Selasa, 03 September 2013

Hadiah Untuk Merah Putih

“Dirgahayu HUT RI yang ke-68”
Ornamen-ornamen khas 17-an memenuhi pekarangan. Bendera merah putih berkibar dengan gagahnya. Sang Garuda kini bisa terbang bebas tanpa himpitan dan desakan penjajah. Hey langit itu benar-benar milik negeri ini, kini tak akan ada agi yang menembak saat menyanyikan lagu Indonesia  Raya, tak akan ada yang merobek saat Sang Saka Merah Putih berkibar. Inilah kemerdekaan yang telah 68 tahun diraih.
Lalu apa yang telah bangsa ini raih selama setengah abad lebih diraihnya? Apakah kita benar-benar merdeka? Sebuah pertanyaan yang sering saya dengar dari lontaran para pembaca berita? Atau kita pernah lupa jika dulu bangsa kita pernah dijajah negeri kincir angin dan negeri matahari terbit?

Saya tidak akan membahas tentang itu,  biarkan saja mereka orang-orang pintar dan para wakil kita yang duduk di kursi memperbincangkannya. Yang menyelinap dalam ingatan saya saat ini adalah saya tidak pernah memikirkan hadiah untuk tanah air ini. Ya, berbeda sekali ketika ada teman berulang tahun, bisanya saya mencarikan mereka hadiah.

Hadiah apa yang bisa saya berikan untuk negeri ini? Selain hujatan, dan umpatan negeri dengan sistem yang buruk, korupsi yang membudaya, pembangunan yang tidak merata? Rasanya saya tidak pantas lagi mengucapkan itu karena selama saya dilahirkan ditanah ini belum satu hadiahpun yang bisa saya persembahkan. Saya punya PR yang besar untuk negeri ini,  saya muda, saya berpendidikan, Tuhan menciptakan saya dengan tubuh yang sempurna, Tuhan memberikan kesempatan saya untuk menyerap ilmu yang banyak, kemudahan fasilitas yang tidak didapatkan dengan mudah oleh teman-teman saya yang hidup diluar Pulau Jawa. 

Saat ini yang saya perlukan hanya kemauan, impian, keyakinan, dan bekerja dengan keras. Menggunakan tangan dan kaki saya dengan maksimal, saya yakin bisa merubah keadaan negeri ini walau sedikit. Menciptakan masyarakat literacy seperti yang saya impikan, membangun sekolah yang tidak menjadikan siswanya hanya sebagai robot penghapal dan prestasi hanya sebatas mencapai angka-angka diraport. Membangun sebuah yayasan yang bisa menolong para wanita Indonesia dari kanker. 

Saya selalu percaya hidup itu sesuai dengan pengharapan dan kerja keras kita, tuhan pun akan melihat seberapa keras kita berjuang, dan aa tujuan kita, dan saya yakin  materi itu bukan suatu tujuan, Jika tujuan hidup kita hanya sebatas uang hanya uang saja yang akan kita dapat tidak lebih dari itu.


Selamat ulang tahun Indonesiaku, semoga tahun depan saya bisa memberimu hadiah, dan teman-teman saya di pelosok negeri inipun sama bisa memberikanmu hadiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dengan mengirim komentar kita telah berbagi

Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...