Jumat, 02 Agustus 2013

Memaknai Hidup untuk Meraih Kemenangan


Belajar memaknai hidup ini yang saya rasakan ramadhan kali ini. Belajar menahan ego, belajar tidak merasa hebat dan belajar rendah diri. Sebagai manusia yang tidak sempurna saya terkadang terlalu berbangga diri ingin menunjukan bahwa saya hebat padahal saya masih harus belajar dan belajar, saya tidak boleh berhenti dan puas hingga sampai disini. Jika saya puas saya tidak akan mencari sesuatu yang lebih padahal dunia ini terus berkembang.

Entahlah saya mungkin sombong dan merasa tinggi hati, padahal saya belum ada apa-apanya bahkan beberapa waktu ini saya merasa sedang dalam titik terendah dalam hidup saya. Banyak permasalahan yang saya hadapi, banyak  proses rumit yang saya lalui dan hasilnya? Proses rumit itu berbanding berbalik.

Lalu saya berpikir keras apa kabar mimpi-mimpi saya jika saya tetap berada dalam lingkaran seperti ini? Terkadang saya lelah, saya hanya ingin menjadi biasa saja tidak ada tuntutan untuk menjadi hebat, ya terkadang kata sukses itu sebuah tuntutan dari orang-orang disekitar kita. Terkadang mereka menuntut kata sukses itu adalah materi dan tentu itu berbeda dengan arti sukses definisi saya.

“Sukses itu sederhana. Sukses itu bukan seberapa banyak kita mendapatkan materi tapi sejauh mana kita telah membahagiakan orang-orang disekitar kita. Sukses itu ketika kamu bisa mengcap syukur setiap saat. Ketika tanganmu bisa berada diatas tangan orang lain. 
Ketika jiwa dan jasadmu bisa bermanfaat bagi sesama”

Bolehkah saya berkata lelah dengan tuntutan? Bolehkah orang-orang menuntut saya dengan biasa saja, tidak lebih dari luar biasa.

Lalu apa yang akan saya lakukan jika saya hanya menjadi biasa? Bukankah saya adalah mahluk istimewa? Bukankah saya diciptakan sebagai pemenang yang berhasil mengalahkan ribuan sperma yang akan berubah menjadi manusia?

Jika saya menyerah dan menjadi biasa, apakah hidup saya istimewa dan menyenangkan, tidak ada cerita berwarna ya hanya hitam dan putih tidak ada merah, kuning, hijau dan lainnya? Seoalh-olah itu adalah pertarungan dua imaji. Satu sisi saya merasa lelah, saya merasa hebat dan sisi lain saya harus tetap berdiri dan saya belum hebat masih banyak hal yang harus saya capai dan tentu dengan tidak lupa mengucap syukur dan penghargaan tidak berlebihan kepada diri saya sendiri.

Kini sudah masuk bulan Agustus dan sebentar lagi hari raya, semoga saya bisa mengakhiri peperangan dalam diri saya ini dan saya bisa meraih kemenangan di hari raya nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dengan mengirim komentar kita telah berbagi

My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...