Part I
Masa Sekolah Dasar
Namanya Ryan. Aku mengenalnya ketika masih di sekolah dasar, aku lupa kapan pertama kali kita bertemu bertatap muka, yang aku tahu dia adalah salah satu siswa yang pintar di sekolahnya, sehingga kami sering bertemu untuk mengikuti lomba antar sekolah.
“Cinta, itu Ryan suka deh sama kamu,” ledek temanku, saat
itu sekolah kami sedang bertanding bolas, yah sekolah dia sering datang ke
sekolahku untuk mennatang maen bola. Ketika anak-anak laki-laki sedang bermain
bola, kita para perempuan hanya menunggu dipinggir lapangan sambil memberikan
semangat.
“Apaan sih,”kataku malu, saat itu aku masih SD mana aku
mengerti apa itu suka apa lagi cinta.
“Dia suka ngeliatin kamu terus tuh,”
“Ciyeee,ciyeeee,”kata anak-anak yang lain, Aku hanya
tersipu.
Pertemuan aku dan Ryan semakin intens, apa lagi kami
pernah mengikuti lomba yang sama, di tempat lomba itu kami hanya tersenyum dan
saling menatap tak ada satupun yang menegur, Yah waktu itu masih terlalu kecil,
kelas 5 Sd mana mengerti soal cinta.
Ryan menjadi sosok siswa yang sering dibicarakan oleh
teman-temanku, apa lagi perempuan, menurut mereka Ryan ganteng. Menurutku sih
biasa saja.
Satu hari wali kelasku mengumumkan lomba siswa teladan
antar kecamatan yang aku ikutin, dan mengatakan kalau aku menjadi juara pertama
sehinggak aku berhak mengikuti lomba selanjutnya di tingkat kabupaten, aku
bahagia sekaligus semakin deg-degan karena ini pasti semakin sulit.
“Kamu harus banyak belajar yah,”Pesan guruku.
“Untuk putra pememnangnya dari SD lemahsugih, yang kedua Ryan
dari SD 3, kalau yang dari Lemah sugih enggak bisa mewakili akan digantikan
oleh Ryan,”tambah wali kelasku.
Entah kenapa saat itu aku ingin Ryan yang mewakili untuk
ikut lomba selanjutnya, aku ingin kita bersama-sama berangkat ke Kabupaten.
Ketika memasuki kelas 6 SD, aku dan dia berasa semakin
dekat padahal kita tidak pernah bertemu
intens, kita hanya bertemu sesekali ketika pertandingan sepak bola
disekolahku.
“Cinta, ryan kirim salam loh buat kamu, katanya suka,”kata
Jejen teman sekelasku,
“Ikh apaan sih,”tapi hatiku saat itu bahagia mendengarnya.
Ketika ujian nasiolan SD, aku melaksanakannya disekolah
Ryan selama 3 hari. Ini adalah waktu yang menentukan, dan taun itu pertama
kalinya ada nilai kelulusan, berbeda dengan tahun sebelumnya. Meskipun aku
sudah belajar rajin, tiap pagi sebelum berangkat sekolah sebab kata nenekku
pagi itu waktu terbaik untuk belajar, mudah ingat katanya tetap saja aku takut
tidak lulus. Aku juga dikenal sebagai siswa yang pintar dari kelas 1 sampai
dengan kelas 6 aku menjadi juara kelas.
Saat menlaksanakan ujian aku lupa soal Ryan dan
teman-temanku sudah tidak meledekku lagi, ah namanya juga anak-anak dan
masih kecil saat itu masa iyah jatuh cinta.
Disekolah Ryan, aku melihat dia bersama teman-temannya
berkelompok. Sesekali aku meliriknya dan mencuri pandang kemudian berusaha
mengalihkan mataku jika ternyata dia juga melirik kearahku. Aku pura-pura sibuk
dengan buku pelajaran yang sedang aku baca.
Pernah suatu waktu aku berpapasan dengannya, kemudian dia
tersenyum padaku. Aku diam membeku bingung mesti bagaimana. Tapi setelah itu
aku tersipu malu dan bahagia kalau dia senyum kepadaku.
“Kamu Cinta yah,”tiba-tiba ada anak laki-laki yang
menyapaku
“Iyah, kenapa?”
“Ini ada salam dari Ryan,”kata dia sambil memberikan
sepotong kertas untukku.
“Semangat yah ujiannya,”itu yang ada di tulisan itu.
Kemudian aku mencuri pandang kearah ryan yang sedang
mengobrol dengan teman-temannya. Aku bahagia sekali. Saat itu rasanya aku mengerjakan
ujian dengan sebaik-baiknya.
Setelah ujian selesai, aku sudah jarang ke sekolah,
hubunganku sama Ryan juga semakin surut. Aku sudah lupa sepertinya dan sibuk
mempersiapkan diri untuk masuk SMP, akh rasanya tidak sabar memakai seragam
putih biru.
Bersambung....
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi