat, bisa baca al-qur’an, dan punya semangat serta prinsip, dan pekerjaannya berhubungan dengan manusia.
Itu surat yang ingin aku tulis untuk-Mu, untuk saat ini hanya segini aja dulu, karena pastinya aku akan menulis surat yang lainnya untuk-Mu.


Deden si Pengamen


Sore yang melelahkan setelah pulang kerja, huhhh sudah beberapa hai ini saya bekerja di pasar baru, yaitu salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, saya bekerja sebagai  pramuniaga, o yah jangan tanya seperti  apa rasanya? Capek sudah tentu, sabar harus namanya juga melayani orang. Huft tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan, saya ingin bercerita tentang  Deden, pengamen yang saya temui  sepulang kerja. Saat itu saya sedang menunggu buka puasa bersama teman, kemudian dia menyanyi, saya tanya namanya siapa, dia bilang Deden. Deden sudah tak sekolah, kemudian saya tawari dia untuk belajar di Rumah Mimpi, dan dia menyambut baik tawaran saya. Beberapa hari kemudian, saya ketemu lagi dengan Deden, dan dia bertanya tentang rumah mimpi tersebut, dia bilang dia tak menemui tempat dimana Rumah Mimpi sering belajar, kemudian saya ajak dia ke Jembatan Penyebrangan di Asia-Afrika. Sepanjang jalan Deden becerita tentang keluarganya.
Deden seumuran dengan adik saya, sekitar 12 tahun dia sudah tak mempunyai ibu dan ayahnya menikah lagi. Dia bilang ibu tirinya galak, bahkan bajunya pun pernah dibakar. Ayahnya tidak bekerja yang menghidupi keluarganya yaitu ibu tirinya dengan berjualan boboko (bakul). Deden diurus dari kecil oleh neneknya yang tidak bisa melihat, sekarang neneknya di rawat oleh bibinya. Tiap hari Deden mengamen, uangnya dia kumpulkan untuk menghidupi neneknya. Dengan bangga dia bercerita telah membelikan baju lebaran untuk nenek dan bibinya, sedangkan untuknya dia bilang belum. “ah abdimah wios teu meser acuk ge, anu penting mah nini sareng bibi, karunya,” katanya, yang artinya saya gak apa-apa gak beli baju baru juga yang penting nenek dan bibinya yang telah mengurus neneknya. Nenek Deden itu tidak bisa melihat, sehingga harus dirawat an bibinya yang brsedia mengurus deden, sedangkan deden bertugas mencari uang untuk menafkahi mereka.
Deden sudah tak punya gitar dan gendang, dulu dia sempat punya namun dia jual karena tak ada uang. Setiap hari deden tdur di emperan toko dan 3 hari seklai dia pulang ke majalaya, rumah neneknya. Yang penting bagi deden adalah punya uang untuk neneknya. Dia pernah sekolah Dasar sampe kelas enam, namun ketika sekolah dia sering olos, karena orang-orang disekitarnya sering berkata buat apa sekolah tos presiden sudah ada, tentara ada, polisi juga ada, dia mengikuti perkataan orang-orang tersebut. Aku sempet bilang kedia, bukankah presiden dan tentara yang sudah ada itu akan tua kemudian meninggal, jika seperti itu siapa yang akan menggantikan mereka? Dede hanya diam, dan dia bertanya lalu buat apa sekolah, bukankah pada ujungnya kita mencari uang? Ya bukannya lebih baik mencari uang dari sekarang, aku jawab saja agar kita dihargai orang, dan pinter sehingga tidak ditipu orang dari situ dia bersemangat untuk belajar, namun malu katanya. O yah deden bercerita walaupun dia sempat sekolah namun dia tidak pandai membaca, dan dia juga bisa baca al-quran namun karena sudah lama tidak membacanya jadi terbata-bata sekarang. 
Deden merasa malu untuk bergabung di Rumah Mimpi, namun aku janji akan mengantarnya dan mengenalkannya pada teman-temannya. Satu hal yang aku sesali dari deden, dia merokok, ya tuhan anak seumur itu sudah mengenal nikotin.  Cerita seperti ini bukan hanya Deden saja, tapi pasti akan ada deden-deden lainnya yang harus kita perhatikan, karena mereka adalah penerus bangsa ini. 

Selasa, 07 Agustus 2012

Sepotong Cerita Tentang Bandung

Inilah Jembatan Pasopati yang saya sukai
Ijinkan saya bercerita tentang kota ini, kota yang kata orang romantis.Pusat mode dan kreatif. Bandung, dulu saya sempat menghabiskan masa kecil di Cibaduyut, dan rumah saya dulu deket dengan stasiun TVRI, yang saya ingat Cibaduyut sering kebanjiran, o yah saya sangat ingin jalan-jalan kesana selama saya disini belum pernah saya jalan-jalan kesana padahal saya igin mengenang masa kecil saya. Dulu saya sering hanya sekedar jalan-jalan dengan mama di alun-alun kota, maen ke mall dan mencoba semua permainan disana, o yah dulu juga saya sempat maen ke kebun binatang kemudian naik kuda di jalan Ganesha.  Namun ketika beranjak remaja saya lupa pada kota ini, karena jarangnya saya singgah lagi kesini.
Saya tak sedikitpun berencana untuk melanjutkan kuliah disini, dulu malah saya ingin kuliah di Jakarta, apa lagi kedua orang tua saya disana, namun entah apa yang membawa saya hingga saya menginjakan kaki di bumi parahyangan ini. Apakah ini suatu kebetulan? Namun bukankah kebetulan itu tak pernah ada dan saya tak pernah percaya dengan kata kebetulan, karena bagi saya semuanya telah direncanakan oleh Tuhan.
Pertama kali menginjakan kaki lagi dikota ini, kesannya biasa saja, bahkan saya sempet kesal karena tak mendapatkan fasilitas untuk mendukung Ospek. O yah saya lupa, pertama kesini lagi ketika saya hendak mengikuti Ujian SMPTN, dan saya naik motor dari rumah saya, wah menyenangkan sekali, apa lagi kala itu saya tengah deket dengan seseorang yang begitu lembut dan perhatian. Kemudian sorenya saya jalan-jalan melewati jembatan Pasopati, dan sejak itu saya sangat suka sama jembatan itu, entahlah kenapa, bahkan saat tahun baru 2011 saya melewati malam pergantian tahun disana.
Dua tahun telah berlalu, banyak suka dan duka yang saya lewati dikota ini, dan pada akhirnya  saya menemukan keluarga baru disini. Saya tak merasa sendiri, saya bahagia dengan keluarga baru saya, walaupun masih tetap keluarga dirumah tak akan tergantikan. Saya menemukan banyak hal dikota ini, impian, kreatifitas dan persahabatan, jangan bertanya soal cinta.
Kuliah
Saya menyukai kuliah? Mungkin iya mungkin juga tidak, sebab saya terkadang banyak menghabiskan waktu saya untuk organisasi, untuk berteu orang, atau sekedar nongkrong depan komputer berselancar di blog orang lain. Tapi sesungguhnya saya sukakuliah, wlalupun saya tak suka akuntansi, entah kenapa, namun saya sangat suka pendidikan. Saat ini saya sedang menikmati peran sebagai mahasisiwa yang harus mengatur jadwal dan berbagi waktu antara kelas, rapat, liputan, menulis, baca buku, jalan-jalan dan terus bermimpi. Dan Bandung menjadi salah satu kota yang menjadi pusat pendidikan, bukankah ITB tempat dulu soekarno kuliah berada di Bandung? Unpad pun berada di Bandung
Kuliner
Semua orang tahu makanan di Bandung sangat enak,  dan kota ini terkenal dengan wisata makanan, makanya tak heran jika akhir pekan orang-orang dari Jakarta bergerombol dan membuat kota ini macet. Banyak kuliner yang telah saya coba dikota ini, apa lagi saya punya teman yang punya hobby yang sama yaitu makan. Kuliner dikota ini sangat variatif, bahkan aneh menurut saya. Ada seblak, makanan dari kerupuk dan diolah, saya pernah mencoba membuatnya dirumah teman di Majalengka, dan mereka merasa heran, sampai akhirnya makanan itu dibuang. Dan banyak tempat makan lain yang unik dan enak, mungkin lain kali saya akan bercerita tentang makanan yang pernah saya coba.
Romantis
Menurut saya tak heran mengapa Bandung dijuluki paris van java, karena Bandung sangat Romantis. Jika jalan-jalan dimalam hari ke daerah punclut maka akan melihat kota Bandung dari atas dengan kerlipan lampu. Sangat bagus, makanya saya suka Bukit Bintang yaitu salah satu tempat untuk menikmati Bandung dimalam hari dari atas. Selain itu jika jalan-jalan disepanjang jalan ir. H Juanda maka kita akan melihat para penjual bunga mawar berjejer. Dan Bandung punya kawah putih, menurutku kawah putih sangat romantis, bahkan saya pernahmempunyai keinginan dilamar disana. Jaln Braga pun menurut saya sangat romantis, saya sangat sering menghabiskan waktu hanya sekedar jalan-jalan sambil makan es krim disana, dan itu bisa membuat pikiran saya jernih. Saya pun ingin foto untuk prewed disana, tempatnya sangat bagus karena masih mempertahankan bangunan Belanda.
Kreatif
Jika kita jalan-jalan kedaerah dago, disana akan melihat sebuah tulisan Bandung creatif city, dan tulisan itu tida salah. Bandung dari sejak jaman Belanda sudah dirancang menjadi kota kreatif, bandung merupakan kota kreatif no 1 di Indonesia dan masuk 5 besar se Asia Tenggara. Orang-orang disini penuh dengan kretaifitas, penuh dengan komunitas dan nakmuda disini sangat kreatif, Sepatu lukis berasal dari kota ini, FO yang berjejer, musik indi yang super keren, serelah disini saya jadi suka musik Indi. Pernah saya daang ke acara helarfest, dan acara itu digelar di hutan kota dunia, menikmati suguhan musik dan pesta laser dihutan, sangat kerenkan? Sepertinya malam ini cukup sekian cerita saya, nanti saya akan cerita lebih banyak lagi tentang kota ini


*saya harus bangun pagi dan masak buat makan saur padahal masih ingin menulis 

Senin, 06 Agustus 2012

Follow your Dream

"Kita bermimpi tentang esok, dan esok tak pernah ada;
Kita bermimpi tentang kebanggaan yang tak benar-benar kita inginkan.
Kita bermimpi tentang hari baru ketika hari baru sudah tiba.
Kita lari dari peperangan ketika peperangan itu harus kita perjuangkan.

Kita mendengarkan panggilan namun tak pernah benar-benar memperhatikan,
Berharap akan masa depan ketika masa depan hanya direncanakan.
Bermimpi tentang kebijakan yang kita hindari setiap hari.
Berdoa bagi datangnya juru selamat ketika keselamatan ada di tangan kita.

Dan masih saja kita terlelap.
Dan masih saja kita terlelap.
Dan masih saja kita berdoa.
Dan masih saja kita takut...." 
adakah yang akan diceritakan malam ini?
pasti selalu ada,
yahh kehidupanku masih berjalan seperti biasa....
hari ini, bangun pagi, dan kuliah pagi.. saya tak telat, berbeda dengan hari rabu kemarin. setelah itu UTS susulan, dan mata kuliah akuntansi adalah yang paling menyebalan, sampai saat ini saya belum jatuh cinta.
lucunya ketikajawaban saya tak tepat menurut teman, mereka yang ribut, yahh saya mah fine-fine aja, habis bingung salahnya dimana? ok lahh sehabis ini masih ada mata kuliah teori akuntansi, saya bingung kuliah disini setelah ada praktek akuntansi di semester 3, knpa dikasih teorinya semester sekarang, wah dan kuliahnya gak jelas, karena dosennya sibuk nyiapin CV.
hari ini, selesai kuliah masih ada agendaa liputan...


Perempuan Senja Part I


Dia duduk diujung cafe, saat mentari tengah kembali keperaduannya, saat potongan waktu akan berubah, saat semua orang tengah sibuk pulang kerumahnya bertemu keluarga, saat para pasangaan tengah menikmati pantai sambil bermesraan seolah dunia ini milik mereka berdua. dia menggunakan rok mini dan kaos warna ijo, ditelinganya terpasang airphone, dan dia sibuk menulis dilaptopnya. Rambutnya keriting, sepertinya dia tidak mengikuti mode perempuan sekarang yang menggunakan berbagai cara agar rambutnya lurus, entah itu rebonding ataupun smooting. Kulitnya tak putih bahkan bisa dibilang hitam, hidungnya mancung dan dia memiliki mata yang indah, mata yang berbinar.
Dia begitu sibuk, setelah selesai mengetik dia menelpon kemudia mengetik lagi, setelah itu ada beberapa temannya yang datang tapi Cuma sebentar, kemudian dia sendiri lagi. Dia telah lama sepertinya duduk disana, karna gelas-gelas yang tertumpukpun telah banyak. Tak lama dia mengeluarkan rokok dari tasnya, kemudian dia mengehentikan aktivitas menulisnya, dan menghisap rokoknya. Pandangannya semu dan diam, sepertinya dia tengah menerawang, entah apa yang ada dalam pikirannya. Cara dia menimati rokok, seperti tengah melepaskan beban hidupnya, entahlah tiba-tiba aku berpikir demikan, padahal aku bukan peramal dan tak kenal pula padanya.
Kemudian dia memanggil waiters, tak lama seorang wanita berseragam biru datang, kemudian perempuan itu berkata sesuatu, entahlah apa yang dia katakan. Lalu wanita berseragam itu meninggalkannya. Dia sibuk mendengarkan lagu dari hpnya, dan aku liat dia telah menghabiskan 5 batang rokok. Dia tak melakukan aktivitas apapaun selain diam dan mendengarkan lagu yang diputar di airphonenya. Tak lama wanita berseragam biru itu datang membawakannya segelas minuman lagi, dia menaruh minuman itu diatas meja didepan perempuan itu, lalu dia pergi meninggalkan perempuan itu, dan dia sendiri lagi. Dia kemudian menyedot minuman yang dibawakan pelayan tadi, lalu menelpon setelah itu membaca buku.
Aku mencoba mendekati mejanga, “Bolehkah aku duduk?”
“Silahkan,” Jawabnya sembari tersenyum dan menutup bukunya.
“Kamu suka Seno Gumira Ajidrama?” aku melirik buku yang dibacanya.
“iya,
“Aku yakin kamu penulis,”
“bukan, yakin darimana?”
“dari buku yang kamu baca”
“Bukankah semua orang suka Seno, tak hanya penulis?”
“Tapi aku liat cara kamu membaca berbeda,”
“o yah, sorry nama kamu”
“Aji,” Aku mengulurkan tangan
“Mira,”
“Hey nama kita ada dalam perpaduan nama Seno”
“hahhaa, iya Gumira Aji?”
“Yups,”
“Sorry Aji, aku harus pergi, next time kita bertemu lagi”
“Ok, Mira hati-hati”
Dia berlalu, dan aku ternyata lupa meminta kartu nama dan nomor telponnya.


Minggu, 05 Agustus 2012

Anak Perempuan dan ayahnya


Jika suatu hari aku menikah, aku masih akan mencintai laki-laki itu, cintaku padanya begitu besar, bahkan mungkin teramat besar.  Dia yang selalu menungguku pulang, yang tak berani marah walaupun aku pulang terlalu malam, padahal dia tak bisa tidur. Matanya tak pernah berani memancarkan kemarahan namun selalu memberi harapan. Harapan yang tak pernah aku dapat dari siapapun. Dia tak pernah membentakku, dia selalu menomor satukan aku.
Dia bapakku, ayah yang membesarkan aku walaupun aku bukan darah dagingnya. Hey tapi sampai kapanpun dia akan menjadi ayahku dan tak ada ayah yang lain lagi. Aku benci jika ada orang yang berkata dia bukan ayahku, bahkan ketika kecil aku pernah menangis seharian ketika ada yang bilang seperti itu.
Aku dan ayah jarang menghabiskan waktu bersama memang , karena intensitas bertemu kita sangat jarang. Tapi ketika telah bertemu, suasana hangat dikeluarga begitu terasa, walaupun ayahku tak pernah bertanya bagaimana kuliahku, tapi dia selalu menunjukan kebahagiannya pada orang lain ketika aku berprestasi.
Kami bukan keluarga kaya raya, kami hanya keluarga yang cukup, penghasilan ayah sangat pas untuk membayar kuliahku dan biaya sehari-hari, tapi ayahku selalu berjuang keras agar keinginan anak-anaknya terpenuhi, dan yang penting anak-anaknya bisa sekolah. Aku masih ingat nasehat dia
“Bapak mah gak akan ngasih warisan harta karna gak punya, cukup mewarisi ilmu saja,”
Padahal ayahku bukan lulusan perguruan tinggi, dia hanya lulusan SD, aku gak malu berkata seperti itu, karena dia ayahku, dia hebat, dia pahlawanku, dia yang paling mengerti aku, bahkan soal laki-laki. Dia tak melarang aku untuk pacraan, tapi dia selalu menekankan agar aku fokus pada mimpiku, pada cita-cita dan pendidikanku. Ayah yang mengajariku kemandirian, tak banyak mengeluh dan mendorongku untuk jadi orang hebat, dia strong Why bagiku.
Dia secara langsung menasehatiku tak pernah, tapi sepanjang waktu bersamanya adalah nasehat, dia percaya pada anak perempuannya. Terkadang aku kangen dulu,dulu aku menghabiskan waktu sepanjang waktu, aku digendongnya, jalan-jalan, dan dia selalu memberikan apapun yang terbaik bagiku. Ayah tak pernah menunjukan muka kekecewaan padaku, dia selalu mendukungku, dia tak mau membuatku patah semangat.
Dan dia akan menghabiskan sayur asem buatanku, walaupun dia bilang katanya sayur asem buatanku kayak sayur jawa, hehehe, tapi aku senang jika dia suka. Dan ayahku sangat menyukai masakanku, dia selalu berharap bulan ramadhan ini aku menghabisakan waktu dirumah untuk memasak untuknya dan keluargaku, tapi lagi-lagi aku tidak bisa. Ternyata anak perempuanpun bisa deket dengan ayahnya.

Aku masih ditempat tidur, dan berselimut
Lagi-lagi ruangan ini terasa hampa dan pagi ini begitu menyesakan

Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...