Selamat pagi ayah. Apa kabar? Sudah
lama sekali kita tak berkomunikasi bahkan hanya untuk menanyakan kabar. Ayah,
bukan aku lupa bukankah sempat beberapa kali aku kirim pesan singkat untuk
ayah, tapi tak pernah ayah balas.
Ayah, apa yang sedang ayah lakukan?
Apakah ayah sangat sibuk? Sampai tak sempat hanya untuk membalas pesan singkat
dariku? Atau ayah sudah mengubur namaku dan menghilangkannya dari ingatan ayah?
Ayah, jangan tanya apa aku kangen
ayah? Tentu saja, bagaimaapun ayah adalah laki-laki yang telah mengadakan aku ke
bumi ini. Walaupun mungkin ayah tak menginginkannya, namun tuhan adil. Tuhan
menciptakan perempuan hebat seperti mama dan laki-laki hebat seperti bapak yang
merawat aku hingga tak pernah kekurangan apapun. Maaf ayah,
bukannya ingin
membandingkan. Aku hanya ingin menceritakan betapa hebatnya mereka.
Ayah. Aku masih ingat saat pertama
kali kita bertemu. Saat itu au sudah dewasa dan tentu saja canggung. Mungkin
ayah seperti orang asing yang tiba-tiba masuk kedalam kehidupanku. Orang asing
yang tak harus jadi orang asing.. Tapi sudahlah ayah ini nasibku, akupun tak
aan menyalahkan takdir, toh selalu ada rencan dibalik takdir.
Ayah, aku hanya ingin bilang nenek
sudah tidak ada. Saat ini aku hanya memiliki tiga orang yang sangat aku sayangi.
Dan apakah ayah termasuk didalamnya? Aku sendiri tidak tahu jika hubungan kita
masih seperti ini.
Jika boleh jujur aku ingin berkunjung
ke rumah ayah, tapi hatiku enggan. Apakah aku belum memaafkan ayah atau ada alasan
lain? Aku tak tahu, yang pasti untuk saat ini aku sedang berdamai dengan
keadaan.
Ayah, semoga ayah mendapatkan anak lain selain aku. Dan jika suatu saat ayah
datang padaku, berdoalah agar aku mempunyai hati yang besar agar bisa menerima
ayah. Bukan aku pendendam, hanya saja aku perlu waktu untuk mendamaikan
perasaanku dan menjaga perasaan seorang laki-laki yang banting tulang demi aku,
anak perempuannya.
Ayah, aku tidak tahu apa alasan ayah
bersikap seperti ini kepadaku. Tapi mungkin karena sikap ayah ini semakin
membuat tekadku kuat untuk menaklukan kehidupan ini. Karena dalam hatiku aku
ingin membuktikan pada ayah, aku bisa menjadi seseorang bahkan mungkin aku
harus seperti itu dahulu agar ayah mau memandang aku bahwa aku anak ayah.
Entahlah seberapa penting pengakuan itu, tapi bagiku sederhana aku hanya ingin
ayah memandangku anak ayah. Setidaknya nama yang tertera di akte kelahiranku
itu nama yang benar-benar nyata. Karena terkadang aku ingin menghapus nama itu
tapi takdir berkata lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi