Sabtu, 19 Februari 2011

Buka mata donkkk kaum penguasa

Indonesia sedang berduka, semua manusia dibelahan bumi Indonesia menagis, tak kuasa dan tak sanggup rasanya melihat penderitaan mereka, anak kecil tak berdosa menjadi korban atas ketidak adilan sang penguasa. Dan orang-orang yang mengaku berpendidikan dan membela rakyat hanya berkata " ya saya cukup sedih dan prihatin melihat semuanya, harusnya pemerintah bertindak" hanya itu? apakah mereka yang sedang bersusah hati butuh itu semua? hanya kata-kata manis darii yang mengaku kaum borjuis?

Tangisan dan jeritan kelaparan terjadi, atau kaum kecil yang dikejar-kejar karena mencari sesuap nasi,oleh yang berkata untuk menjaga ketertiban kota. Jeritan dan amukan karena rasa kesalpun tak digubris, karena mereka hanya rakyat kecil yang suaranya tak memberi konstribusi apa-apa, suaranya tak akan menambah pundi-pundi rupiah kedalam saku yang mengaku menjaga keindahan kota.

Kebodohan yang tak bisa dihapuskan, ohh betapa mahalnya untuk menjadi pintar , pintar dan belajar dengan layak hanya milik kaum darah biru. Mereka yang hanya rakyat kecil tak dipandang dan dianggap tak mampu membawa perubahan pada negeri subur.

Sawah yang menghijaupun terhampar luas, laut yang birupun adalah kekayaan yang dimiliki negeri tercinta, namun pakah rakyat yang berdiam di negri surga ini bisa memakan nasi dan lauk? oh mereka harus mengerahkan seluruh tenaga mereka itu semua, dan walaupun sudah meeka lakukan tapi hanya nasi aking kering serta ikan asin yang mampu diberi? lalu kemanakah hasil dari sawah yang menghijau? kemanakah hasil laut yang tak akan habis walaupun diambil oleh jutaan umat dinegeri tercinta ini?

Rumah-rumah tanpa jendela masih berdiri tegap dibawah gedung-gedung pencakar langit. Sang pembela rakyat yang katanya akan mewakili suara rakyat demi perubahan dan demi rakyat tak puas dengan gedung bak istana, tapi mereka yang rumahnya tanpa jendela tak dipikirkan oleh kaum penampung aspirasi. Mereka tuli bahkan buta, dan hatinyapun beku.

Perbedaanpun tak lagi diterima bumi pertiwi ini, mereka benci dengan adanya perbedaan. Perbedaan bukan lagi dipandang sebagai hal yang memperkaya sang negeri tercinta, tapi perbedaan bak arang yang akan mencoreng. Kaum mayoritaspun yang merasa paling benar melanggar semua hak-hak asasi, dengan menyebut nama tuhan mereka menghilangkan hak hidup seseorang, dan mereka merasa benar? apakah tuhan akan membenarkan itu?

Pemerintah tak berdaya menghadapi semuanya, mata mereka semakin buta, dan telinga mereka bertambah tuli, jalan terbaik ya mungkin dengan membawa dokter ahli mata dan THT terbaik dimuka bumi ini,kehadapan mereka, tapi apakah akan sembuh? entahlah

Uang rakyat yang diberikan kepada pemerintah dengan harus bersusah payah mereka dpatkanpun akhirnya masuk kesaku-saku tikus kecil yang haus akan angka-angka nol dibalik mata uang.

entahlah kapan semuanya akan berakhir, mungkin setelah para pemimpin yang bermental angka nol itu mampu menambah terus pundi-pundi rupiahnya.


Selasa, 15 Februari 2011

Dream In My Life

Semua orang tak pernah tahu dan sepertinya tak harus tahuu, biarakan lah aku yang tahu dan merasakan semua ini, namun aku menulis ini semua karena aku ingin memberikan cerita yang hebat dari mamaku, aku terlahir dari seorang ibu yang sangat hebat, entah aku tak tahu apa jadinya jika aku tidak terlahir dari rahim dia mungkin aku tidak akan bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang. walaupun seperti itu ada hal yang aku benci dari semuanay tentang ayahku akh haruskah aku membenci dia? walau bagaimanapun dia adalah ayahku, ayah yang telah mengadakan aku kedunia fana ini. Mamaku begitu kuat menjalani semua ini di terlantarkan dan dibohongi adalah hal yang amat menyakitkan, namun dia manmpu melewati semua ini tanpa membenciku sedikitpun. Mama membesarkan aku seorang diri dengan penuh perjuangan apapun akan dia lakukan hanya untuk kebahagiaanku, entah dengan cara pa aku mampu membalasnya mungkin hanya dengan aku belajar dan berjanji serta mampu menepatinya aku bisa membahagiakan mama.

19 tahun aku tak pernah tahu sosok ayahku, ya sungguh ironis dan menyedihkan namun inilah hidup yang sudah di berikan tuhan untukku, dan mamakulah yang mendidik aku, sampei mamaku berjuang apapun agar bisa memenuhi kebutuhan papun untukku. Saat ekonomi kita terpuruk mam rela menjadi buruh, mamaku yang dulu manja karena anak satu-satunya semua itu telah ia lupakan semuanya hanya karena demi aku yang harus mendapatkan pendidikan yang layak. Perjuangan mama begitu berat, namun walaupun begitu mama tidak sendirian disinilah kebesaran dan keadilan tuhan walaupun aku tak mampu mengenal sosok ayahku namun tuhan telah mengirim seseorang yang mampu memberikan kasih sayang padaku, aku tak pernah merasa kekurangan kasih sayang seorang ayah.

Mama selau menerima cercaan dan makian dari orang-orang karena kerja kerasnya, mereka selalu menganggap remeh mama padahal mamaku begitu hebat, mama bekerja dari pagi sampe sore hanya untuk uang sepuluh ribu itulah ketika keadaan ekonomi keluargaku terpuruk dan malam hari mamaku tak pernah lupa walaupun lelah menyelimuti untuk bertemu sang pencipta. Mama selau mengajarkan tak hanya cukup ilmu dunia karena dunia ini sebenarnya hanya untuk singgah sementara karena kehidupan sesungguhnya adalah di akherat kelak.
sorot mata mama yang penuh kasih yang selalu menyuapi aku walaupun usiaku sudah dewasa selalu membuat air mataku meleleh, mama masih menganggap aku anak kecil, ya karena sikap mam yang selalu memanjakan anak-anaknya sehingga aku masih selalu dianggap anak kecil. mama taka akn membiarkan anak-anaknya tidur sendiri ketika sakit. aku masih selalu di belai di cium dan disuapin ketika aku manja, mamaku tak akan tidur sebelum aku datang kerumah, aku merasa bersalah ketika aku melakukan hal yang bodoh dan ku rasa itu adalah yang palling bodoh semoga aku tidak mengulanginya lagi, aku membiarkan mama menungguku sampe malam padahal aku bersenang-senang dengan temanku, aku ingin menagis dan menyesal serta berjanji aku tak akan mengulangi itu semua.

Senin, 14 Februari 2011

Senja Yang menyayat Hati

Aku benci berada ditempat ini, aku benci ,melihat tembok-tembok putih yang membisu dan tuli serta monster-monster yang selalu berpakain putih-putih itu. Mereka tersenyum manis tapi menurutku senyuman itu seperti belati yang mengiris-ngiris hati. Kenapa aku selalu ada di tempat ini, seperti yang tak punya rumah saja. Akh haruskah aku menyalahkan anak-anakku yang telah mengirimkan aku ke tempat ini, tapi mereka selalu berdalih agar aku tidak kesepian di rumah sendirian, tapi mengirimku ke tempat terkutuk ini malah membuat hatiku menangis, dan membuat dadaku semakin sesak.Ingin rasanya aku kabur dan keluar secepatnya dari neraka ini, tapi kenapa tak pernah bisa, kapan aku bisa mewujudkannya.

Tak lama ketika aku termenung, tiba-tiba ada dua orang yang mendatangiku, aku tak mengenal mereka, tapi mereka seolah-olah baik kepadaku dan memberi sambutan hangat. aku mencoba berkomunikasi pada mereka meminta bantuan agar mengantarku ke kamar mandi, tapi akhhh lagi-lagi mereka tak mengerti papa yang aku ungkapkan, begitu sulitkah hidup ini sampai-sampai untuk berkomunikasi saja sulit, aku terdiam dan berpikir apa yang harus aku lakukan biar mereka mengerti. Aku tak menyerah untuk berjuang mencoba memberi tahu mereka kalo aku ingin ke kamar mandi.

" kenapa oma, aku gak ngerti maksudnya apa" hanya jawaban itu yang aku dengar dari gadis yang ada disampingku

" aku mau ke kamar mandi, aku ingin kencing" aku coba menjelaskan dan tanganku mencoba menunjuk kamar kecil yang ada disamping kamarku

" Oma ingin kekamar mandi" kata gadis itu yang tak tahu siapa namanya karna dari tadi dia belum memperkenalkan diri, aku hanya mengangguk dan tak lama gadis itru membantuku un tuk ke kamae kecil. Begitu kejamnya tuhan padaku, membuat hidupku sungguh tak berdaya begitu bencikah tuhan padaku sampai aku disiksa sepedih ini, dosa apa yang telah aku lakukan.Aku ingin segera meninggalkan dunia yang fana ini, aku ingin segera menyusuk anakku yang baik yang begitu mencintai aku, aku yakin jika dia ada disisni sekarang dia tak akan rela melihatku menderita seperti ini, tapi tuhan lebih mencintai dia dari pada aku sehingga dia lebih dipanggil lebih dulu dari pada aku.

Tak lama aku mendengar suara rame diluar, entah apa yang terjadi aku tak begitu jelas mendengar semua itu. Aku kaget sekaligus bahagia, aku melihat anakku, oh apa mungkin dia akan membawaku pergi dari tempat terkutuk yang tak pernah disukai semua orang ini.

" Mama apa kabar??" tanya anak laki-laki yang telah aku besarkan dengan penuh kasih sayang itu.

" Mama baik, mama udah sembuh mama ingin pulang" jawabku sambil meegang tangannya dengan erat dan memohon agar membawaku pergi.

" ya kita akan pergi dari sini" jawaban yang begitu menyenangkan dan semoga dia tidak berbohong padaku.

Aku melihat semua orang sibuk merapihkan barang-barangku, dan semoga harapanku untuk keluar dari tempat ini terwujud. Tak lama perawat yang selama ini mengurusku datang, dia membawaku dengan kursi roda, dan mengantarkanku ke da;lam mobil.

Ada hal yang tak aku mengerti disini kedua orang yang tadi datang mendatangiku salah satunya ikut denganku entah mau apa dia, jadi ada yang ganjil rasanya, aku mencoba bertanya

" dia siapa?" tanyaku

" Dia akn nemenin mama agar mama gak merasa sepi" jawab ank perempuanku

" iya oma, aku akan sama oma" kata perempuan kecil berkulit putih, dan umurnya masih sangat muda sekitar 19 tahunnan, haruskah aku senang atau bersedih entahlah, aku terdiam dan rasanya kepalaku sakit, ah mungkin karena umurku yang sudah udzur sehingga aku tak mampu melakukan perjalanan ini.

Ada hal lain yang aku rasakan, perjalananku dari rumah sakit abdi waluyo menuju rumah dikawasan pasar baru jakarta pusat terasa lama, oh bukankah jaraknya tidak terlalu jauh, dan ya lagi-lagi aku tidak merasa nyaman dengan deapers, hmmm seperni inikah orang tua yang sudah renta, seperti bayi, aku bukan bayi dan akupun gak akan ngompol seperti anak umur enam bulan, mengapa mereka memperlakukan aku seperti ini? aku seperti tidak punya wibawa lagi, anak-anakku memandangku sebelah mata, mereka tak pernah anggap aku ada, aku benci semuanya, apa mereka tak tahu itu?

" MAu kemna?mama ingin pulang kerumah, mama gak mau jalan-jalan" aku mencoba mengutarakan pa ayuang ada diisi hatiku

" kita ke bBogor ma, ke puncak" jawab anak lelakiku

************************************

Aku dibawa ketempat yang sama sekali asing bagiku entah tempat apa itu, tapi yang aku lihat banyak orang tua yang menghabiskan senjanya ddisana, ya tuhan ini adalah tempat yang paling terkutuk yang ada dimuka bumi ini, siapa yang ingin menghabiskan masa tuanya disebuah panti jomo, ya walaupun kamar yang aku tempati cukup mewah, tempat tidur lengkap, kulkas kecil dan tivi walaupun bogor daerahnya sejuk namun kamarku dilengkapi dengan ac, kamar mandi berukuran cukup besar sekitar 2x3 cm serta dilengkapi dengan air pana dan dingin, ya semua fasilitas bintang lima ada disana dan satu lagi perawat yang dikirim anakku untuk menemaniku.

Hari-hariku dilalui di tembok penjara bintang lima, aku ingin pergi, berlari dan tak mau berada ditempat terkutuk itu, hari-hari yang kujalani begitu membosankan. Dan hal ya g menyakitkan ialah anakku, hari berganti hari aku hanyan melaluinya bersama perawatku, gadis yang berkulit putih dan tingginmya hanya sekitar 150 cm itu sangat telaten mengurusku, bahkan anakku saja rasanya tak peduli, berbulan-bulan aku ada dipenjara ini namun hanya sekali mereka menengokku, ya tuhan apa aku salah mendidik mereka sampai mereka tak mau berjumpa denganku. begitulah senja yang harus kujalani, senja yang harusnya dinikmati dengan orang terkasih, senja yang seharusnya membawa kedamaian setelah lama sibuk menerangi dunia, demi orang terkasih

HAM 100%

Demokrasi dan penegakan hak asasi di Indonesia tak pernah bisa ditegakkan sepenuhnya.Penegakan demokrasi serta Ham dengan 100% hanya menjadi impian dan entah kapan akan terwujud, apalagi kahir-akhir ini banyak kejadian di bumi pertiwi yang begitu menodai bhineka tunggal ika. sepertinya negara kita tercinta ini sudah tidak mengenal bhineka tunggal ika yang menjadi kebanggaan berpuluh-puluh tahun Indonesia berdiri. Kejadian di Cikeusik Banten adalah bentuk nyata dari pelanggaran ham dan tidak adanya kebanggaan terhadap Bhineka Tuynggal ika. Indonesia yang begitu mencintai perdamaian dan menghargai semua bentuk perbedaan hanya tinggal kenangan saja, Indonesia sekarang bak negara bar-bar yang tak punya hati nurani dan ironisnya lagi negara seolah-olah buta dan tuli. Perlindungan negara kepada kaum minoritas tak pernah terdengar dan sang pemimpin yang menjadi harapan semua rakyatnya hanya mampu berkata prihatin tanpa ada tindakan yang nyata. Hak untuk hidup di negeri hijau nan permai ini seolah-olah tak ada, adanya undang-undang terhadap penegakan HAM hanya menjadi hiasan kalo Indonesia mempunyai hukum tanpa adanya penegakan. Rakyat hanya mampu menonton sebuah pertunjukan pewayangan dan pemerintah sebagai dalangnya. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak pun entah kapn akan terwujud, hanya terdengar gembar-gembor di media masa saja tapi pada kenyataannya masih ribuan rakyat terlantar, jutaan anak tidak mampu mengenyang bangku sekolah mereka turun ke jalan untuk mendapatkan recehan karena mereka hanya untuk makan saja tak mampu apalagi untuk biaya sekolah yang menjulang tinggi, ungkapan sekolah hanya untuk orang kaya memang benar. Sampai kapankah semua ini akan terjadi entah, perjuangan dari mahasiswa sebagai agen perubahanpun sekarang adem ayem tak terdengar apapun. Mewujudkan Indonesia yang damai dan mampu menjunjung HAM adalah mimpi yang tak akan pernah terwujud jika tanpa adanya perjuangan yang nyata. Namun jika da yang peduli dan mati-matian mempeerjuangkan itu semua negara tak pernah memberikan perlindungan hukum kepada mereka masih ingatv di benak kita dan sepertinya tak akn dilupakan tentang kematian munir sang aktivis HAM, sudah sampai kemanankah kasus itu bergulir??? entah sepertinya itu hanya wacana yang sudah dihapus karena pemerintah lebih sibuk menyoroti kasus aril yang sebenarnya itu hanya cukup menjadi konsumsi pribadi. Apakh ada kontribusi khusus dari kasus ariel untuk masyarakat jika di bandingkan dengan HAM? entahlah anak SD pun mampu menjawabnya namun kaum terpelajar dan terhormat tak mampu membaca itu semua karena yang mampu mereka baca hanya berrapa besar uang yang akan masuk kedalam kantong mereka.

valentine

valentine day,, jadi topik hangat di Fb maupun twitter, ya hari ini adalah hari valentine, katany a sich valentine itu hari kasih sayangg gak tahu tuh kata siapa tapi kalo pengen tahu baca aza deh sejarah valentine, dan ditandai dengan memberi hadiah-hadiah pada orang tersayang terutama pasangan kita. Dan ahri valentine ini juga terasa sepecial buatku,,, hmm special walaupun tak ada yang memberi hadiah, toh tiap tahun juga ga ada ayang ngasih hadiah, hahhahha kasian banget y aakuuu karena tiap tahun melewati hari valentine dengan status jomblo...
tapi rugi juga sichh kalo ngerayain valentine bayangin aza ya pas aku sama temen aku karlina wawancara kepasar bunga sengaja mau nanyain harga bunga pas valentine yang ternyata naik sampe 100% sok sok an jadi wartawan gtyu dwhhh...hmmm ada mbak-mbak yang beki bunga mawar enam ttangkai doang dan harus ngeluarin goceknya 54.000. daripada beli bunga mendingan buat dua hari saya makan...hmmm specialnya apa yaaa,,, specialnya karena media online aku bisa terbitin banyak berita tentang valentine tapi isinya benar-benar pengutukan sama valentine...wahh kayak dendam aaza karena ga ada pasanyan di hari kasih sayang ini...heheh.... tapi ya yang masih mau ngerayain valentine sich terserah kalian azaaa

My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...