Marhaban Ya Ramadhan
Bulan penuh berkah ini selalu ditunggu
oleh setiap muslim. Para ustad sering
berkisah, di bulan ini semua amalan di lipat gandakan. Tentu saja saatnya bagi
umat muslim ini untuk berlomba-lomba menanam kebajikan di bulan ini.
Selain itu, bulan ini moment terbaik
untuk berkumpul bersama keluarga. Bahkan dari dulu nenekku selalu mengharuskan
berkumpul saat awal ramadhan yang di kenal di daerahku dengan nama munggahan.
Namun Ramadhan saat ini berbeda dengan ramadhan sebelumnya. Ramadhan
ini aku tidak bisa melewatinya bersama nenek. Beliautelah lebih dulu bertemu
dengan-Nya. Jika dulu sebelum ramadhan
kami hanya menjiarahi makam kakek saja, saat ini aku harus menjiarahi makam
nenek. Saya selalu ingat setiap akhir Ramadhan beliau selalu berdoa semoga
tahun depan bisa bertemu dengan ramadhan lagi. Dengan polosnya saat itu aku
bertanya, memamngnya kenapa?
Mungkin saja tahun depan kita sudah
tak ada umur kata beliau. Saat itu aku selalu berpikir bahwa nenekku masih
sehat walau saat ramadhan biasanya penyakit magnya kambuh. Seperti sebuah
ungkapan bahwa masa depan adalah misteri, kita tidak pernah tahu apa yang akan
terjadi esok hari. Begitupun yang terjadi dalam kehidupanku. Selang beberapa
bulan setelah idul fitri tahun kemarin tiba-tiba nenek divonis kanker hati.
Dulu aku selalu berpikir kanker itu hanya akan ada di kisah sinetron. Dan nenek
dipanggil sebelum ramadhan, sebelum aku di wisuda. Seandainya dia diberi dua
kali ramadhan lagi. Namun lagi-lagi takdir itu tidak bisa ditawar dan dibeli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi