Kita sudah selesai, katamu suatu hari. Aku hanya menatap chat
singkatmu itu. Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya. Aku ingin berkata bahwa
ini tidak mungkin? Bukankah kita dulu berjanji akan sama-sama berjuang, akan
sama-sama menjaga hubungan ini agar tetap
berjalan. Akan sama-sama beriringan.
Tapi aku hanya bisa menunduk dan diam. Aku harus menerima
semua keputusan itu. Sungguh dada ini terasa sesak. Aku begitu sulit untuk
bernafas. Air mataku tak terasa membanjiri pipiku. Aku menangis dengan
bersedu-sedan.
Kamu tahu rasanya kata-kata itu telah meruntuhkan langit dan
menindih tubuhku hingga aku terasa sesak. Rasanya kata-kata itu telah membuat
waktu berhenti cukup lama. Tubuhku roboh
seketika.
Aku berharap ini hanya mimpi,
aku ingin segera terbangun dari mimpi buruk ini.
Adalah kamu yang sudah member warna dalam hidupku. Adala kamu
yang selalu membuatku tersenyum, katamu aku lebih cantik tersenyum daripada
menangis, tapi hari ini kamu membuat aku menangis.
“Katakan, kenapa? Apa ada yang salah dengan diriku?”aku
kembali bertanya.
“Tidak, ini bukan tentangmu ini hanya tentangku dan
masalahku. Maafkan aku. Kita sudah tidak nyaman,”
“Sesederhana itukah?”
Kamu tidak pernah menjawabnya. Aku hanya bisa pasrah dan
menangis.
“Aku ingin bertemu, untuk yang terakhir,” kataku
“Hari ini aku tidak bisa,”
“Kamu ingat semuanya, kenangan kita? kenapa harus selesai
karena sesuatu yang aku sendiri tidak tahu,”
Tapi kamu hanya diam, tidak menjawab apapun. Aku sudah tidak
tahu harus berbuat apa. Aku harus siap untuk melewati hari-hari tanpa kamu.
Ini tidak mudah, sungguh. Berdamai dengan hati, mencoba
membunuh setiap kerinduan-kerinduan yang ada. Membunuh setiap kenangan yang
hadir didalam ingatan. Perih rasanya. Tapi apa yang bisa aku lakukan jika kamu
juga tidak bisa memperjuangkan itu, jika kamu juga tidak mau lagi bersisian
denganku, jika aku bukanlah lagi ada dalam mimpimu. Its Simple, kamu sudah
tidak sayang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi