Minggu, 22 November 2015

Seusai Hujan



Aku suka hujan di bulan juni kalau kata Sapardi, tapi aku juga menyukai hujan-hujan di bulan lainnya. Aku tetap pecinta hujan yang akan menunggu hujan turun. Tapi aku tidak akan bersedih ketika hujan reda. AKu tahu hujan juga sang pecinta, dia akan datang lagi, menggenggam tanganku dengan erat, dengan hangat dan dengan sukarela.

Aku mencintai hujan, itu kau sudah tahu. Tapi aku tidak sedih jika hujan tak kunjung datang. Bagiku cinta bukan soal pertemuan, tapi cinta lebih dari itu.

Hujan, dia akan merengkuh tubuhku, dia akan membawaku pergi menuju kebahagiaan, aku percaya meski itu mustahil menurutmu, tapi inilah hujan. hujan kekasihku, cintaku.

Memiliki hujan. Tentu itu tidak mungkin, karena terkadang jatuh cinta itu tidak bisa memiliki sepenuhnya, harus ada bagian yang kau relakan untuk dimiliki orang lain. Jangan tanya itu karena tidak cinta dengan sepenuh hati.

Merasakan kehadiran hujan sudah cukup bagiku, aku juga percaya hujan akan sadar jika aku merasakan dia hadir, jika aku menantinya berhari-hari bahkan berbulan bulan. Hujan akan selalu tahu ada aku yang menunggunya, mencintainya tanpa syarat, tanpa kenapa dan inilah memang yang aku rasakan.

Ah hujan, aku memang ingin kau memegang erat tanganku, menggandengku dengan tanpa malu kau bicarakan pada semua orang jika aku kekasihmu. Tapi katamu lebih baik cerita kita jadi rahasia, biar orang lain tidak iri pada cinta kita. Kalau sudah begitu aku hanya bisa mengangguk iya, sebari mendekapmu dengan erat. Kamu tahu hujan, ternyata benar apa kata orang-orang itu, pelukan adalah obat.

Hujaaannn

*Jakarta, Seusai hujan

Belajar Berdamai


Setiap langkah yang kita lakukan ternyata memiliki makna, setiap keputusan yang kita ambil tidak hanya menjadi sembarang keputusan. Dan aku memilih, memutuskan lalu menjalani, itu semua tidak boleh ada sesal. Aku semakin belajar dalam hidup memang tidak akan selamanya menyenangkan, memang tidak akan selamanya pahit. Dalam hidup perlu berdamai-dan terus berdamai.

Aku semakin terus melangkah, maju, tapi bahkan sesekali perlu mundur untuk bisa berlari lebih kencang. Aku semakin belajar untuk tidak menyesali, tapi terus berupaya memperbaiki walaupun seburuk apapun akibat dari sebuah keputusan.

Menjadi dewasa itu belajar dari kesalahan, menjadi dewasa itu tidak takut lagi, ya berdamai dengan rasa takut pada diri sendiri rasanya sangat berat. "Berdamai" kata itu tidak hanya berlaku untuk kita dan orang lain, tapi untuk diri kita sendiri. Bagaimana rasanya berdamai dengan hati sendiri, perasaan sendiri? tentu saja perlu waktu, perlu keikhlasan, ah sudahlah kata itu terlihat sulit dijalankan, tapi jika kita sudah mencobanya pasti tidak sesulit itu.
Jalan itu masih panjang, dan esok adalah esok, berbuatlah sebaik mungkin untuk hari ini.

Jakarta, seusai hujan

Jumat, 06 November 2015

Assalammualaikum Emi



Aku lupa kalau aku pernah janji akan mengirim surat lagi. Aku akan bercerita banyak hal lagi tentang hidupku, aku juga lupa aku telah menyelesaikan kuliahku, dan tahukah aku juga memutuskan untuk tidakwisuda. Rasanya aku sedih karena di moment itu aku gak akan lihat emi datang. Masih ingat dengan kebaya yng emi beli, waktu itu katanya akan dipakai  pas wisudaku, tapi sayngnya Allah lebih sayang emi dibandingkan aku. Dan lagi emi, hidupku tak begitu mudah, banyak hal yang harus aku lalui, dengan penuh kesabaran dan kegalauan. Aku kadang ingin berbagi itu tapi emi sudah tidak ada. Aku tidak usah sedih bukan? Aku hanya cukup mengirim doa, yah dan lagi kadang aku juga merasa sibuk dan lupa, ah maafkan aku.

Emi, saat ini aku memasuki tahap kehidupan selanjutnya. Aku harus
lebih bertanggung jawab lagi dengan kehidupanku. Aku harus lebih kuat lagi,Aku harus lebih bersabar lagi. Saat ini, ku harus melewati tahap kehidupan dengan penuh pertimbngan,  harus siap dengan apapun, tapi yang tidak berubh mungkin aku masih manja, aku masih jadi gadis kecil emi yang kan menangis sesegukan jika ada yang menyakitiku, dan aku kehilangan orang yang akan mengelus rambutku, dan berkata sabarlah.

Yups, sekarang aku hanya perlu menguatkan diri aku sendiri dn berkata semua akan baik-baik saja. Emi, sudah lama ku tidak pulang, sudah lama aku tidak menengokmu. Jangan bilang aku jahat dan lupa, tapi maafkan aku, aku hanya perlu sedikit waktu itu. Dan mungkin suatu hari aku kana pulang dengan seseorang yang akan menjagaku kelak, melindungiku, dan membahagiakan aku, sama seperti doa-doamu dulu. Walau mungkin moment itu emi tidak akan melihatnya.

Tapi bukankah memng kitak tidak pernah punya kuasa atas takdir. Emi, semoga aku bisa bercerita yang membahagiakan, tentang Mama, Bapak, dan Adek. yups, saat ini adek sudah masuk sekolah SMK, dia sudah besar, dan emi mungkin akan pangling melihatnya, semoga aku masih bisa jadi kaka yang baik.

Emi, aku masih punya impian, dan kekuatan impianku salah satunya adalah emi, emi yang membuatku tidak hilang harapan, membuatku semangat untuk bangun kembali ketika terjatuh. Emi, akuuu kangen pengen dipeluk, tapi aku percaya emi sudah dipeluk olrh Tuhan, dan diberi tempt yang terbiaik, selamat berbahagia.

*Jakarta menjelang malam, bikin surat ini karena diingatkan oleh Yayan, tentang cerita nenek. Terima kasih aku jadi inget tentang janjiku pada nenek.

Selasa, 22 September 2015

Kamu, Hanya Perlu Memanfaatkan Kesempatan Dengan Baik

"Hidup itu seperti sekotak coklat, kau tidak pernah tahu isi di dalamnya"

Saya hampir lupa dengan quote ini, tapi ketika saya membaca salah satu review blog tentang film ini saya ingat, dan memang benar. Kita tidak pernah tahu isi didalam hidup kita.

Seperti forest yang menjalani hidup dengan mengalir, dia hanya melakukan yang terbaik disetiap kesempatan yang diberikan kepadanya. Forest menjadi pemain football,tentara dan akhirnya memiliki bisnis udang. Hidup forest memang berliku, dia hanya memanfaatkan setiap peluang yang ada pada dirinya lalu melakukan yang terbaik.

U
ntuk  itu saya kembali ingat pada kehidupan saya, yang berliku dan rasanya mungkin aneh. Mulai dari pendidikan saya ketika Sekolah menengah, saya mengambil sekolah kejuruan jurusan perawat, lalu kuliah saya menhambil jurusan akuntansi tapi lebih suka dunia jurnalis dan merasa hidup disana. seiring berjalan waktu akhirnya saya juga merasakan jadi jurnalis sesungguhnya walau itu tidak lama. Dan sekarang saya diberikan kesempatan bekerja di media walaupun bukan sebagai jurnalis. Rasanya tidak ada benang merahnya disetiap kehidupan yang saya jalani, disetiap kesempatan yang datang tapi mulai sekarang saya harus mencoba memanfaatkan kesempatan itu.

Saya juga tidak tahu, isi kotak coklat selanjutnya, biarlah itu  menjadi rahasia Tuhan. Karena saya tidak mampu menjangkau itu. Hari ini saya hanya akan memanfaatkan kesempatan yang ada. melihat semua peluang. terus melengkapi puzle-puzle kehidupan saya dan bersyukur, karena kejutan dari tuhan itu sungguh luar biasa.




Selasa, 16 Juni 2015

Cerita Saat-Saat Terakhir Kuliah Part I

Selamat malam


Hari ini saya sedang ingin bernostalgia. pikiran saya tiba tiba melayang pada kejadian beberapa bulan yang lalu. saat itu perasaan saya hancur, saya menangia dan kecewa. Tapi lagi, saya merasa tuhan sedang sayang sama saya dan saya kuat menghadapi itu semua.

Tidak banyak yg tahu jika saya gagal mengikuti ujian sidang Pada bulan Oktober tahun lalu. Saat itu semua sudah selesai, hanya saja Tuhan seperti belum mengijinkan saya untuk menyelesaikan yang satu ini.

Saat itu saya kecea, saya menangis saya mengambil satu keputusan yang terburu-buru. Yaitu "Saya pindah dari Bandung". Seperti patah hati, Bandung terlalu menyimpan cerita dan saya masih enggan sebenarnya, namun saya tidak punya alasan untuk tetap tinggal di Bandung.

Kehidupa saya berubah. Saya harus menata hati, saya harus berdamai dan rencana saya tentu berantakan. saya berada dalm fase kehilangan arah. Saya tidak menjadi saya yang optimis dan bersemangat, meskipun demikian jauh dilubuk hati saya masih percaya akan Tuhan. saya masih percaya akan  rencana Tuhan yang lainnya, yang akan mengubah hidup saya. Saya hanya perlu berdamai, saya hanya perlu berusaha menata hati, mensyukuri hidup dan kembali bangkit.

Setahun, dari seja kejadian itu Saya kehilangan diri saya. Saya tidak lagi jadi seseorang yang tegar, saya takut saya benar-benar merasa terjatuh. Setiap malam saya menangis, mungkin lebay tapi ya saya merasa saya punya tanggung jawab yang lain. saya anak pertama saya harus menyelasaikan ini semua agar tidak jadi beban untuk kedua orang tua.

Hari itu, saya kecewa.. Saya masih ingat pada hari sabtu, saya tak bisa menangis dan berbicara saat melihat kampus tutup. saya bangun dan kembali berjalan di sisa-sisa tenaga saya. Saya diam, ya dan segera berkemas. Dengan hatiyang coba saya tegar-tegarkan saya memesan tiket dan pulang.

Saat menuju ke Jakarta, air mata saya jatuh ya saya menangis mungkin ini puncaknya dan hati saya merasa hancur. Dan saya teringat dengan kejadian ketika nenek saya meninggal.

Tapi ya itu nostalgia, puncaknya kemarin Saya bisa menyelesaikan tugas saya sebagai seorang anak. Saya akhirnya bisa menyelesaikan sisa study saya. Ini mungkin perjalanan yang harus saya lalui ya sehingga saya bisa menceritakannya disini. Jika tidak demikian maka tidak akan cerita.

Senin, 08 Juni 2015

Untuk Mama

Dear mama

Mama, surat ini mungkin tidak akan pernah dibaca mama. Tapi ini adalah pembicaraan kita dari beberapa hari yang lalu.

Mama, aku mengerti khawatirnya mama kepada aku. Seperti yang pernah mama bilang, punya anak perempuan itu seperti  sedang menjaga telur diujung tanduk daj takut jatuh.

Tapi mama, aku mohon mama percaya. . Mama menyekolahkan aku dan aku tidak akan melakukan hal bodoh itu.

Mama, aku mama didik agama, aku mengerti batasan mana yang baik dan buruk. Mama itu adalah bekal untukku. Untuk masalah dia yang belum aku perkenalkan kepada mama, ijinkan aku meyakinkah hatiku. Aku tidak mau mengecewakan mama. Jika aku sudah yakin aku pasti bawa ke rumah dan perkenalkan ke mama.
Mam, aku tidak mau slah memilih. Dia harusla seseorang yang menerima kita.

Mama, aku janji aku akan menjaga harga diri aku dan keluarga. Aku tetap berpegang pada prinsip.


Mama... semoga seperti yang kita harapkan, aku mendapat pasangan yang terbaik. Tolong percayalah padaku. Percaya aku bisa menjaga diri. Aku hanya sedang ingin mengenal seseorang. 

Senin, 18 Mei 2015

Untuk Kahfi Soal Orang Tua Yang Menelantarkan Anaknya Di Cibubur

Untuk Kahfi
Saya adalah seorang wanita dan saya memang belum menikah. Saya tidak tahu rasanya menjadi seorang ibu. Tapi menurut saya , sebagai orang dewasa kita harus mencontohkan hal yang baik bagi anak-anak. dan yang saya tahu, anak-anak itu peniru yang baik.
Kahfi, sungguh saya kaget setelah celotehan sederhana kamu yang bilang bahwa  suami istri  penelantar anak di Cibubur melakukan hubungan seksual didepan anaknya adalah hal yang wajar. Sungguh hati saya menangis mendengarkan perkataan itu.
Entah, tiba-tiba saya membayangkan kelima anak itu harus melihat adegan yang tak layak, apa yang ada didalam pikiran mereka, lalu mereka akan tumbuh dan berkembang seperti apa? Sungguh itu adalah kemunduran, sangat mundur.

Orang tua, yang seharusnya melindungi anaknya, memberikan kasih sayang mengayomi dan memberikan pendidikan yang terbaik. Dan kita sebagai orang yang terpelajar tentu tahu bagaimana caranya memberikan contoh pendidikan yang baik bagi anak-anak. Ya walaupun kita belum menjadi orang tua, tapi bukankah itu ilmu sederhana. 

Kahfi, semoga saja kelak ketika kamu punya seorang anak, kamu mengerti bagaimana kamu jatuh cintaya pada mahluk ciptaan tuhan yang menjadi bagian dari diri kamu. Saya serng mendengar seorang ibu yang sedang mengandung sudah jatuh cinta pada bayi yang belum pernah dilihatnya.


Sekali lagi, saya belum menjadi ibu, saya rasa tak perlu menjadi  orang tua dahulu untuk kita memahami pendidikan untuk anak-anak.  

Kamis, 30 April 2015

Apakah Kita, Masih Menjadi Kita?


Apa kau masih selembut dahulu,
Memelukku erat dan mengecup keningku saat aku tersedu

Apa kau masih seperti dahulu
Menggenggam tanganku erat, dan menatapku dengan lekat

Apa kita masih bisa seperti dahulu
Berjalan beriringan, menikmati malam dibawah lampu temaram

Apakah kita sesabar dahulu,
Menunggu hujan, sambil bercengkrama mesra

Apakah kamu masih merindu
Sama sepertiku yang menanti untaian pesan darimu
Aku yang menunggumu melagu di ujung telepon

Apakah kita?
Masihkah menjadi kita?
Yang terdiam, 
Yang mencintai dalam diam
Terlalu dalam


Rabu, 29 April 2015

Selembar Daun

Aku adalah selembar daun. Daun yang melindungimu dari terik matahari. Aku adalah selembar daun, yang tak pernah kau lihat. Aku adalah selembar daun yang melayang-layang tertiup angin. Namun aku mencoba terus bertahan agar tidak terjatuh keatas rumput. Kamu tahu perjuanganku melawan angin? Sungguh berat, aku harus bertahan, setidaknya sampai aku menguning. Ya menguning, daun yang tak menarik bukan?

Siapa yang suka daun yang menguning? Siapa yang suka daun yang sudah tua? Ah jika aku sudah menguning, berarti aku menang, ya mennag melawan angin. Bukankah semakin tinggi pohon anginnya kencang, seperti pepatah yang sering kamu bilang, tapi kamu tak pernah tahu bukan bagaimana aku yang hanya selembar daun melawan angin itu agar tidak terjatuh.

Aku adalah selembar daun, ya daun tempatmu berteduh dengan kekasihmu, tempatmu mengaduh saat kau lelah dan terbaring dibawah rindangya daun.
Aku tetap menjadi selembar daun yang kemudian akan jatuh ke atas rumput. Aku mohon jangan segera kau sapu aku, biarkan aku tetap terbaring, sampai aku bisa melihat keabadian.

Ah tapi benar katamu, aku hanya selembar daun yang mengotori pekaranganmu jika terjatuh, dan kau akan segera menyapuku.
Aku tetap selembar daun, yang kau lupakan jika sudah terjatuh.....


#setelah dengerin musikalisasi puisinya Sapardi Djoko Damono tetiba bisa bikin ini J

Kamis, 23 April 2015

Didalam Cinta Kita menemukan Kesedihan Yang Indah


Saya beberapa hari ini mencoba membaca tulisan-tulisan saya dahulu. Ketika itu ingatan-ingatan saya tentang seseorang kembali teringat. Lucu rasanya ketika mengingat orang yang ada dibalik tulisan-tulisan itu. Ya ketika kita jatuh cinta memang tidak hanya kebahagian yang akan dirasakan tapi juga kesedihan-kesedihan. Karena selalu ada yang diperjuangkan dalam cinta.

Saya kembali teringat ketika pertama kali jatuh cinta waktu itu masih SD haha, entahlah itu cinta atau apa hanya saja saat itu ada rasa ser-seran kalau ketemu seseorang, dan lebih banyak diam dengan muka merah serta malu, lucu.

Ketika kita belajar mencintai tentu kita juga belajar pengorbanan, dan didalam pengorbanan kita menemui kesedihan. Cinta tidak selamanya bikin kita sukacita, ketika saya mengingat orang-orang yang ada dibalik tulisan saya, kesedihan-kesedihan masa lalu tiba-tiba muncul. Jatuh Cinta tidak melulu tentang bahagia. Pengorbanan-pengorbanan dalam cinta akan menghasilkan  kesedihan-kesedihan yang indah.

Saya tidak menyesali ketika saya harus menangis tersedu-sedu ketika patah hati, karena itu indah, rasanya kita beruntung setidaknya ada seseorang yang mengisi hati kita, walaupun pada akhirnya kebersamaan kita dengan orang itu harus berakhir.

Akhir-akhir ini ingatan saya tentang masa lalu kembali hadir, dan kebanyakan tidak bahagia. Semuanya berakhir dengan tangisan, dengan perasaan yang-perasaan yang tak karuan. Entahlah bagaimana saya mengatasinya waktu itu. Tapi akhirnya saya bisa berdamai dengan keadaan.

Ingatan-ingatan dimasa lalu itu membuat saya bertanya, apakah orang yang saya perjuangkan dengan diam-diam dan saya yakini itu memang cinta sendiri? Atau kesedihan? Entahlah dua hal itu sangat sulit saya pisahkan. Karena didalam cinta akan ada kesedihan-kesedihan yang indah.


Jumat, 17 April 2015

Bertanyalah Pada Hatimu, Apakah Kamu Bahagia?

Akhirnya saya terlepas dari kompas.com, sebagian orang menyayangkannya. Tapi bagi saya itu adalah hal yang terbaik. Ada hal yang tidak dimengerti oleh orang lain, ya terkadang orang lain melihat kita seperti bahagia, tapi bukankah kebahagiaan itu tidak diukur dari pedapat  orang lain, namun jauh dari dalam diri masing-masing.

Saya sering bertanya kepada diri sendiri, apakah saya bahagia? apakah hati saya mendukung apa yang sudah menjadi keputusan saya. Dan ya saya sering terdiam hanya untuk mendengarkan suara hati saya.

Dalam hidup ini bukankah memang sebuah kebahagiaan yang kita cari.Kebahagiaan yang tidak bisa diukur oleh apa pun tapi cuma bisa dirasakan oleh hati kamu. Ketika saya memutuskan untuk menjalin suatu hubungan saya sering bertanya apakah saya bahagia dengan pasangan saya, dan sebalikya, jika saya tidak bahagia buat apa saya melanjutkan suatu hubunga. Jika pasangan saya sudah tidak bahagia, untuk apa dia terus berada disamping saya. Saya akan dengan ikhlas melepasnya. Jika kita bahagia, saya yakin akan ada kekuatan lebih jika menghadapi kesulitan-kesulitan dan Tuhan akan kasih kejutan-kejutan yang lebih membahagiakan.

saya tidak mau menjalani hidup ini dengan kekosongan, tanpa perasaan. karena bagi saya itu penting. Dan kebahagian itu terkadang bukan memiliki sesuatu tapi melepaskan suatu beban yang membuat hati kita merasa kosong. 

coba sesekali bertanya jauh kedalam lubuk hati, sudahkah kamu bahagia dengan apa yang kamu dapatkan? atau malah merasa kosong? sudahkah bahagia degan pasanganmu? atau kamu merasa menjadi beban? karena cinta itu kadang tidak masuk logika, ya melakukan hal-hal kecil, atau menyempatkan sedikit waktu hanya untuk orang-orang yang kita kasihi.

Happy weekend, Selamat menghabiskan waktu dengan orang-orang yang kita kashi.

#nunggu jam pulang,

Kamis, 16 April 2015

Berhenti Sejenak


Saya ingin berhenti sejenak seperti menarik diri kebelakang. Sedehana bukan berhenti sejenak hanya untuk menarik nafas, berhenti sejenak hanya untuk berpikir tanpa melakukan apapun. Berhenti hanya untuk menlai kedalaman mengenal diri saya sendiri.

Berhenti sejenak hanya untuk menilai kualitas diri saya sendiri. Seberapa jauh saya bisa memberikan value kepada diri saya sendiri tentang hidup dan bagaimana saya menjalaninya kelak.

Kemudian saya akan masuk kedalam fase seberapa matang rencana saya dalam menjalani kehidupan ini, seberapa dalam visi saya dalam menjalani hidup dan seperti apa golnya. Dan kedalaman relationship (seberapa siap saya menjalani hubungan yang serius). 
Mengukur kedalaman seberapa dekat saya dengan Tuhan ya apa yang Tuhan kasih apakah sudah sebanding dengan apa yang sudah saya berikan. Seberapa dalam eksistensi saya, ya apakah yang saya lakukan hari ini semata-mata memang Passion saya atau hanya karena faktor lain.

Ya rasanya saya butuh untuk melakukan itu semua, sebuah pertanyaan-pertanyaan sederhan namun butuh kedalaman bagi saya untuk menjawabnya sebab itulah rasanya saya perlu berhenti sejenak dan tidak terlalu terburu-buru.


Senin, 30 Maret 2015

Hubungan yang rumit atau sederhana

Siang tadi aku ga sengaja baca statusvteman yang intinya seseorang marah karena pacarnya sibuk dengan pekerjaan.

bukankah itu amat sederhana aku melihatnya. Ketika kita memutuskan untuk menerima seseorang menjadi pasangan kita maka kita juga menerima segala tentangnya termasuk pekerjaan Keluarga, teman hoby ya apapun itu.

Atau aku yang berpikir amat sederhana. Karena bagiku ketika kita memilih sesuatu maka harus bertanggung jawab atas pilihan itu. Sama  seperti memilih pasangan. ada hal yang aku pahami sebagai pasangan kita tidak bisa menuntut menjadi yanh pertma dan satu-satunya.

Bukankah Rachmi bukan menjadi satu-satunya istri Hatta dia dijadikan istri ketiga ya setelah buku dan negaranya. Tapi rachmi setia menemani hatta sampai 35 tahun.
ya terkadang sesuatu hal yang sederhana bisa menjadi rumit atau sebaliknya tergantung bagaimana kita menilainya.

*tulisan kedua sambil pulang selamat malam Jakarta


Hay Hujan...

Hay hujan...
sudah lama rasanya kita tidak saling menyapa. Aku tahu mungkin akhir-akhir ini aku tidak terlalu peduli. Yah.. kamu seperti lewat begitu saja. Padahal kita dulu sering bencengkrama.

Masih ingat kamu dengan secangkir jasmine tea, pico dan kamu.. kita bercengkrama dan aku sering menatapmu lama-lama kita berdiskusi hingga aku bisa menulis.

Hay hujan.. malam ini aku mellow.. aku rindu rasanya.. rindu sama kamu.. menikmati kamu sambil mendengarkan jazz.. kamu tahu kan aku selalu suka musik yang lembut.


Hay hujan.. hari ini aku sibuk tapi aku belum tahu apa yang aku cari. Rasanya aku hampir menyerah yah karena aku sudah lelah, tapi bukankah pesan kamu aku tidak boleh menyerah.

Hey hujan... aku rindu mendengar rintikanmu sambil tertawa bersama dan merebus indomie lalu kita bercengkrama mesra....


Hey hujan... kamu apakah rindu aku? Dan rindu tempat itu... hujan aku ingin kesana yahh sungguh..

Hujan aku rasanya hampir hilang keberanian sungguh... yah entahlah bukankah aku dulu pemberani? kenapa semakin dewasa jadi penakut.

Hey hujan. hujan.. hujan.. aku ingin dekat kamu... ya kamu yang bisa menahanku agar tetap lama bersama kekasih, atau teman.

Hujan... rasanya aku ingin berlari dan membiarkanmu jatuh perlahan ditubuhku... aku akan meminummu pelan-pelan dan tak lama akan ada orang yang memarahiku karena aku bermain denganmu.


Hey hujan. Sampaikan ya rasa rinduku untuk mereka.. mereka yang hadir dalam hidupku... aku rindu ngobrol banyak karena tertahan olehmu..

O ya hujan bukankah kamu juga yang menyatukan kami.. ya kamu ...

Selasa, 24 Maret 2015

Hello Dear..

Hello Dear..

Dear.. saya ingin berbagi banyak hal dengan kamu. Berbagi cerita ya.. kamu cukup menjadi pendengar buat saya. Ya.. yang saya minta hanya mendengarkan karena  terkadang perempuan itu hanya minta didengar. Kamu jangan bosan ya mendengar cerewet saya.

dear. . Saya tak akan pernah meminta apapun dari kamu. Sebab saya mencari seseorang yang memberi saya apapun tanpa saya minta.

Dear.. saya tak akan pernah memaksa kamu untuk tetap bersama saya. Jika kamu merasa tidak bahagia jika bersama saya, kamu bicarakan dan saya akan melepaskan kamu. Karena suatu hubungan itu tidak bisa berjalan sendirian, jika kamu tidak ingin diperjuangkan lalu untuk siapa saya berjuang.

Dear.. saya tidak minta waktu yang banyak. Saya hanya minta setiap waktu kebersamaan kita itu indah. Dan biarkan hati kita tetap merindu.


Dear. . saya tidak akan pernah memaksamu untuk memahami dunia saya, karena kita akan menciptakan dunia kita berdua.

Dear saya suka kejutan dan biarkah kejutan-kejutan kecil menjadi bumbu dalam kisah kita. bukankah menikmatinya jauh lebih menyenangkan?

Dear saya suja senja dan es krim maukah suatu hari nanti kita menikmatinya bersama.



Senin, 23 Maret 2015

Hey Saya Rindu

Saya bertanya kenapa kita harus kehilangan dan tidak bisa memiliki sepenuhnya. Ya akhir-akhir ini saya merasakan arti kehilangan. Banyak hal yang saya rasa hilang dari dalan diri saya.

Saya merenung sejenak untuk mendapatkan jawabannya. Dan saya sadar dengan kehilangan kita akan mengerti arti kata "memiliki".

Kita pernah memiliki sehingga akan kehilangan. Saya pernah memiliki sahabat-sahabat yang luar biasa kemudian hari ini saya kehilangan mereka dalam arti secara fisik kita tidak berdekatan.

Akhirnya saya menyadari saat ini saya harus menyelesaikan segala sesuatunya sendiri.
tidak ada lagi mereka yang dengan sabar mendengar semua celotehan saya mulai dari dosen yang tidak menyenangkan, teman-teman kelas yang saling bertengkar dan tugas akuntansi yang bikin tangan saya pegal. Mereka mungkin tidak mengerti apa yang saya keluhkan tapi dengan mendengarkan saya rasa sudah cukup.

Hari ini tidak ada lagi Dwi yang akan saya temui. Tidak ada dia yang bisa diajak gila ketika dijalan. Menyuruh saya turun ketika lampu merah dan saya mengiyakan, tidak ada lagi dia yang bisa saya ajak ke kineruku hanya untuk ngobrol dan nonton, tidak ada lagi Dwi yang bisa saya ajak menangis bersama ketika banyak masalah atau tempat saya berkeluh kesah saat saya putus cinta (saat itu saya pernah seminggu patah hati dan tiba-tiba murung).. Dwi hanya ada di whatsapp dan kembali lagi dia sudah punya kehidupan berbeda sama seperti saya.


Lalu tidak ada lagi Agung tempat saya mengeluh saat gadget saya eror, dia tanpa saya minta akan melakukan sesuatu yang bisa membuat saya lebih baik. Tidak ada agung yang memberi saya film-film atau dimintai untuk mencarikan saya film yang saya suka. Tidak ada Agung yang bisa saya ajak keliling toko buku. ya walaupun Agung masih mau menolong saya tanpa saya minta. Dia seperti mengerti terkadang apa yang saya butuhkan. Tapi tetap secara fisik kita berpisah jauh..


Lalu satu orang lagi yang ingin saya temui hanya untuk minum bersama. Asep. Dia seperti menghilang, saya rindu berdiskusi banyak hal tentang kehidupan bersama dia. Bercerita tentang rasanya patah hati. ya dia yang bersama saya pergi ke Makasar dan sepanjang jalan pulang kita diam karena rebutan tempat duduk di pesawat, lucu memang. Dia yang selalu saya marahi padahal lagi cerita kisah cintanya.


rasanya saya lengkap bersama mereka. Mereka seperti puzle yang saling menutupi satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. sekarang mereka tidak ada lagi. Ya tidak ada lagi orang yang bisa saya ajak melakukan hal gila, menikmati hari bersama,bercerita banyak sampai kita lupa ada hari esok dengan setumpuk tugas. Mungkin selama empat tahun kemarin waktu saya terlalu banyak dihabiskan dengan mereka sampai rasanya tak butuh pacar (Hahha. Ini benar apa enggak ya).
Mereka memberi apa yang tak pernah saya minta, tapi itu yang saya butuhkan.

Hey rasanya sedang rindu apa karena terlalu jenuh dan tak ada yang bisa saya ajak bicara saat ini :)

Semoga Hari Kalian diberkati.

Rabu, 18 Februari 2015

Semuanya Akan Berlalu

“Semua ini pasti akan berlalu”
Ini adalah kalimat ajaib bagi saya ketika saya sedang dalam keadaan yang cukup buruk. Ketika saya hampir putus asa menghadapi semua tantangan dalam hidup, ketika saya harus menghadapi satu kenyataan dimana apa yang saya hadapi hari ini sungguh jauh dari ekspektasi saya sebelumnya.
Pekerjaan yang sedang saya jalani tidak seperti apa yang saya bayangkan. Saya harus memulainya dari nol. Dan saya tidak sebahagia sebelumnya. Tapi pekerjaan ini mengingatkan saya bahwa banyak hal yang saya lewati dengan jalan yang berliku. Saya masih ingat ketika saya hampir menyerah saat mengadaan kegiatan kampus. Bikin kegiatan kampus yang terlihat sederhana itu tidak sesederhana yang dilihat. Di balik itu semua saya menghadapi banyak tuntutan agar acara berjalan sempurna dan perang batin karena melihat teman yang tidak seperti diharapkan.
Dalam kehidupan saya, tentu banyak jalan berliku. Ketika saya harus menghadapi bertubi-tubi kegagalan, sampai suatu ketika saya lupa bagaimana rasanya menangis. Seberat apapun masalah saya, aneh rasanya saya tidak menangis. Saya masih ingat ketika itu terakhir saya meangis ketika nenek saya meninggal. Setelah itu rasa sedih saya rasanya hilang, padahal saya menemukan banyak kejadian yang membuat saya hampir menyerah, entah kenapa saya tidak bisa menangis. Lalu kalimat ajaib itu keluar “semua ini pasti akan berlalu” Saya akhirnya merasa cukup baik.

Rasanya saat ini saya sedang begitu takut. Saya tidak berani mengahdapi sebuah kenyataan. Tuhan entah kenapa saya tidak pernah setakut ini. Saya tidak pernah kehilangan harapan, tapi saat ini rasanya ketakutan itu muncul dikepalaku, sungguh.  Apakah kalimat “semuanya akan berlalu” itu akan ampuh intuk saat ini. Entahlah... Dan lagi Saya tidak bisa menangis.

Sabtu, 17 Januari 2015

Haruskah Kita
Kita yang tak bisa berkata  namun saling menatap
Kita yang tak bisa bersama namun saling merindu
Kita adalah insan yang tak menyatu
Kita saling mencinta namun menjauh
Kita adalah sang pencinta
Haruskah kita terus mendamba tanpa terucap?

Katamu
Katamu Rindu itu laksana pedang yang menusuk jantung
Sakit dan tak tertahan
Katamu rindu itu laksana angin yang berhembus  menempa setiap kulitmu tapi kau tak melihatnya
Katamu Rindu itu adalah aku

Jumat, 02 Januari 2015

Harapan 2015

Resolusi 2015
Welcome 2015..
2015 itu harapan, impian dan suatu kenyataan hidup.. Resolusinya gak boleh main-main lagi..

Di tahun ini aku berharap ketika Ultah nanti dapat kado spesial yaitu kabar baik dari kantor (ciye padahal diterima aja belum) ya semoga saja itu adalah jawaban atas doaku dan penantian selama ini.

Permintaannya tetap bisa berkarya tidak hanya bekerja. Ingat bekerja itu hanya menghasilkan uang yang akan habis tapi karya akan dikenang sepanjang masa.

Flashback udah berapa lama ya single,, ha,.. ha cukup lama kayaknya tahun ini setidaknya akan membuka hati untuk orang baru.. gak ada lagi cerita lama.. semoga yang dikasih tuhan yag terbaik. Seseorang yang bisa diajak ngobrol banyak, nyaman, yang mau duduk bareng menatap senja sembari bercerita sebuah impian. Duduk sambil menyeruput coklat panas ditemani suara ombak dan cahaya bintang. Mendaki puncak bareng sama-sama merasa lelah dan menghargai sebuah perjuangan.  Gue sadar sekarang kita itu mencari orang yang membuat nyaman gak muluk-muluk ternyata. Kenapa nyaman karena dengan dia kita akan menghabiskan waktu.

2015 itu pasti akan banyak kejutan dan keajaiban dari Tuhan.  Gue hanya minta semoga tetap dikasih keuatan semoga dikasih kesabaran dan tidak pernah menyerah.. bukankah semakin tinggi pohon semakin kencang anginnya. Semakin dewsa ujian naik pangkatnya juga semakin  besar dari tahun sebelumnya...


My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...