palembang.tribunnews.com
Suatu hari seorang teman bercerita
kepada saya tentang keinginannya. Dia memaparkan jika dia ingin seklai bekerja
di bank dan satu hal lagi dia bilang dia ingin membuktikan pada semua orang dia
bisa menjadi seorang pejabat.
Kemudian saya bertanya, apa tujuan dia
ingin menjadi pejabat. Jawabannya agar terpandang dan membuktikan pada
orang-orang yang tidak dia suka bahwa dia bisa. Tidak ada keinginan atau
cita-cita lain atas profesi kamu menjadi pejabat. Dia menjawab tidak.
Saya kembali berpikir jika semua orang
berpikir hal yang sama tentang keinginannya menjadi pejabat apa yang akan
terjadi dengan bangsa ini. Jika para pejabat itu hanya ingin memperlihatkan
kekuasaan maka pantas saja bangsa ini tidak pernah maju. Jabatan menjadi
pejabat publik adalah sebuah kesombongan yang ingin diperlihatkan pada semua
orang apa untungnya.
Para pejabat tersebut akan tersenyum
melihat kamera ketika tertangkap tangan oleh KPK,seolah-olah mereka bukan
penjahat. Padahal milyaran uang telah mereka curi, uang yang sejatinya dalah
milik rakyat dan harus dikembalikan berupa pembangunan.
Adakah yang salah dengan para pejabat
itu? Mungkikah cita-citanya menjadi pejabat dulu adalah menjadi penjahat yang
terlihat baik. Para penjahat yang menyamar menjadi pejabat itu sungguh munafik,
dia telah terang-terangan melanggar sumpahnya.
Mungkinkah para pejabat publik yang
saat ini duduk di kursi strategis tersebut memiliki pemikiran yang sama? Pantas
saja korupsi merajalela. Pejabat seperti tidak punya kode etik. Menumpuk
kekayaan hanya untuk diri sendiri bahkan membuat dinasti.
Kenapa
cita-cita menjadi pejabat itu bukan untuk menjadi pelayan publik.
Memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, untuk negeri dan bangsanya.
Menjadi pejabat publik tidak menjadi orang yang gila hormat. Menjadi pejabat
publik adalah kerendahan hati dan menyadari bahwa dia digaji oleh rakyatnya
sehingga dia harus melayani rakyat dengan sepenuh hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi