Aku adalah selembar daun. Daun yang
melindungimu dari terik matahari. Aku adalah selembar daun, yang tak pernah kau
lihat. Aku adalah selembar daun yang melayang-layang tertiup angin. Namun aku
mencoba terus bertahan agar tidak terjatuh keatas rumput. Kamu tahu
perjuanganku melawan angin? Sungguh berat, aku harus bertahan, setidaknya
sampai aku menguning. Ya menguning, daun yang tak menarik bukan?
Siapa yang suka daun yang menguning? Siapa
yang suka daun yang sudah tua? Ah jika aku sudah menguning, berarti aku menang,
ya mennag melawan angin. Bukankah semakin tinggi pohon anginnya kencang, seperti
pepatah yang sering kamu bilang, tapi kamu tak pernah tahu bukan bagaimana aku
yang hanya selembar daun melawan angin itu agar tidak terjatuh.
Aku adalah selembar daun, ya daun
tempatmu berteduh dengan kekasihmu, tempatmu mengaduh saat kau lelah dan terbaring
dibawah rindangya daun.
Aku tetap menjadi selembar daun yang
kemudian akan jatuh ke atas rumput. Aku mohon jangan segera kau sapu aku,
biarkan aku tetap terbaring, sampai aku bisa melihat keabadian.
Ah tapi benar katamu, aku hanya
selembar daun yang mengotori pekaranganmu jika terjatuh, dan kau akan segera
menyapuku.
Aku tetap selembar daun, yang kau
lupakan jika sudah terjatuh.....
#setelah dengerin musikalisasi
puisinya Sapardi Djoko Damono tetiba bisa bikin ini J