Senin, 25 Maret 2013

Remember Me Ayah


Selamat pagi ayah. Apa kabar? Sudah lama sekali kita tak berkomunikasi bahkan hanya untuk menanyakan kabar. Ayah, bukan aku lupa bukankah sempat beberapa kali aku kirim pesan singkat untuk ayah, tapi tak pernah ayah balas.

Ayah, apa yang sedang ayah lakukan? Apakah ayah sangat sibuk? Sampai tak sempat hanya untuk membalas pesan singkat dariku? Atau ayah sudah mengubur namaku dan menghilangkannya dari ingatan ayah?

Ayah, jangan tanya apa aku kangen ayah? Tentu saja, bagaimaapun ayah adalah laki-laki yang telah mengadakan aku ke bumi ini. Walaupun mungkin ayah tak menginginkannya, namun tuhan adil. Tuhan menciptakan perempuan hebat seperti mama dan laki-laki hebat seperti bapak yang merawat aku hingga tak pernah kekurangan apapun. Maaf ayah, 
bukannya ingin membandingkan. Aku hanya ingin menceritakan betapa hebatnya mereka.

Ayah. Aku masih ingat saat pertama kali kita bertemu. Saat itu au sudah dewasa dan tentu saja canggung. Mungkin ayah seperti orang asing yang tiba-tiba masuk kedalam kehidupanku. Orang asing yang tak harus jadi orang asing.. Tapi sudahlah ayah ini nasibku, akupun tak aan menyalahkan takdir, toh selalu ada rencan dibalik takdir.

Ayah, aku hanya ingin bilang nenek sudah tidak ada. Saat ini aku hanya memiliki tiga orang yang sangat aku sayangi. Dan apakah ayah termasuk didalamnya? Aku sendiri tidak tahu jika hubungan kita masih seperti ini.
Jika boleh jujur aku ingin berkunjung ke rumah ayah, tapi hatiku enggan. Apakah aku belum memaafkan ayah atau ada alasan lain? Aku tak tahu, yang pasti untuk saat ini aku sedang berdamai dengan keadaan.

Ayah, semoga ayah mendapatkan anak  lain selain aku. Dan jika suatu saat ayah datang padaku, berdoalah agar aku mempunyai hati yang besar agar bisa menerima ayah. Bukan aku pendendam, hanya saja aku perlu waktu untuk mendamaikan perasaanku dan menjaga perasaan seorang laki-laki yang banting tulang demi aku, anak perempuannya.

Ayah, aku tidak tahu apa alasan ayah bersikap seperti ini kepadaku. Tapi mungkin karena sikap ayah ini semakin membuat tekadku kuat untuk menaklukan kehidupan ini. Karena dalam hatiku aku ingin membuktikan pada ayah, aku bisa menjadi seseorang bahkan mungkin aku harus seperti itu dahulu agar ayah mau memandang aku bahwa aku anak ayah. 

Entahlah seberapa penting pengakuan itu, tapi bagiku sederhana aku hanya ingin ayah memandangku anak ayah. Setidaknya nama yang tertera di akte kelahiranku itu nama yang benar-benar nyata. Karena terkadang aku ingin menghapus nama itu tapi takdir berkata lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dengan mengirim komentar kita telah berbagi

Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...