Jumat, 02 November 2018

Ragu atau Takut?


Entah kenapa rasanya ada hal yang mengganjal yang belum sepenuhnya bisa yakin benar-benar yakin. Disatu sisi memang sudah senyaman itu, rasanya udah bisa selepas itu untuk menjalani semuanya bersama. Tapi disisi lain masih ragu, masih tidak yakin masih takut, masih perlu waktu untuk meyakinkan hati.

Apakah karena mama dulu pernah gagal? Atau karena dulu sudah pernah kecewa, atau takut terlalu takut untuk memulai semuanya. Aku terlalu nyaman dnegan hidup seperti ini, aku takut keluarganya tidak setuju, kenapa aku tidak punya keberanian untuk menghadapi semuanya, bukankah aku terbiasa hidup dengan kesulitan-kesulitan dan aku hadapin semuanya, aku taklukan semuanya dan apa yang aku dapat hari ini adalah apa yang aku usahakan dan aku singkirkan rasa takutku.

Kenapa semuanya tidak aku coba? Bagaimana aku bisa mencoba jika aku masih sangat takut, aku ragu, tapi aku juga tidak mau hubungan kami seperti jalan di tempat seperti ini.

Apakah dia memang orangnya? Jika bukan kenapa Tuhan mengembalikan dia padaku, jika bukan dia kenapa kita harus menjalani hubungan ini lagi dan semuanya malah semakin membaik. Kita malah semakin dewasa dan saling memahami satu sama lain, kita malah semakin serius menjalani hubungan ini, aku tidak secuek dulu, dan dia sudah berubah menjadi seseorang yang lebih baik. Tapi aku masih takut sungguh. Rasanya dadaku semakin sesak, apakah cerita ini akan berakhir happy ending? 

Lalu semua hal yang aku sama dia pernah lalui hadir dibayanganku, aku semakin takutt sungguh. Bisakah kau yakinkan aku lagi dan lagi, bisakah dengan berani aku mengajakmu bertemu dengan kedua orang tuaku dan begitu sebaliknya.

*Reading Room Jakarta, 2 November dan nyaman sekali di tempat ini



Selasa, 02 Oktober 2018

Ku Harap Sungguh, Tak Hanya Singgah


Banyak keraguan yang membayangku, banyak ketakutan yang menghampiriku. Semuanya seolah-olah terlalu cepat.Kenapa aku punya hati selemah ini, entahlah ini lemah atau bagaimana, hanya saja bagiku sesederhana “memaafkan dan memberi kesempatan”.

Aku takut tentu saja, bagaimana jika kesalahan itu kamu ulangi lagi? Lalu aku harus kembali menerima rasa sakit itu, lalu aku harus kembali tenggelam dalam kesibukan dan kembali melupakan jika hati kembali terluka.

Yang sangat aku pelajari dari kejadian masa lalu itu adalah, terkadang hati tidak bisa menerima rasa sakit, yah hati selalu menyangkal jika memang terluka dan itu membuatnya semakin luka. 

Dan aku sudah lelah dengan semua drama itu,  pintaku pada Tuhan sederhana “dicintai dengan sungguh,” rasanya aku ta menuntut apapun, jika memang tidak sungguh sudahlah aku lebih bahagia dengan kesendirian, bersama mereka yang sungguh menyayangiku tanpa kenapa, bersama mereka yang tetap disampingku dan membuatku tertawa.

“kamu bisa mendapatkan yang lebih baik,” kata seorang teman. Jangan kembali padanya dia sudah memberikanmu banyak luka. Yah benar, aku tidak lupa pada luka itu, tapi kenapa hatiku merasa baik baik saja saat kita bertemu. Aku tetap menjadi diriku yang dulu, mendengar  semua keluh kesahmu, yah aku tetap menjadi diriku yang memahami semua sibuk dan tetap disampingmu saat susahmu. 

Karena bagiku sederhana, “Setelah memilih itu yah harus menerima pilihan,”
Aku iri pada dia, yah dia seseorang yang telah membuatmu meninggalkanku, dia yang kamu perjuangkan dengan sungguh, dia yang kamu hapus air matanya dan dia yang sudah kamu beri segalanya, benar bukan “Cinta itu memberi tanpa diminta,”.  Tapi  tetap saja aku memaklumi semuanya, saat itu kamu hanya sedang jatuh cinta bukan? Dan yah semuanya memang normal, ini hanya aku saja yang sedang merasa cemburu dan akhirnya aku memang memaklumi semua yang sudah terjadi, menerima dan berdamai.

Saat ini aku sudah berdamai dengan masa lalu itu, toh Tuhan sepertinya sedang memantaskan diriku, dengan kejadian itu aku menjadi seseorang yang lebih pemaaf, seseorang yang lebih bekerja keras untuk pekerjaanku, dan buat apa juga menyesali semuanya.  Mungkin dengan kejadian itu kita sama-sama belajar untuk memantaskan diri masing-masing.

Dan untuk kamu, Semoga aku memang ‘Rumah’ tempatmu pulang dari segala lelahmu, tempatmu berbagi semua ceritamu, dan aku bukan persinggahanmu.


Selasa, 21 Agustus 2018

Surga Tersembunyi di Nusa Penida



Pulau kecil antara Bali dan Lombok ini menyimpan surga yang indah. Enggak nyangka sih ada tempat yang pantainya sekece itu. Oyah tempat wisata di Nusa Penida itu dibagi beberapa bagian, ada bagian barat yang terdiri dari Angle Billabong dan Broken Beach, Kelingking Beach dan Crystal Beach.

Aku percaya perjalanan menuju tempat yang indah itu pasti enggak mudah, haha dan disana aku merasakan sendiri. Bermodalkan keberanian dan google map aja aku sama Dwi sahabatku memulai perjalanan di Nusa Penida yaitu menuju Penida Barat, lokasi dari penginapan kita sekitar 27 Km, yah 1 jam tanpa ada macet.

Dengan menggunakan motor matic dan google map kita memulai perjalanan yang menanjak, berkelok kemudian turunan yang lumayan tajam serta banyak persimpangan, jadi harus benar-benar jeli sama belokannya karena  penunjuk arahnya itu minim, atau bisa juga bertanya sama masyarkat setempat, orang Bali itu ramah-ramah dia akan tersenyum terus kalo kita ketemu mereka di jalan, dan bilang hati-hati.

Kita sempat hampir salah jalan, dan disana sedang ada upacara keagamaan, karena salah kita diteriakin sama masyarakat yang sedang upacara “salah jalan,”kata mereka bersamaan, haha lucu sih dan akhirnya ditunjukan jalanan yang benar.

Oyah soal jalan, disana itu jalannya bener-bener batu-batuan, berlobang terus sampingnya jurang tanpa ada pagarnya, jadi kalau enggak biasa naik motor disarankan untuk sewa mobil saja. Toh akhirnya aku sama Dwi juga menggunakan mobil yang ditawarkan sama pak Made, oyah ini juga karena kita mau nyasar eh ada yang neriakin namanya pak Made kemudian beliau menawari kami mobilnya menuju ke Billabong dan kelingking. Menurut informasi pak Made, jalan di Penida Barat baru akan diperbaiki akhir bulan Agustus ini, semoga saja sih biar bisa mudah menuju kesana.

Hampir 30 menit perjalanan dari tempat Pak Made akhirnya kita sampai di Billabong dan Broken Beach. Perjuangan menuju sini ternyata enggak sia-sia. Makin cinta sama Indonesia, yah Indonesia itu kerennya ga ada abisnya. Liat laut yang biru jernih, dan banyak batu-batu menambah indahnya Billabong Beach. Debur omba, buih-buih ombak yang putih angin yang semiliwir akh semuanya lengkap. 

Pengunjungnya 85% wisatawan asing, mungkin karena di Indonesia lagi enggak musim liburan kalik yah. Mereka juga aku litanya takjub liat billabong sama broken beach ini. Disini jalannya tangga-tangga yang udah di perbaiki sih, jadi cukup mudah bagi kita yang tracking dan bisa pake sandal jepit (kebahagian hakiki)

Setiap spot disana itu kece buat difoto dan di upload di feeds instagram kalian. Bisa berenang juga disini, tapi karena kau berkunjung ombaknya lagi tinggi jadi hanya bisa nikmatin dari atas aja, padahal udah bawa baju buat berenang. Oyah arti dari Angel Billabong sendiri yaitu 
Broken Beach
Broken Beach

Broken Beach atau  Pasih Uug adalah keindahan lain yang sangat mengesankan. Kita bisa berfoto dengan latar belakang tebing berlubang yang berombak dibawahnya. Kita tidak akan berjalan-jalan diatas pasir putih dan bermain-main pasir disini, sebab disini membentang tebing  terjal, jadi yah kalau kalian suka tantangan bisa trekking sih, kalau aku udah lelah hehe jadi  trekkingnya gak terlalu jauh.

Kelingking Beach
Kelingking Beach

Dari Billabong kami masih melanjutkan perjalanan menuju kelingking beach, jalannya tidak jauh berbeda, terjal, berbelok, dan kecil, sehingga kalau ada mobil dari arah yang berbeda terpaksa kami harus berhenti sambil degdegan haha karena kalau tidak cukup jalannya kami harus mundur dan sebelahnya jurang. Tapi lagi semuanya itu terbayar setelah melihat tebing dengan berbentuk dinosaurus T-Rex yang dikelilingi lautan super biru. Datang kesini bikin betah, ditambah kita bisa menikmati segarnya kelapa ditemani dengan deburan ombak dan lautan yang super biru.

Kita bisa menikmati keindahan tebing kelingking dari atas atau turun, namun diperlukan fisik yang cukup kuat karena tracknya lumayan sulit, kanan kirinya hanya dipagari bambu, dan tangga-tangganya cukup tinggi, oyah hanya muat satu orang jadi kalau ada yang dari arah yang berbeda yah harus nunggu dulu. Aku enggak turun sayangnya jadi gak bisa nginjak pasir putih dan berenang, semoga lain kali bisa kesana lagi.

Selesai menjelajahi Kelingking Beach aku dan Dwi akhirnya memutuskan untuk pulang ke penginapan dan kita meminta anter  ke pak made sampai ke penginapan saking lelahnya.

Sampai penginapan masih jam 2 siang belum terlalu sore, kami istirahat sejenak, sambil mikir setelah ini mau melanjutkan perjalanan kemana. Rencananya mau ke Crystal bay tapi takutnya kejauhan dan pulangnya terlalu gelap disana minim sekali penerangan, akhirnya kita mencoba nyari pantai dekat penginapan saja sambil menunggu senja.

Kami berjalan kearah timur dari penginapan, dan akhirnya kita melihat ada pantai yang sepi dan kita bisa main-main pasir serta berenang disana. Pantainya benar-benar sepi hanya ada beberapa bule yang sedang berenang dan masyarakat lokal yang sembahyang. Kita benar-benar bisa sepuasnya bermain pasir, berenang mengikuti gulungan ombak, dan menunggu sunset. Aku tidak tahu nama pantainya hehe, untuk menghabiskan waktu disini cukup asik sambil menunggu senja benar-benar pergi. Hari pertama di Penida kita lalui dengan bahagia dan lelah, oyah tunggu update hari kedua yah :). 



Sore-sore nunggu senja sambil mainan pasir






Bersambung Day 2 

Minggu, 19 Agustus 2018

Tips Trip Ke Nusa Penida

di Sanur pas mau siap-siap mau nyebrang ke Nusa Penida

“Kita trip bareng yuk, Sebelum sama-sama menikah, Bali aja gimana?”ajakku pada Dwi. Namun karena aku saat itu masih ribet ngerjain Hijab Hunt trip itu tiba-tiba aja terlupakan.

Bagi Dwi sepertinya tidak, dia uda menabung buat trip itu, aku tyda sengaja membaca statusnya di whatsaap, dia akan pergi ke Nusa Penida. “Bagaimana kalau ke Malang aja, renacananya agustus ini aku mau cuti ke Malang,”ajakku pada Dwi.

“Tau gak, trip ini tuh Karena kita ga jadi pergi,”jawab dia, dan seketika aku bilang okay aku akan ikut trip ke Nusa Penida. 

Sebelum berangkat, kita sudah menyiapkan penginapan, transport selama disana bahkan udah pesan kamar di Nusa Penida agar sampai sana kita enggak usah mutar-mutar cari penginapan, nah kebetulan teman kantorku merekomendasikan Jasmine Inn, lokasinya enggak jauh dari pelabuhan.Toya Pakeh Nama pemiliknya Pak Ari, Kalian bisa juga memesan lewat Travelloka, cari aja jasmin inn. Nah lewat pak Ari juga kita udah pesan tiket past boat PP, jadi benar-benar tinggal bayar aja enggak usah ribet.

Aku berangkat dari Jakarta sore, jam 14.45 tapi pesawatnya delay jadi baru berangkat jam 16.30 haha Judah kehabisan ide sih di Bandara, satu buku Fiersa Besari juga Sampai abis dibaca. 

Sampai Bali, Aku langsung mencari Dwi oyah dia berangkat dari Bandung jadi kita memang sepakat untuk ketemu di Bandara lau menuju ke penginapan di Sanur. Kita pesan lewat airyroom di Sanur Gang Nuri satu 7B. Lokasi ke pantai sanur 700 meteran jadi bisa jalan kaki. Kamarnya cukup besar, ada Ac ,air panas, bentuknya kayak pavilion pokoknya rekomendasi banget, tapi yah emang agak masuk gang jadi kalau naik grab bisa turun depan gang dan jalan kaki 150 meteran lah.

Kita sampai sanur jam 9 malam, jadi emang udah tinggal tidur aja, namun berhubung lapar selesai mandi nyari tempt makan dan dapatlah dekat penginapan nasi jinggo harganya 5000an tapi enak loh.

Penyebrangan menuju Nusa Penida itu jam 07.00, kita sudah jalan ke pantai Sanur dari jam 06.00. Kita menuju konter boat  Prasi Sentana lokasi 150 meter dari warung Mak Beng,  disekitar sana banyak juga kok konter boat yang lain jadi enggak usah bingung. 

Biayanya 100/125 ribuan sih Aku ga tau pasti kalau beli on the spot. Jam 07.00 kita siap-sap mau menyebrang menuju Nusa Penida, menuju boatnya itu kita akan nyebur ke air laut yang lumayan dalam, sekitar selutut, dan sendal kita biasanya di masukan ke keranjang disatuin sama penumpang lain. Aku saran sih kalian gak pake jeans biar celananya cepat kering.

Pelabuhan Toya Pakeh
Perjalanan menyebrang dari Sanur menuju Nusa Penida sekitar 45 menit, sampai disana kalian akan disambut sama travel atau pemilik kamar yang udah kalian pesan, Aku saat itu udah janjian sama pak Ari, dan beliau Sudah menjemput kami di pelabuhan Toya Pakeh. Aku Nelpon pak Ari posisi dia dimana, eh ternyata bapaknya itu menuliskan namaku pake kertas hehe. Setelah ketemu kita diantar ke guest house sama pak Ari dan istrinya.
Kalau kalian belum pesan motor dll sampái Toya Pakeh banyak kok yang nawarin jadi enggak usah takut. Dan di Nusa Penida itu enggak ada angkutan umum jadi kalian sewa mobil atau motor. kira-kira ini rincian budget yah perjalanan menuju Nusa Penida:

Penginapan Airy room d Sanur  : Rp. 160.00
Tiket Fast Boat  Pulang Pergi     : Rp.  200.00
Penginapan  di Nusa Penida Ac : Rp 500.000 (2malam)
Sewa Motor pull bensin 2 Hari   : 140.000
Grab dari Bandara ke Sanur     : Rp. 75.000

Kalau kalian mau kontak pak Ari boleh komen yah dibawah

Bersambung nanti Saku mau nulis soal destinasi di Nusa Penida, ini khusus soal akomodasi.





Senin, 30 Juli 2018

Bagaimana jika masa lalu datang menghampirimu kembali?




Tembok pertahanan yang sudah aku bangun dengan jerih payah seketika runtuh dengan tiba-tiba saat kamu hadir kembali.

Tangis yang sudah berubah jadi senyuman kini berubah lagi, ternyata pertahanan yang aku bangun bertahun-tahun itu kembali roboh.

Saat ini aku mengikuti kemana air akan mengalir, aku mengikuti apakah hati ini benar-benar berlabuh atau hanya singgah seperti sebelumnya.

Aku kira ini sederhana dan tidak rumit, aku hanya tidak mau ada masa lalu yang tertinggal dan tidak terselesaikan, aku mau semuanya berakhir dengan baik agar aku bisa melangkah tanpa beban.

Pertemuan pertama itu, aku mendengar semua pengakuan kesalahanmu, aku menerima semua maafmu, yah bagiku semua sudah usai, sudah terjadi sangat lama, aku tak mau ada dendam, aku hanya mau semua tuntas.

Lalu, kamu kembali hadir menghias layar ponselku, menyapaku tiap hari, dan entah kenapa hatiku kembali bergetar, aku hanya berkata tidak aku sudah memiliki tembok pertahanan lebih kuat, aku tidak mau kecewa seperti sebelumnya.

Aku kembali seperti dulu, menjadi pendengar setia keluh kesahmu, berusaha sebaik mungkin mengerti kamu, memberikan semangat ketika kamu menyerah, berusaha untuk melibatkan diri dalam keputusan yang kamu akan ambil, sederhana aku hanya tidak bisa melihat kamu sendirian.


Lalu tadi malam, aku berpikir ulang atas apa yang aku lakukan, semuanya masih sama seperti dua tahun lalu, kamu hanya memikirkan apa yang kamu harapkan, apa yang kamu mau, dan tetap sama kamu lupa ada aku. Dan aku tiba-tiba sadar bahwa kamu lupa tentang apa yang aku mau, apa yang aku harapkan, dan bagaimana soal aku. Bukankah dari dulu selalu sama bukan? Kamu lupa soal aku, kamu hanya ingat tentang apa yang kamu inginkan. Pesanku sederhana
“Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segalanya”


Sabtu, 16 Juni 2018

Siapkah Saya Untuk Menikah?



Menikah? Rasanya kata-kata itu akhir-akhir ini selalu hinggap dalam pikiran saya. Apakah benar saya sudah siap untuk menikah? saya merasa sudah saatnya saya punya tujuan kehidupan yang lain selain pekerjaan. Saya harus memasuki fase kehidupan yang lebih baik, dan nilai-nilai sebuah pernikahan itu bukannya baik dan merupakan ibadah.

Saya berjanji pada diri saya sendiri, bahwa saya akan menikah karena saya siap menikah bukan karena tuntutan dari siapapun. Saya sendiri sudah kebal ditanya kapan menikah, siapa pacarnya, saya hanya berkata doakan saja diwaktu yang baik, tidak menolak, menyangkal ataupun sensi, haha duh buat apa juga kan yah.

Saya selalu ingat akan doa-doa saya tentang pasangan sewaktu kecil haha, jadi sejak smp saya diajari untuk berdoa buat masa depan termasuk pasangan. Yah saya masih ingat doa itu, tentu saja saya ingin menikah dengan seseorang yang akan membimbing kehidupan saya, mencintai saya dan keluarga saya dengan penuh, dan seseorang yang akan membawa saya untuk kebaikan dan mendekatkan diri pada Tuhan, dan seorang pekerja keras, oyah dia juga asyik diajak diskusi eh ini tambahan setelah saya dewasa. Sepertinya kalau menikah dengan teman sendiri asik yah, tapi kembali lagi  rasanya saya tidak pernah jatuh cinta pda teman haha, entah kenapa, bagi saya sahabat dan pasangan adalah dua hal yang berbeda.

Lalu, saya sempat galau sih, takut, cemas karena sampe saat ini saya tidak punya pacar, ada beberapa yang sempat dekat tapi yah sebatas itu, tidak pernah berbicara soal menikah bahkan beberapa dari pembicaraan belum siap menikah, pelan-pelan saya mundur dengan teratur, saya tidak mau memulai hubungan yang tidak tau arahnya  karena itu akan buang energi.

Saya lupa minta langsung kepada pemilik hati, kepada yang bisa membolak-balikan hati, bukankah meminta kepadaNya gak akan kecewa? Saya percaya Tuhan maha baik dan dia yang punya kuasa atas segalanya.

Akhir-akhir ini saya juga sering tidak bisa tidur, dan sering mendengarkan beberapa kajian di youtube soal agama, jujur setelah bekerja kehidupan saya penuh dengan kesibukan pekerjaan sampai saya lupa bahwa ada beberapa hal yang saya lewatkan, maafkan saya, pantas saja saya merasa hati saya kosong.

Semoga saja, saya memang siap menikah, dan saat ini berikhtiar agar dipertemukan dengan jodoh terbaik yang diberikan tuhan, saya juga tidak bosan berdoa.

Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...