Dear Jakarta
Ini bukan kali pertama saya ke kota
ini. Mungkin ini adalah kali kedua puluh atau bahkan keseratus. Saya tidak
pernah menghitung. Jakarta memang tidak bisa dilepaskan dalam hidup saya. Orang
tua saya bekerja disini dan saya bisa sekolah hingga sekarang karena rezeki
yang diperoleh dikota ini.
Jakarta adalah kota ketiga bagi saya, setelah Majalengka dan Bandung. Bagi saya Jakarta kota tepat mencari dan mendapatkan sesuatu. Atau selalu ada urusan yang berhubungan dengan kota ini. Tentunya bukan untuk liburan karena hanya akan menambah stres.
Saya juga pernah jatuh cinta dikota ini atau bahkan mungkin patah hati. Entahlah untuk urusan hatipun selalu berhubungan dengan kota ini. Saya pernah merasa kehilangan orang terdekat saya yaitu nenek ketika sedang dikota ini.
Ini kali pertama saya menjalankan
ibadah puasa dikota ini. Ya tahun ini saya memutuskan untuk magang di Perusahan
Creativ. Alasannya sederhana karena ingin mencari pengalaman dan mungkin
bagaimanapun juga saya cinta sama Jakarta.
Di Jakarta kali ini banyak hal yang saya temui. Bertemu orang-orang baru di PT Wastukinasih, bekerjasama dengan mereka dan melakukan pekerjaan baru. Sedikit akan saya ceritakan apa yang saya kerjakaan saat ini. Perusahaan tempat saya magang sedang melakukan projek Branding Spedyy Instan, dan untuk branding itu kita harus mencari beberapa tenant di mall yang masuk daftar. Untuk membranding tenant tersebut ternyata bukan perkara mudah, walaupun mendapatkan kompensasi tetap saja ada alasan untuk menolak. Tidak sesuai SOP atau estetika, ternyata perlu kerja keras juga. Terkadang saya harus ke lokasi untuk bertemu dengan pemilik toko atau resto sehingga dibulan ramadhan ini saat sedang berpuasa saya harus mencium wangi-wangi makanan *godaan.
Saya juga bertemu dengan teman baru, namanya Isabel dia berasal dari Itali. Berbicara dengan dia agak kesulitan bagi saya karena bahasa inggris saya yang pasif, walaupun demikian saya mengajak Isabel berkeliling Kota Tua serta kita mampir ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Kita merasa senang dan puas melihat kapal-kapal yang berjejer membongkar dan memuat barang yang akan dikirim keluar Pulau Jawa.
Selain Isabel saya tadi siang bertemu
dengan Chris yang berasal dari Swiss, kita bertemu di 7eleven dia sedang
bersama temannya kemudian memperkenalkannya dengan kita (saya dan Kak Mey) dia
bilang Chris sedang Belajar bahasa Indonesia. Berbeda dengan Isabel ngobrol
dengan Chris saya menggunakan bahasa Indonesia dan harus pelan-pelan agar dia
mengerti. Chris tidak hanya belajar Bahsa Indonesia sebelumnya dia tinggal di
Jepang dan belajar bahasa Jepang. Saya jadi iri ingin sekali saya bisa
berbahasa lebih dari 1 bahasa. Chris juga tidak hanya ke Jakarta dia pernah ke
Makasar, Jogja, Bandung dan berencana akan ke Surabaya serta Maluku.
Jumat saya harus sudah kembali ke Bandung dan mengakhiri rutinitas ini. Mungkin saya akan merasa rindu untuk kembali bekerja dan merasakan macetnya Jakarta dan melihat orang-orang ditengah kesibukan kota. Atau ada alasan lain sehingga saya akan kembali lagi kesini mengukir cerita yang berbeda, entahlah.