Kamis, 30 April 2015

Apakah Kita, Masih Menjadi Kita?


Apa kau masih selembut dahulu,
Memelukku erat dan mengecup keningku saat aku tersedu

Apa kau masih seperti dahulu
Menggenggam tanganku erat, dan menatapku dengan lekat

Apa kita masih bisa seperti dahulu
Berjalan beriringan, menikmati malam dibawah lampu temaram

Apakah kita sesabar dahulu,
Menunggu hujan, sambil bercengkrama mesra

Apakah kamu masih merindu
Sama sepertiku yang menanti untaian pesan darimu
Aku yang menunggumu melagu di ujung telepon

Apakah kita?
Masihkah menjadi kita?
Yang terdiam, 
Yang mencintai dalam diam
Terlalu dalam


Rabu, 29 April 2015

Selembar Daun

Aku adalah selembar daun. Daun yang melindungimu dari terik matahari. Aku adalah selembar daun, yang tak pernah kau lihat. Aku adalah selembar daun yang melayang-layang tertiup angin. Namun aku mencoba terus bertahan agar tidak terjatuh keatas rumput. Kamu tahu perjuanganku melawan angin? Sungguh berat, aku harus bertahan, setidaknya sampai aku menguning. Ya menguning, daun yang tak menarik bukan?

Siapa yang suka daun yang menguning? Siapa yang suka daun yang sudah tua? Ah jika aku sudah menguning, berarti aku menang, ya mennag melawan angin. Bukankah semakin tinggi pohon anginnya kencang, seperti pepatah yang sering kamu bilang, tapi kamu tak pernah tahu bukan bagaimana aku yang hanya selembar daun melawan angin itu agar tidak terjatuh.

Aku adalah selembar daun, ya daun tempatmu berteduh dengan kekasihmu, tempatmu mengaduh saat kau lelah dan terbaring dibawah rindangya daun.
Aku tetap menjadi selembar daun yang kemudian akan jatuh ke atas rumput. Aku mohon jangan segera kau sapu aku, biarkan aku tetap terbaring, sampai aku bisa melihat keabadian.

Ah tapi benar katamu, aku hanya selembar daun yang mengotori pekaranganmu jika terjatuh, dan kau akan segera menyapuku.
Aku tetap selembar daun, yang kau lupakan jika sudah terjatuh.....


#setelah dengerin musikalisasi puisinya Sapardi Djoko Damono tetiba bisa bikin ini J

Kamis, 23 April 2015

Didalam Cinta Kita menemukan Kesedihan Yang Indah


Saya beberapa hari ini mencoba membaca tulisan-tulisan saya dahulu. Ketika itu ingatan-ingatan saya tentang seseorang kembali teringat. Lucu rasanya ketika mengingat orang yang ada dibalik tulisan-tulisan itu. Ya ketika kita jatuh cinta memang tidak hanya kebahagian yang akan dirasakan tapi juga kesedihan-kesedihan. Karena selalu ada yang diperjuangkan dalam cinta.

Saya kembali teringat ketika pertama kali jatuh cinta waktu itu masih SD haha, entahlah itu cinta atau apa hanya saja saat itu ada rasa ser-seran kalau ketemu seseorang, dan lebih banyak diam dengan muka merah serta malu, lucu.

Ketika kita belajar mencintai tentu kita juga belajar pengorbanan, dan didalam pengorbanan kita menemui kesedihan. Cinta tidak selamanya bikin kita sukacita, ketika saya mengingat orang-orang yang ada dibalik tulisan saya, kesedihan-kesedihan masa lalu tiba-tiba muncul. Jatuh Cinta tidak melulu tentang bahagia. Pengorbanan-pengorbanan dalam cinta akan menghasilkan  kesedihan-kesedihan yang indah.

Saya tidak menyesali ketika saya harus menangis tersedu-sedu ketika patah hati, karena itu indah, rasanya kita beruntung setidaknya ada seseorang yang mengisi hati kita, walaupun pada akhirnya kebersamaan kita dengan orang itu harus berakhir.

Akhir-akhir ini ingatan saya tentang masa lalu kembali hadir, dan kebanyakan tidak bahagia. Semuanya berakhir dengan tangisan, dengan perasaan yang-perasaan yang tak karuan. Entahlah bagaimana saya mengatasinya waktu itu. Tapi akhirnya saya bisa berdamai dengan keadaan.

Ingatan-ingatan dimasa lalu itu membuat saya bertanya, apakah orang yang saya perjuangkan dengan diam-diam dan saya yakini itu memang cinta sendiri? Atau kesedihan? Entahlah dua hal itu sangat sulit saya pisahkan. Karena didalam cinta akan ada kesedihan-kesedihan yang indah.


Jumat, 17 April 2015

Bertanyalah Pada Hatimu, Apakah Kamu Bahagia?

Akhirnya saya terlepas dari kompas.com, sebagian orang menyayangkannya. Tapi bagi saya itu adalah hal yang terbaik. Ada hal yang tidak dimengerti oleh orang lain, ya terkadang orang lain melihat kita seperti bahagia, tapi bukankah kebahagiaan itu tidak diukur dari pedapat  orang lain, namun jauh dari dalam diri masing-masing.

Saya sering bertanya kepada diri sendiri, apakah saya bahagia? apakah hati saya mendukung apa yang sudah menjadi keputusan saya. Dan ya saya sering terdiam hanya untuk mendengarkan suara hati saya.

Dalam hidup ini bukankah memang sebuah kebahagiaan yang kita cari.Kebahagiaan yang tidak bisa diukur oleh apa pun tapi cuma bisa dirasakan oleh hati kamu. Ketika saya memutuskan untuk menjalin suatu hubungan saya sering bertanya apakah saya bahagia dengan pasangan saya, dan sebalikya, jika saya tidak bahagia buat apa saya melanjutkan suatu hubunga. Jika pasangan saya sudah tidak bahagia, untuk apa dia terus berada disamping saya. Saya akan dengan ikhlas melepasnya. Jika kita bahagia, saya yakin akan ada kekuatan lebih jika menghadapi kesulitan-kesulitan dan Tuhan akan kasih kejutan-kejutan yang lebih membahagiakan.

saya tidak mau menjalani hidup ini dengan kekosongan, tanpa perasaan. karena bagi saya itu penting. Dan kebahagian itu terkadang bukan memiliki sesuatu tapi melepaskan suatu beban yang membuat hati kita merasa kosong. 

coba sesekali bertanya jauh kedalam lubuk hati, sudahkah kamu bahagia dengan apa yang kamu dapatkan? atau malah merasa kosong? sudahkah bahagia degan pasanganmu? atau kamu merasa menjadi beban? karena cinta itu kadang tidak masuk logika, ya melakukan hal-hal kecil, atau menyempatkan sedikit waktu hanya untuk orang-orang yang kita kasihi.

Happy weekend, Selamat menghabiskan waktu dengan orang-orang yang kita kashi.

#nunggu jam pulang,

Kamis, 16 April 2015

Berhenti Sejenak


Saya ingin berhenti sejenak seperti menarik diri kebelakang. Sedehana bukan berhenti sejenak hanya untuk menarik nafas, berhenti sejenak hanya untuk berpikir tanpa melakukan apapun. Berhenti hanya untuk menlai kedalaman mengenal diri saya sendiri.

Berhenti sejenak hanya untuk menilai kualitas diri saya sendiri. Seberapa jauh saya bisa memberikan value kepada diri saya sendiri tentang hidup dan bagaimana saya menjalaninya kelak.

Kemudian saya akan masuk kedalam fase seberapa matang rencana saya dalam menjalani kehidupan ini, seberapa dalam visi saya dalam menjalani hidup dan seperti apa golnya. Dan kedalaman relationship (seberapa siap saya menjalani hubungan yang serius). 
Mengukur kedalaman seberapa dekat saya dengan Tuhan ya apa yang Tuhan kasih apakah sudah sebanding dengan apa yang sudah saya berikan. Seberapa dalam eksistensi saya, ya apakah yang saya lakukan hari ini semata-mata memang Passion saya atau hanya karena faktor lain.

Ya rasanya saya butuh untuk melakukan itu semua, sebuah pertanyaan-pertanyaan sederhan namun butuh kedalaman bagi saya untuk menjawabnya sebab itulah rasanya saya perlu berhenti sejenak dan tidak terlalu terburu-buru.


My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...