Rabu, 21 Februari 2018

Ceritaku: Menyembuhkan Jerawat



Jerawat. Keknya masalah muka yang satu ini bisa menghampiri siapapun tak terkecuali diriku. Jerawat si musuh ini dulu smaa sekali enggak pernah hinggap dimukaku, tapi entah kenapa setelah masuk kuliah dan pindah ke Bandung, jearawat muncul dimukaku ga Cuma satu tapi seabreg ditambah lagi aku dulu sering tisur di kampus.
Berbagai cara sudah aku tempuh untuk mengusri jerawat ini, berbagai obat yang aku baca di google, samapi konsultasi ke dokter. Pas ke dokter semuh sih, tapi obat dokter bikin kulit mukaku tipis dan jadi putih banget sampai urat-uratnya kelihatan, akhirnya aku memutuskan untuk mengobati jerawatku sendiri. Nah akhirnya aku menemukan skincare yang berhasil membuat mukaku terbebas dari jerawat, bahagia banget, sampe-sampe pas ketemu temen yang udah lama ga ketemu bilangnya pangling dan bilang mukaku bersihan, yuhuuu bahagiaaa
Nah berikut ini skincare yang aku pakai:


1. Nature Republlice Aloevera 92%
Skincare korea ini emang hits banget dan sering di review sama para beauty influencer, aku tahu ini dari mereka juga, awalnya ga mau beli tapi pas dikasih sama temen buat nyobain dan ternyata enak banget. Bikin kulit kenyal terus kalau lagi beruntusan, aku pakaian ini malam hari paginya bruntusannya ilang. Wanginya juga aku suka bangett. Aku pakainya pagi sama malam hari. Kabar bahagianya adalah di Jakarta sekarang ada storenya yaitu di Mall Puri dama di Gancit, surge banget kan.

2.   The Ordinary Niacinamide 10%+Zinc 1%

Menemukan produk ini sperti berteu sama gebetan yang ditungguin. Asli bahagia banget bisa tahu produck ajaib ini haha lebay banget kan. Tapi emang ini produk luar biasa bisa bikin muka aku bebas jerawat dan bekas jerawat mulai memudar. Awalnya aku beli yang 5 ml buat test dulu cocok atau enggak dimukaku, dan Alhamdulillah ternyata cocok jadi aku beli yang 30 Ml. produk ini berasal dari korea jadi aku beli online dan belinya di benscrub banyak kok di shopee juga. Harganya 200 ribuan

3.   Neogen Biopeel
 

Skincare korea ini yang aku incar banget dari dulu tapi yah belinya aku harus satu-satu berhubung budget yang aku punya hahaha, tapi Neogen ini adalah pelengkap dari kedua skincare yang aku share sebelumnya. Abis make ini kulit itu lembut banget dan membantu memudarkan bekas jerawat, o yah aku pakai yang lemon, neogen ini ada 3 variant, green tea, lemon dan wine, pas aku baca untuk kulit berjerawat cocoknya itu yang lemon jadi aku beli deh yang lemon. Neogen ini harganya 200 ribu juga

Itu ketiga skincare yang membuat aku bebas dari jerawat, sekarang lagi berusaha untuk memudarkan bekasnya yang membandel. Semoga membantu kalian yang lagi cari produck untuk menghilangkan jerawat.

Kamis, 15 Februari 2018

Cara Bayar Denda Pajak Penghasilan



Setelah posting soal ngurusin denda pajak penghasilan  kemarin dan bikin voter di instagram akhirnya aku akan nulis soal bagaimana kalau kita kena denda pajak. Kenapa kita bisa kena denda? Kalau pengalaman aku karena aku enggak laporan pajak tahunan, tepatnya tahun kemarin karena waktu itu lupa passwordnya terus efinnya juga lupa, dan seenaknya aja yaudahlah gak apa-apa kena denda juga. Intinya sih aku males ribet hehehe. Nah itu aku lupa aja, terus disuratin sama dirjen pajak kerumah disuruh bayar denda yang jumlahnya 100 ribu.

Jadi aku kena denda bukan karena gak bayar pajak yah, pajak udah dipotong langsung dari kantor. Nah sebentar lagi akan ada musim pelaporan SPT. So, kalian jangan lupa untuk melaporkan SPT, kalau bingung melalui online bisa datang langsung ke kantor pajak dan minta bantuan petugasnya, khusus untuk musim pelaporan SPT mereka membuka loket khusus pelaporan SPT loh.

Oke, lanjut setelah aku dapat surat denda, aku datang ke kantor pajak terdekat, tujuannya untuk bayar langsung aja dendanya, tapi ternyata enggak begitu. Jadi kita datang kesana itu hanya bisa mencetak billingnya, jadi untuk bayarnya itu kita harus punya nomor billing. Hmm bilang aja mau cetak billing denda pajak, nanti smaa petugas akan dibantu, dikasih nomor antrian dan tunggu deh sampai nomor antriannya dipanggil.

Setelah dipanggil kita kasih aja surat denda pajaknya, dan petugas pajak akan mencetakan kode billing kita. Aku sih sambil nanya, bagaimana kalau kita enggak bayar dendanya? Katanya kita akan terus-terusan diberikan surat sama dirjen pajak, surat pemanggilan dan surat peringatan, terus petugasnya nanya,”emang mbak gak akan diberesin yah? Enggak sih, Cuma nanya aja hehehe. Aku sih sekalian minta kode Efin, karena lupa password akun pajak onlinenya, berhubung sebentar lagi pasti laporan pajak.

Setelah dapat billingnya, kita bisa langsung membayar tagihan ke Bank, kantor pos ataupun melalui ATM, ga ribet sih sebenernya kalo kita males antri di bank dan ATM bisa juga melalui Mbanking. Simpan tanda buktinya, lalu kita kembali lagi ke kantor pajak untuk minta dihapuskan denda pajak kita, catatannya ini harus ke kantor pajak kita membuat NPWP enggak bisa kantor pajak mana aja, missal nih kamu bikin npwp di Bandung ya harus di Bandung. Semoga membantu yah sharingnya.

Senin, 12 Februari 2018

Cinta Pertama


Part II
Masa SMP Part I





Hari ini adalah pengumuman kelulusan disekolahku, meskipun aku yakin sepertinya akuakan lulus tapi tetap saja deg-degan, bagaimana jika aku tidak lulus sekolah, pasti akan malu banget dan harus mengulang sekolah setahun lagi.

Jam 08.00 pagi, walikelasku masuk dan memberikan beberapa petuah sebelum membagikan amplop kelulusan, dengan hati yang deg-degan kami menyimaknya, beliau berpesan banyak pada kami yang akan segera duduk di bangku SMP, katanya kami harus lebih rajin belajar dan mengharumkan nama sekolah kami di SMP nanti. Setelah petuah-petuah dia berikan, kemudian nama kami dipanggil satu persatu, kami maju dengan perasaan cemas dan deg-degan. Setelah semua amplop dibagikan kami membukanya bareng-bareng, dan 

Alhamdulillah aku lulus sekolah dasar. Yeaayy bahagia sekali rasanya, satu jenjang pendidikan sudah kulewati, aku siap untuk melewati jenjang pendidikan berikutnya.

Aku sekolah di SMP Negeri 1 Bungur Sari, jaraknya lumayan jauh dari rumah. Sebenarnya ada sekolah yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku, tetapi saat itu aku ingin sekolah di sekolah yang cukup baik sekaligus aku masuk ke pondok pesantren, ibuku berpesan aku tidak hanya mendalami ilmu dunia tetapi juga harus punya bekal untuk kehidupanku di akhirat.
“Mama akan sangat berdosa jika tidak membekali kamu di ilmu agama,”katanya.

Ini fase kehidupan yang baru bagi hidupku, aku harus mulai belajar mandiri, tidak boleh cengeng lagi dan tentunya harus bisa menyelesaikan setiap permasalahan hidupku sendiri. Jarak dari pesantren ke sekolahku sekitar 700 meter, aku bisa berjalan kaki setiap harinya. 
Pesantren yang aku masukin adalah pesantren tradisional, jangan ahrap ada kasur yang nyaman dan fasilitas yang kengkap. Aku hanya tidur beralaskan tikar dan untungnya mmebawa bantal. Jadwal dipesantren itu sangat padat, pagi hari jam 02.00 kita dibangunkan untuk solat tahajud, sambil menunggu adzan subuh, setelah itu kami lanjut lagi kajian ba’da subuh sampe jam 06.00 untuk yang paginya melaksakan sekolah.

Aku yang masih terkantuk-kantuk biasanya menunggu giliran untuk mandi sambil tertidur, ah apakah aku akan kuat berada dipesantren ini dengan jadwalnya yang sangat padat. Malam hari aku harus mengaji sampe jam 10 malam, setelah itu aku baru bisa tertidur.

Di sekolah, karena nilai ujianku cukup besar aku masuk kelas favorit yaitu kelas 1A. Isinya adalah anak-anak yang pintar dari berbagai sekolah serta anak-anak orang kaya. Aku merasa minder dengan pergaulanku, aku lebih sering diam dan jarang mengobrol dengan mereka, terlebih aku tidak punya teman satu sekolah dasar yang masuk ke sekolahku sekarang ini.

Aku duduk di bangku nomor tiga dengan yang bernama Nina, dia juga lebih banyak diam sama sepertiku. Jika jam istirahat tiba, aku hanya jajan ke kantin sebentar tapi makannya di kelas. Aku lebih menjadi pendiam, sangat berbeda dengan karakter asliku ketika sekolah dasar yang dikenal sangat supel dan cerewet. Aku takkut dan tidak nyaman, aku merasa aku salah memilih sekolah, orang-orang yang tidak ku kenal, dan mereka lebih terlihat sombong.

Sepulang sekolah aku berada dilingkungan yang sama juga tidak membuatku nyaman. Suatu hari aku pernah disuruh mengambiil air minum sama seniorku di pondok.

“Ambilnya dimana teteh?”tanyaku
“kamu ambil di selang di kamar mandi,”suruhnya
“Hah, jadi selama ini kita minum air mentah teh,”tanyaku seolah ga percaya
“Iyah, gak apa-apa gak akan sakit perut kan air pesantren, pasti berkah,”
Aku hanya menuruti saja, dan selama ini aku tidak pernah meminum air mentah, tapi mau atau tidak ini adalah kehidupanku sekarang dan jalan yang sudah aku pilih.

Di sekolahku mengadakan kemah pramuka, ini adlaah moment yang paling meneynangkan biasanya bagiku. Tidur di tenda dan menjelejah ke tempat baru. Aku menjadi wakil ketua regu di kelasku, dan ketua reguku adalah Laura. Dia anak keturuna arab dan anak dari keluarga terpandang. Keluarganya mempunya toko mas dan kecantika, otomatis laura adalah anak orang kaya. Aku sebagai wakilnya tentu saja mengikuti apa yang menjadi perintahnya, aku menjadi anak yang pengecut dan takut. Laura lebih sering membulyku sebagai wakil, dia menyuruhku seenaknya sendiri. Kadang aku di bully, dan aku merasa kegiatan 3 hari pramuka ini sangat menyiksaku.

“Kamu harus sering dibelakang, kan kamu wakil, o yah jangan lupa ini bawa minuman, dan barang-barang ini juga,”kata dia saat kami sedang hiking.

“kamu kenapa gosok-gosok hidung, kamu ngupil yah ikh jorok banget sih, kamu jangan tidur disini deh jorok,”katanya sambil marah.

“Aku ga ngupil, ini debu-debunya masuk kehidungku,”kataku membela.

Tidak hanya kejadian ketika kegiatan pramuka, aku sering menerima buly dari Laura. Ini membuatku tidak betah disekolah, nilai-nilai ujianku merosot, aku tidak lagi pintar rasanya aku jadi siswa yang sangat kuper, pendiam.

Aku pulang kerumah setiap sabtu sore dan senin pagi sudah kembali ke pesantren. Sabtu ini aku bercerita pada nenekku kalau aku tidak betah disekolah. Aku menangis dan ingin pindah sekolah, selain itu aku tidak betah tinggal dipesantren. Nenekku setuju aku pindah sekolah, agar lebih dekat dari rumah dan bisa mengontrolku.

Senin aku mendaftar ke sekolah baru, SMP 2 yang jaraknya tidak jauh dari tempatku. Aku menunggu di kantor guru, karena waktu itu semua siswa sedang melakukan upacara bendera. Aku memperhatikan kegiatan upacara bendera dari tempatku menunggu.

Mataku tertuju pada seseorang yang aku kenal, dia menjadi pemimpin upacara pagi itu.Orang yang beberapa bulan ini hilan diingatanku karena aku sibuk dnegan sekola dan berbagai hal yang aku alami. Dia sungguh berbeda dengan seragam birunya yang baru, dia seperti menjadi lebih dewasa dari yang aku ingat dulu.

Selesai upacara bendera, guru-guru berdatangan ke ruang guru. Aku ditanya beberapa hal dan disuruh mengisi data-data sekolah. Kebetulan ada guru yang dikenal sehingga prosesnya menjadi mudah. Setelah mengisi data, aku diantarkan menuju ke eklas 1B. kelas yang akan menjadi kelasku nanti.

Aku masuk dan disana sudah ada seorang guru yang mengajar, guru yang mengantarkannku bilang kalau aku adalah murid pindahan. Kemudian aku dipersilahkan untuk duduk.

Aku bingung mau duduk dimana, tiba-tiba ada seseorang yang meyapaku.
“Hai, sini kamu duduk disini aja, ini kosong ko, benar kan Dina,?”Kata dia
Aku menghampirinya dengan muka bingung dan deg-degan, ya Tuhan aku satu kelas dengan dia, orang yang selama ini aku hanya liat diam-diam.

Bersambung






Senin, 05 Februari 2018

Cinta Pertama



Part I 
Masa Sekolah Dasar


Namanya Ryan. Aku mengenalnya  ketika masih di sekolah dasar, aku lupa kapan pertama kali kita bertemu bertatap muka, yang aku tahu dia adalah salah satu siswa yang pintar di sekolahnya, sehingga kami sering bertemu untuk mengikuti lomba antar sekolah.

“Cinta, itu Ryan suka deh sama kamu,” ledek temanku, saat itu sekolah kami sedang bertanding bolas, yah sekolah dia sering datang ke sekolahku untuk mennatang maen bola. Ketika anak-anak laki-laki sedang bermain bola, kita para perempuan hanya menunggu dipinggir lapangan sambil memberikan semangat.

“Apaan sih,”kataku malu, saat itu aku masih SD mana aku mengerti apa itu suka apa lagi cinta.

“Dia suka ngeliatin kamu terus tuh,”

“Ciyeee,ciyeeee,”kata anak-anak yang lain, Aku hanya tersipu.
Pertemuan aku dan Ryan semakin intens, apa lagi kami pernah mengikuti lomba yang sama, di tempat lomba itu kami hanya tersenyum dan saling menatap tak ada satupun yang menegur, Yah waktu itu masih terlalu kecil, kelas 5 Sd mana mengerti soal cinta.
Ryan menjadi sosok siswa yang sering dibicarakan oleh teman-temanku, apa lagi perempuan, menurut mereka Ryan ganteng. Menurutku sih biasa  saja.

Satu hari wali kelasku mengumumkan lomba siswa teladan antar kecamatan yang aku ikutin, dan mengatakan kalau aku menjadi juara pertama sehinggak aku berhak mengikuti lomba selanjutnya di tingkat kabupaten, aku bahagia sekaligus semakin deg-degan karena ini pasti semakin sulit.

“Kamu harus banyak belajar yah,”Pesan guruku.

“Untuk putra pememnangnya dari SD lemahsugih, yang kedua Ryan dari SD 3, kalau yang dari Lemah sugih enggak bisa mewakili akan digantikan oleh Ryan,”tambah wali kelasku.
Entah kenapa saat itu aku ingin Ryan yang mewakili untuk ikut lomba selanjutnya, aku ingin kita bersama-sama berangkat ke Kabupaten.

Ketika memasuki kelas 6 SD, aku dan dia berasa semakin dekat padahal kita tidak pernah bertemu  intens, kita hanya bertemu sesekali ketika pertandingan sepak bola disekolahku.

“Cinta, ryan kirim salam loh buat kamu, katanya suka,”kata Jejen teman sekelasku,

“Ikh apaan sih,”tapi hatiku saat itu bahagia mendengarnya.

Ketika ujian nasiolan SD, aku melaksanakannya disekolah Ryan selama 3 hari. Ini adalah waktu yang menentukan, dan taun itu pertama kalinya ada nilai kelulusan, berbeda dengan tahun sebelumnya. Meskipun aku sudah belajar rajin, tiap pagi sebelum berangkat sekolah sebab kata nenekku pagi itu waktu terbaik untuk belajar, mudah ingat katanya tetap saja aku takut tidak lulus. Aku juga dikenal sebagai siswa yang pintar dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 aku menjadi juara kelas.

Saat menlaksanakan ujian aku lupa soal Ryan dan teman-temanku sudah tidak meledekku lagi, ah namanya juga anak-anak dan masih kecil saat itu masa iyah jatuh cinta. 
Disekolah Ryan, aku melihat dia bersama teman-temannya berkelompok. Sesekali aku meliriknya dan mencuri pandang kemudian berusaha mengalihkan mataku jika ternyata dia juga melirik kearahku. Aku pura-pura sibuk dengan buku pelajaran yang sedang aku baca.
Pernah suatu waktu aku berpapasan dengannya, kemudian dia tersenyum padaku. Aku diam membeku bingung mesti bagaimana. Tapi setelah itu aku tersipu malu dan bahagia kalau dia senyum kepadaku.

“Kamu Cinta yah,”tiba-tiba ada anak laki-laki yang menyapaku

“Iyah, kenapa?”

“Ini ada salam dari Ryan,”kata dia sambil memberikan sepotong kertas untukku.

“Semangat yah ujiannya,”itu yang ada di tulisan itu.

Kemudian aku mencuri pandang kearah ryan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya. Aku bahagia sekali. Saat itu rasanya aku mengerjakan ujian dengan sebaik-baiknya.

Setelah ujian selesai, aku sudah jarang ke sekolah, hubunganku sama Ryan juga semakin surut. Aku sudah lupa sepertinya dan sibuk mempersiapkan diri untuk masuk SMP, akh rasanya tidak sabar memakai seragam putih biru.

Bersambung....

My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...