Selamat malam Erwin.
Tiba-tiba aku ingin menulis
surat untukmu. Semoga kamu membacanya. Kita bertemu baru sekali, ketika itu aku
sedang jalan-jalan di museum mandiri, dan melihat keramaian di suatu ruangan.
Ternyata itu adalah tempat belajar Sahabat Anak. Aku sangat interest dengan
dunia pendidikan dan sosial.
Aku melihat sekilas proses belajar disana,
kemudian ingin bertemu langsung dengan pemimpinnya, namun seseorang menunjuk
kamu karena saat itu kepala sekolahnya sedang sibuk mengajar, kemudian kita
tukeran pin.
Walaupun kita tidak pernah
bertemu kita selalu berkomunikasi lewat BBM. Suatu hari kamu pernah nanya sama
aku, apa impianku?
“Ingin punya sekolah kataku,
aku ingin anak Indonesia mendapat pendidikan yang terbaik.” Jika boleh cerita
sebelumnya aku ingin sekali menjadi dokter dan punya rumah sakit sendiri.
Namun
seiring dengan berjalannya waktu, aku tidak mendalalmi ilmu kedokteran. Kini
aku kuliah di pendidikan, dan ingin sekali rasanya mengabdikan diri didunia
pendidikan.
Katamu, jika aku ingin punya
sekolah aku harus mengajar dulu. Ya memang benar, dan semoga aku bisa mengajar
kemudian melanjutkan S2 aku di luar negeri. Kenapa luar negeri? Aku hanya ingin
tau pendidikan disana seperti apa,
sehingga aku bisa mengambilnya yang sesuai untuk diterapkan di indonesia dan
jika yang tidak sesuai tentu saja tidak akan aku terapkan.
Erwin, kemudian tiba-tiba
kamu BBM aku dan bilang,”Kamu harus punya sekolah.”
Aku langsung diam dan berfikir dan aku balas
hanya dengan meminta doa sama kamu semoga impian itu terwujud. Setelah itu ada
satu hal yang kamu pesan lagi untukku, harus hapal al-quran katamu. Ya itu
menambah kekagetanku lagi.
Aku semakin sadar jika aku
seorang muslim yang terkadang lupa sama kitab suciku sendiri, padahal isi
didalamnya yang akan menyelamatkanku di dunia ini maupun diakhirat nanti.
Terima kasih Erwin, kamu
percaya jika aku bisa meraih mimpi itu. Kamu juga bisa menjai guru, guru
terbaik yang akan melahirkan para penerus bangsa yang bermental dan berintelek.
Ya kita harus berjuang untuk itu kalau bukan anak muda seperti kita siapa lagi.
Saya percaya kamu orang
hebat dan bisa melahirkan orang hebat lainnya. Mungkin suatu saat kita akan
bertemu disuatu foum pendidikan yang besar. Dan kita akan menjadi orang yang
bisa mengubah Indonesia ini dalam bidang pendidikan.
Selamat Erwin, karena secara
tidak langsung kamu selangkah lebih maju dari pada aku, kamu sudah memberikan
aksi nyata dengan menjadi volunteer di komunitas Sahabat Anak. Kamu menyisakan
waktu seminggu sekali untuk berbagi ilmu dengan mereka yang kurang beruntung
mengenyam pendidikan formal. Sedangkan aku masih sibuk dengan diriku sendiri.
Semoga suatu hari akupun bisa menolong mereka.
Cukup sekian surat dari aku.
Salam ya untuk temen-temen komunitas Sahabat Anak.