Sabtu, 10 November 2012

Arti Pemenang


Kamis, 08 November 2012
Hari ini seperti biasa bangun pagi dan lebih awal karena hari ini adalah puncak dari sebuah perjuangan setelah selama satu bulan saya bergelut dengan busines Plan di BI. Menjadi salah satu peserta CEFE BITrepreneur adalah hal yang paling menyenangkan bagi hidup saya, tentu saja saya tidak menyia-nyiakan hal ini.
Total iyahhh karena bagi saya percuma mengerjakan sesuatu tanpa totalitas. Saya selalu ingat kata-kata mas Bima saat ikut workshop Publik Sepeaking, percuma kamu terjun mengerjalan sesuatu tanpa adanya totalitas, kalo mau kecebur ya basah sekalian jangan hanya kecipratan airnya saja.
Hari ini saya segera pergi karena ada pekerjaan yang belum selesai, yaitu nge_print busines Plan, demgan sedikit deg-degan saya terburu-buru dan mengejar waktu, karena peraturannya tidak ada kata terlambat, Terlambat sama dengan gugur.
Selesai Ngeprint saya berjalan dengan hati tidak tenang, takut terlambat tentu saja, saya mencari ojeg tapi tak ada satupun saya terus berjalan mencari taksi dan menunggu angkot tak ada juga. Saya hanya diam dengan perasaan cemas, tak lama teman saya nelpon dengan suara yang tak jelas, saya tak tahu dia berbicara apa namun tak lama dia Sms dan bilang waktunya habis.
Saya hanya bisa menatap layar Ponsel saya dan dengan perasaan yang tidak karuan, saat itu tak terbayang saya harus berbuat apa, o yah saya udah minta tolong seseorang yang tidak dikenal untk mengantarkan saya dan saya sempat membatalkannya, tapi tiba-tiba pak Jerry  salah satu pementor saya nelpon dan menyuruh saya untuk tetap datang(saya masih berhutang pada orang yang mengantar saya). 
Ok apapun yang terjadi saya harus tetap hadir dan hadapi, hari itu saya tetap melangkah kepintu Bank Indonesia dan saya menunggu di ruangan PKM.
 Tahukah suasana hati saya waktu itu saya merasa tenang, entah ada kekuatan apa, saya berkata hari ini saya adalah pemenang yang sesungguhnya karena mau menerima kekalahan itu, karena masih mau duduk menunggu keputusan apapun itu saya tidak takut, merasa bodoh dan percuma karena saya kalah dipuncak.
Dengan hati tegar saya tetap duam dan melihat beberapa teman yang melihat saya seperti kasihan, yah gugur dipuncak dan hanya tinggal melangkahkan satu kaki saja.
Saya saat itu memutuskan untuk pergi tapi bebrapa teman menahan saya dan mereka peduli dengan saya (thks untuk kakak baru saya kang Irwan, yang peduli sama saya). 
Saat itu saya tidak mau ditanya kenapa? karena saya tak bisa menjawab. dengan hati kuat saya naik kelantai 5 dan tetap persentasi. saya melakukan hal itu walau tahu saya tidak mendapatkan hak untuk penilaian, mungkin saat itu dunia tidak adil pada saya, hanya karena 8 menit saya gugur padahal sebelumnya setiap tugas saya selalu kerjakan. Tapi pikiran itu tak terbersit dibenak saya, walau sudah tak ada penilaian saya tetap persentasi dengan performa teerbaik, tetap semangat dan yakin. saya tak merasa rugi walau sudah mengorbankan banyak hal, waktu, pikiran dan kuliah.
Mungkin saya masih harus tetap belajar, dan pelajaran sesungguhnya itu adalah melawan suatu penyesalan kemudian kembali terbangun untuk kembali merangkai puzle-puzle impian saya. saya adalah pemenang karena bisa melewati itu semua. Saya adalah yang terkuat karena tetap tegar. Impian saya tak akan terkubur hanya karena saya gagal.   


1 komentar:

  1. Amazing...
    Penuh keoptimisan hidup.
    Good luck ai, don't give up. :))

    BalasHapus

Dengan mengirim komentar kita telah berbagi

Sudah ga berasa yah sekarang sudah bulan Desember lagi, yah sudah memasuki musim hujan, dan ornamen taun baru serta natal dimana-mana. Ah De...