“Haruskah Saya membenci mereka” judul
tulisan yang menceritakan LGTB (Lesbian, Gay, Transgender, Biseksual) yang diposting oleh Iman Brotoseno.
Membaca tulisan tersebut mengingatkan
saya tentang dua film yang saya tonton yang berlatar belakang transgender.
Dalam film tersebut diceritakan bagaimana keseharian transgender. Mereka sama
seperti saya dan anda bisa merasakan cinta, mengingat dosa.
Dari dalam lubuk
hatinya mereka tidak ingin terlahir seperti itu. Jelita misalnya tokoh dalam
film tersebut dia merasa berasalah kepada ayahnya, karena dia tidak bisa
menjadi laki-laki normal yang diharapkan.
Namun sang ayah seperti manusia pada
umumnya. Sebuah cap memalukan dan melanggar norma, transgender adalah aib. Sang
ayah tidak mengakui lagi anak, dia murka hingga ketika ibunya meninggal Jelita
tidak diperbolehkan menengok ibunya yang terakhir kalinya. Lebih baik membuang
darah daging sendiri daripada menerima rentetan cibiran masyarakat. Norma bagaikan
pecut polisi.
LGTB adalah nyata ada didepan kita.
Hanya saja mungkin kita jarang meliriknya atau benar-benar tidak mau tahu.
Bahkan ada yang memilih sikap memusuhinya. Bagi saya mereka manusia yang punya
hak yang sama, mereka ingin diperlakukan sama seperti anda dan saya. Saya tidak
ingin mencap mereka berdosa atau mahluk terkutuk, karena saya bukan Tuhan.
Hanya Tuhan yang berhak mengatakan dosa, salah atau benar yang saya tahu hanya
baik dan tidak baik.
Jika para LGTB ini bersikap baik pada
sesama, mereka peduli kemanusiaan menyantuni anak yatim, saling menolong
haruskah kita memusuhi mereka dan berkata “Mereka Terkutuk”. Lalu kita
bandingkan dengan kelompok yang memakai sorban, berkopiah tapi lihat
perilakunya? Membunuh dengan menyebut nama tuhan? Merusak dengan mengucap
Allahu Akbar?
Sekali lagi saya bukan Tuhan, saya
melihat semuanya itu dengan kaca mata sebagai manusia.
Dan menurut saya mereka bukan kriminal,
mereka mahluk yang sama yang diciptakan Tuhan. Masalah dosa biarlah Tuhan yang
menentukan. Hanya Tuhan yang berhak menghukumnya jika itu benar-benar dikatakan
salah menurutNya. Tapi apakah Tuhan akan tega? Jika ada mahluknya yang begitu
baik, dia beramal baik, dia menyantuni anak yatim, menjalankan agamanya dengan
begitu baik lalu memasukannya kedalam Api Neraka? Sekali lagi saya bukan Tuhan.