Rabu, 29 April 2015

Selembar Daun

Aku adalah selembar daun. Daun yang melindungimu dari terik matahari. Aku adalah selembar daun, yang tak pernah kau lihat. Aku adalah selembar daun yang melayang-layang tertiup angin. Namun aku mencoba terus bertahan agar tidak terjatuh keatas rumput. Kamu tahu perjuanganku melawan angin? Sungguh berat, aku harus bertahan, setidaknya sampai aku menguning. Ya menguning, daun yang tak menarik bukan?

Siapa yang suka daun yang menguning? Siapa yang suka daun yang sudah tua? Ah jika aku sudah menguning, berarti aku menang, ya mennag melawan angin. Bukankah semakin tinggi pohon anginnya kencang, seperti pepatah yang sering kamu bilang, tapi kamu tak pernah tahu bukan bagaimana aku yang hanya selembar daun melawan angin itu agar tidak terjatuh.

Aku adalah selembar daun, ya daun tempatmu berteduh dengan kekasihmu, tempatmu mengaduh saat kau lelah dan terbaring dibawah rindangya daun.
Aku tetap menjadi selembar daun yang kemudian akan jatuh ke atas rumput. Aku mohon jangan segera kau sapu aku, biarkan aku tetap terbaring, sampai aku bisa melihat keabadian.

Ah tapi benar katamu, aku hanya selembar daun yang mengotori pekaranganmu jika terjatuh, dan kau akan segera menyapuku.
Aku tetap selembar daun, yang kau lupakan jika sudah terjatuh.....


#setelah dengerin musikalisasi puisinya Sapardi Djoko Damono tetiba bisa bikin ini J

Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...