Senin, 05 Februari 2018

Cinta Pertama



Part I 
Masa Sekolah Dasar


Namanya Ryan. Aku mengenalnya  ketika masih di sekolah dasar, aku lupa kapan pertama kali kita bertemu bertatap muka, yang aku tahu dia adalah salah satu siswa yang pintar di sekolahnya, sehingga kami sering bertemu untuk mengikuti lomba antar sekolah.

“Cinta, itu Ryan suka deh sama kamu,” ledek temanku, saat itu sekolah kami sedang bertanding bolas, yah sekolah dia sering datang ke sekolahku untuk mennatang maen bola. Ketika anak-anak laki-laki sedang bermain bola, kita para perempuan hanya menunggu dipinggir lapangan sambil memberikan semangat.

“Apaan sih,”kataku malu, saat itu aku masih SD mana aku mengerti apa itu suka apa lagi cinta.

“Dia suka ngeliatin kamu terus tuh,”

“Ciyeee,ciyeeee,”kata anak-anak yang lain, Aku hanya tersipu.
Pertemuan aku dan Ryan semakin intens, apa lagi kami pernah mengikuti lomba yang sama, di tempat lomba itu kami hanya tersenyum dan saling menatap tak ada satupun yang menegur, Yah waktu itu masih terlalu kecil, kelas 5 Sd mana mengerti soal cinta.
Ryan menjadi sosok siswa yang sering dibicarakan oleh teman-temanku, apa lagi perempuan, menurut mereka Ryan ganteng. Menurutku sih biasa  saja.

Satu hari wali kelasku mengumumkan lomba siswa teladan antar kecamatan yang aku ikutin, dan mengatakan kalau aku menjadi juara pertama sehinggak aku berhak mengikuti lomba selanjutnya di tingkat kabupaten, aku bahagia sekaligus semakin deg-degan karena ini pasti semakin sulit.

“Kamu harus banyak belajar yah,”Pesan guruku.

“Untuk putra pememnangnya dari SD lemahsugih, yang kedua Ryan dari SD 3, kalau yang dari Lemah sugih enggak bisa mewakili akan digantikan oleh Ryan,”tambah wali kelasku.
Entah kenapa saat itu aku ingin Ryan yang mewakili untuk ikut lomba selanjutnya, aku ingin kita bersama-sama berangkat ke Kabupaten.

Ketika memasuki kelas 6 SD, aku dan dia berasa semakin dekat padahal kita tidak pernah bertemu  intens, kita hanya bertemu sesekali ketika pertandingan sepak bola disekolahku.

“Cinta, ryan kirim salam loh buat kamu, katanya suka,”kata Jejen teman sekelasku,

“Ikh apaan sih,”tapi hatiku saat itu bahagia mendengarnya.

Ketika ujian nasiolan SD, aku melaksanakannya disekolah Ryan selama 3 hari. Ini adalah waktu yang menentukan, dan taun itu pertama kalinya ada nilai kelulusan, berbeda dengan tahun sebelumnya. Meskipun aku sudah belajar rajin, tiap pagi sebelum berangkat sekolah sebab kata nenekku pagi itu waktu terbaik untuk belajar, mudah ingat katanya tetap saja aku takut tidak lulus. Aku juga dikenal sebagai siswa yang pintar dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 aku menjadi juara kelas.

Saat menlaksanakan ujian aku lupa soal Ryan dan teman-temanku sudah tidak meledekku lagi, ah namanya juga anak-anak dan masih kecil saat itu masa iyah jatuh cinta. 
Disekolah Ryan, aku melihat dia bersama teman-temannya berkelompok. Sesekali aku meliriknya dan mencuri pandang kemudian berusaha mengalihkan mataku jika ternyata dia juga melirik kearahku. Aku pura-pura sibuk dengan buku pelajaran yang sedang aku baca.
Pernah suatu waktu aku berpapasan dengannya, kemudian dia tersenyum padaku. Aku diam membeku bingung mesti bagaimana. Tapi setelah itu aku tersipu malu dan bahagia kalau dia senyum kepadaku.

“Kamu Cinta yah,”tiba-tiba ada anak laki-laki yang menyapaku

“Iyah, kenapa?”

“Ini ada salam dari Ryan,”kata dia sambil memberikan sepotong kertas untukku.

“Semangat yah ujiannya,”itu yang ada di tulisan itu.

Kemudian aku mencuri pandang kearah ryan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya. Aku bahagia sekali. Saat itu rasanya aku mengerjakan ujian dengan sebaik-baiknya.

Setelah ujian selesai, aku sudah jarang ke sekolah, hubunganku sama Ryan juga semakin surut. Aku sudah lupa sepertinya dan sibuk mempersiapkan diri untuk masuk SMP, akh rasanya tidak sabar memakai seragam putih biru.

Bersambung....

My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...