Jumat, 22 Oktober 2021

Ceritaku Tentang Jakarta

Jakarta

Ini tahun ke -7 aku berada di kota ini. Saat itu aku  mendadak pindah ke Jakarta dan tidak merencanakan apapun. Pindah dari Bandung membuatku patah hati karena harus meninggalkan kehangatan Bandung, teman-temanku, hingga akhirnya aku bisa berdamai dan menerima bahwa disinilah aku akan memulai cerita baru sejak itu.

Jika Bandung mengajarkan persahabatan, kehangatan dan mimpi, disini aku belajar tentang berjuang, berdamai, menerima rasa bahagia dan juga kecewa serta tidak menyerah.

Jakarta dan kesibukan, dua hal yang tidak bisa dipisahkan, begitu juga denganku. Bekerja di media terkadang tidak mengenal batas waktu untuk bekerja. Waktuku dihabiskan hanya untuk pekerjaan, jangankan waktu untuk orang lain, waktu untukku sendiri saja rasanya tidak ada.

Pernah berada di fase tidak libur berbulan-bulan, pulang kerumah hanya untuk tidur, itupun sambil membawa pekerjaan yang masih belum selesai. Saat ramadhan aku jarang sekali untuk berbuka di rumah, karena senin-jumat bekerja dan weekend aku habiskan bekerja juga, karena saat itu aku ada program ramadhan.

Semuanya terasa normal, ya karena yang aku tanamkan adalah aku harus bekerja keras untuk meraih semua impianku, dan aku sangat mencintai pekerjaanku, jika tidak ada rasa kantuk mungkin kita bisa bekerja 1x24 jam. Sampai tengah malam aku kadang masih membalas chat dari klien. 

Ada satu kejadian yang menyadarkanku,  bagaimanapun aku harus punya waktu untuk orang yang aku sayangi. Saat itu aku sedang mengadakan promo jingle program pemilu ke beberapa stasuin TV, sore hari bapak tiba-tiba menelpon dan bilang Mamah sakit, sesak napas dan aku diminta pulang, sepanjang jalan aku menangis, berpikir yang macam-macam dan merasa selama ini aku tidak perhatian sama Mamah karena saking sibuknya aku bekerja. Aku takut sekali saat itu, bagaimana jika aku tidak bisa bertemu mamah lagi, dengan keadaan panik aku menelpon teh Tantry, orang terdekatku. Dan aku tersadar lagi, orang yang akan berada disisiku, mendukungku adalah orang yang selama ini jarang aku beri waktu untuknya. Semenjak kejadian itu aku berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membagi waktuku untuk orang-orang yang aku sayangi, orang-orang yang akan memegang tanganku saat aku terjatuh, yang akan memelukku saat aku sedih, yang tidak akan membiarkanku sendirian saat aku terluka. (Ngetik ini sambil nangis).

Aku mulai belajar, bahwa hanya kita yang bisa mengontrol diri kita sendiri, bukan orang lain. Dan kita tidak punya kewajiban untuk terus membahagiakan orang lain. Karena kebahagian itu adalah tanggung jawab masing-masing. Hidup tentu saja butuh materi yang cukup, agar kita bisa berbagi, bisa membeli apa yang kita inginkan, tapi momen bersama orang yang kita sayangi adalah sesuatu yang mahal. Jangan sampai kita menyadarinya saat sudah kehilangan.

Saat ini cita-citaku ternyata sederhana sekali, aku ingin melakukan semua hal itu secukupnya dan tahu mana batasannya. Terkadang dengan terlalu mengejar sesuatu malah kita kehilangan banyak hal, tapi dengan merasa cukup, dan bersyukur justru kita mendapatkan banyak hal. 

Terima kasih ai chintia untuk 7 tahun yang luar biasa ini, sudah bertahan, tidak menyerah, meskipun berkali-kali menangis dan terjatuh.

Satu hal yang selalu aku percaya bahwa hari esok itu apapun bisa terjadi, sehingga kita tidak pernah kehilangan harapan.

Semoga impianku untuk bisa membangun sebuah rumah yang hangat dan penuh dengan kasih sayang bisa segera terwujud. 








Selasa, 20 Juli 2021

Memaknai Idul Adha


Waktu ternyata berjalan begitu cepat, yups setahun lalu aku bisa merayakan idul adha di rumah, sambil merasakan badan yang sakit semua karena pulang berdua dengan adikku menggunakan motor, nekad banget sih waktu itu, dan yah sudah setahun  juga aku sendiri di Jakarta. 

Masih ingat awal penyesuaian saat pandemi, rasanya berat, meeting full tiap hari, tapi pelan-pelan mulai bisa beradaptasi. Yah begitulah manusia, mahluk yang paling mudah beradaptasi Ini masa yang tidak mudah bagi semua orang, kabar duka datang silih berganti, rasa cemas dan khawatir selalu ada dibenak semua orang.

Dan, sekali lagi hari ini juga pasti bisa aku lalui, aku kembali percaya entah cerita bahagia atau sedih, suatu hari hanya akan bisa dikenang, di tertawakan. Manusia terkadang takut berada di titik terendah dalam hidupnya, takut merasa kehilangan, takut bersedih dan kecewa, tapi cerita itu adalah cerita yang paling membekas, cerita yang bisa membuat kita tumbuh, dan kuat seperti hari ini.

Akhir-akhir ini juga aku berusaha sekuat tenaga untuk belajar ikhlas, belajar untuk menyerahkan semua urusan dan skenario jalan hidupku pada Allah. Aku hanya bisa berusaha dan berdoa semampuku, sisanya biarkan Allah yang bekerja.

Tanpa kita sadar, Allah selalu menyelamatkan kita, meskipun bentuk penyelamatannya adalah saat kita terjatuh atau kecewa, tapi itu jalan terbaik yang harus diterima. Aku masih ingat betapa kecewanya aku saat aku selesai menjadi wartawan di kompas, saat itu perasaanku sangat sesak, yups, kecewa, dan sedih. Lalu Allah memberikan jalan lain, yah aku bahagia dengan pekerjaanku saat ini, dan inilah pekerjaan yang cocok buatku , yang membuatku bisa bertumbuh, aku bahagia.

Makna idul adha bagiku saat ini adalah segala sesuatu memang harus di ikhlaskan, dilepaskan dan di kurbankan. Dan kita tidak pernah memiliki apa-apa, segala sesuatu yang ada pada kita saat ini adalah titipan, dan terkadang itu adalah ujian. Semoga aku bisa lolos ujian lagi di tahun ini, aku bisa mengikhlaskan segala sesuatu yang memang bukan menjadi milikku. Bukankah sekeras apapun kita menggenggam jika bukan milik kita maka akan lepas, dan jika itu bukan milik kita meskipun kita tidak mengejarnya maka itu akan menghampiri.

Hal yang bisa aku lakukan saat ini adalah menjaga dengan baik apa yang aku miliki, dan menitipkannya kepada sang pemilikNya. 

Selamat idul adha, semoga tahun depan aku bisa memaknai idul adha dengan pemikiran dan hati lebih dewasa lagi.


*Jakarta, menuju senja dan aku sangat rindu

Selasa, 06 Juli 2021

Welcome Juli

Juli

Saat ini lebih banyak mendengar berita duka, sampai rasanya kepalaku penuh. Bulan ini perasaanku naik turun. Aku merasa khawatir, takut, cemas tak jarang diam-diam aku menangis. Entahlah akhir-akhir ini emang aku sering merasa cengeng. 

Banyak ketakutan yang datang, banyak rasa rindu yang terpendam dan aku sadar ternyata aku juga tidak bisa memaksakan apa yang aku rasakan. Sekali lagi aku harus mulai berdamai dengan keadaan, menerima hal yang tidak sesuai dengan keinginanku, yups setelah melewati proses denial akhirnya aku memasuki fase sebuah penerimaan. Dan menuju proses ini memang tidak mudah, menerima hal yang tidak kita harapkan pasti ada perasaan kecewa, marah, kesal dan sedih. Namun itulah emosi, emosi yang tidak diinginkan tapi ada dan harus diterima.

Bulan ini, aku kembali full wfh, bagi sebagian orang mungkin terlihat enak yah, kerja dirumah dan digaji, tapi yah bagiku si extrovert ini adalah perjuangan yang cukup sulit. Karena energiku didapatkan dengan bertemu banyak orang,  kebayangkan gimana aku menjalani hari-hariku sekarang, yah energiku mulai terkuras. Tapi ini harus aku terima, harus survive.

Tahun lalu aku berharap tahun ini aku bisa hidup normal, hari yang normal, weekend yang normal, tapi yah Tuhan selalu punya rencana untuk mendekatkan umatnya kepadanya. Aku menyadari setelah memasuki masa pandemi ini aku lebih sering mendekatkan diri, mencari perlindungan kepada Tuhan. Jika dulu waktuku aku habiskan dengan bekerja, dan tengah malam baru tidur lalu solat subuh yang kesiangan, semenjak pandemi aku mulai kebiasaan baru. Terima kasih, terkadang manusia harus melewati masa sulit terlebih dahulu agar bisa kembali kepada Tuhannya.

Aku juga belajar berserah diri, menahan diri, menahan ego, dan lebih sering memeluk diri sendiri. Aku juga sedang beajar merasa cukup dengan apa yang sudah Tuhan kasih. Cukup, kata yang sering mamah pesankan kepadaku. Karena jika kita tidak merasa cukup, kadang kita tidak bersyukur dangan apa yang kita punya, dan pasti menginginkan lebih dan lebih. 

Aku percaya setiap hari adalah proses yang panjang, proses menerima dan berdamai sama keadaan, proses untuk mindfullnes agar pikirannya ga negatif atau penuh dengan banyak prasangka hehe. Untuk menjadi lebih baik memang perlu melewati banyak hal. Tahun ini aku juga bersyukur karena ujiannya tidak seberat tahun kemarin, karena keluargaku masih baik-baik saja hingga saat ini. Yups ga ada hal yang lebih di syukuri selain orang yang kita sayangi tetap baik, bahagia dan sehat-sehat. Ingat ai chintia, hidup itu adalah gagal, jatuh, lelah, tapi kamu harus bangkit, berdiri lagi, berjeda sebentar lalu kembali berjalan dan berlari, berbahagialah selalu.. 

Sabtu, 03 Juli 2021

3 Perempuan Inspiratif

Rencana menulis tentang sosok perempuan inspiratif ini tuh udah lama sih, hanya saja ai chintia sok sibuk jadi baru terwujud. Banyak sekali tokoh-tokoh perempuan di Indonesia ini yang keren-keren, baru-baru ini tentu saja ada Najwa Sihab, Maudy Ayunda, Dian Sastro, dan banyak lainnya. 

Namun, bagiku  ada tiga sosok perempuan yang sangat menginspirasi baik itu pemikiran maupun keputusan-keputusan hidup yang diambilnya yang luar biasa, yaitu Inggit Ganarsi, Dewi Sartika, dan Nyai Ontosoroh, untuk nyai ontosoroh memang hanyalah sosok fiksi ciptannya Pramudya Ananta Toer tapi di kidah tetralogo Bumi Manusia, nyai ontosoroh menjelma menjadi wanita dengan pemikiran modern di zamannya. Baiklah mari kita bahas satu-satu apa yang membuat ketiga orang tersebut sangat menginspirasi.


1. Inggit Ganarsih

Dulu, istri Sekarno yang ku kenal hanyalah Fatmawati, sebab namanya menghiasi buku-buku sejarah di sekolah. Siapa yang tidak ingat dengan pertanyaan, Siapakah yang menjahit bendera merah putih saat menjelang kemerdekaan? tentu Fatmwati lah jawabannya. Aku mengira Soekarno hanya memiliki satu istri, namun ternyata soekarno menikah dengan sembilan perempuan. 
Inggit merupakan istri kedua Soekarno, kisah cinta mereka di awal memang penuh drama. Saat mereka jatuh cinta, Inggit masih menikah dengan H. Sanusi dan Soekarno masih menjadi suami sahnya Utari. Namun siapa yang menyangka, ibu kos Soekarno kala itu menjadi istrinya, yang menemaninya berjuang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bagi sosok Soekarno, Inggit tidak hanya semata seorang Istri, Inggit adalah seorang Kekasih, Ibu serta teman berdiskusi. Aku berpikir, Inggit adalah sosok yang cerdas, meskipun dia tidak sekolah, bagaimana bisa jika Inggit hanya perempuan biasa dia bisa mengimbani diskusi Soekarno tentang Indonesia, tentang mimpi-mimpinya untuk memerdekakan Indonesia.  Inggit adalah teman seperjuangan Soekarno, dialah yang membelikan buku-buku untuk Soekarno saat Soekarno berada dalam penjara di Sukamiskin. Inggit menemani Soekarno saat dibuang ke Ende hingga Bengkulu, namun meskipun beliau menemani masa-masa perjuangan Soekarno, Inggit tidak menjadi Ibu negara, Inggit hanya mengantarkan Soekarno hingga ke Gerbang. Bagi Inggit lebih baik dia di ceraikan daripada harus dimadu.


2. Dewi Sartika

Tokoh pahlawan wanita dari Bandung ini menurutku punya pemikiran yang luar biasa di zamannya. Bagi Dewi Sartika, perempuan itu harus berpendidikan karena perempuan adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dewi Sartika yang seorang putri bangsawan diam-diam mengajar apara perempuan abdi dalam di kadipatennya. Dewi Sartika kemudian mendirikan sekolah yang bernama kautamaan Istri, beliu berjuang untuk pendidikan kaum perempuan. Pemikiran dia yang sangat dipegang adalah ketidak inginannya untuk tidak di madu. Beliau memilih menikah dengan seorang guru dan menolak menikah dengan bupati karena dimadu. Aku semakin menyukai Dewi Sartika saat melakukan riset untuk menulis di tabloid ketika kuliah dulu. 



3. Nyai Ontosoroh

Tokoh ini adalah tokoh fiktif buatannya Pramoedya Ananta Toer di tetralogi Bumi Manusia. Nyai Ontosoroh adalah seorang gundik yang dijual oleh ayahnya. Gundik adalah  perempuan simpanan, atau yah perempuan yang tidak resmi dinikahi, dan tentu saja status gundik dimata masyarakat tidak dipandang sebagai perempuan dan manusia. Karena sadar akan statusnya itu, Nyai Ontosoroh banyak belajar dari Melema yaitu laki-laki yang menjadikannya seorang Gundik, agar dia bisa diakui menjadi seorang manusia. Nyai Ontosoroh belajar bahasa Belanda, belajar membaca dan berhitung, kemudian belajar bisnis hingga akhirnya dia memiliki perkebunan Buitenzorg. Nyai Ontosoroh adalah sosok perempuan bijaksana, berani dan tegas. Nyai juga sangat mendukung Minke untuk melawan penjajah, dan tentunya dia sangat mendukung Minke untuk menulis, sampai sekarang aku masih hafal kutipan nyai Ontosoroh untuk Minke "Tahukah Kau kenapa aku sayangi kau dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu tak akan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari. 


Itulah sosok perempuan yang bagiku sangat mengisnpirasi, dan tentunya masih banyak perempuan-perempuan Indonesia yang luar biasa. 

Senin, 07 Juni 2021

Surat Rindu Buat Kamu

 Hallo Dear

Miss you

Setelah sekian lama ga ketemu, hal yang ingin aku lakukan nanti adalah ingin berbagi banyak cerita yang terlewatkan tanpa ada kamu, dan juga aku ingin mendengar banyak cerita dari kamu. 

Ketika aku rindu banget sama kamu aku hanya bisa mengingat moment-moment kita saat bersama, meskipun aku sadar ternyata kita ga punya foto bersama. Tapi semua moment sama kamu itu aku rekam diingatanku. 

Aku sedih ketika kamu sakit dan aku gak ada disisi kamu, aku juga ga bisa melakukan apapun untuk kamu. yups  aku hanya bisa kirim doa agar kamu segera sembuh, dan Allah selalu memeluk kamu ketika aku ga bisa memelukmu. Allah selalu pegang tangan kamu, dan memudahkan semuanya. 


Aku rindu melihat kamu tertawa, melihat muka kesel kamu saat aku jailin eh tapi jailnya kamu lebih banyak loh daripadaku, dan sesimple  mendengar suara kamu aja aku rindu, aku rindu tangan aku kamu genggam, yang sederhananya aku rindu berbicara banyak hal sama kamu. Kamu tahu sendiri, energiku rasanya ga akan habis bila sama kamu, entahlah darimana energi itu. 

Kamu tahu? hari-hariku saat aku pulang kantor dan kamu ga jemput seperti biasanya, rasanya ada yang kosong, bahkan kamu kesel karena harus nunggu sebentar aja aku kok kangen yah hahha.. aku gatau kenapa bisa begitu. 

Ternyata begini yah yang namanya rindu, dan  aku sangat bahagia melihat wajah kamu saat tertawa bahagia, melihat kamu makan dan bilang makanan itu dewa. Aku sangat rindu akan tatapan kamu, dan saat kamu bilang kamu sayang sama aku.

Terima kasih banyak sudah hadir, sudah memberi warna dalam  hidupku, sudah mengenalkan bentuk rasa sayang yang lain dan mewujudkan doaku yang ingin merasakan disayangi sama seseorang. Maafkan aku yang tidak sempurna ini, yang masih belajar untuk terus memahami kamu. 

Terima kasih sudah tetap mengabari aku, memberikan energi kamu untuk aku di tengah sibukmu, aku tahu waktu untuk diri kamu aja pasti sudah sulit dan kamu harus membaginya untuk aku, terima kasih yah. Maafkan aku jika aku masih suka rewel, masih tidak mengerti rasa lelah dan sibukmu, masih suka menuntut banyak hal, dan beri tahu aku selalu jika aku salah, beri tahu aku jika aku masih kurang memahami kamu. 

*Aku berharap Tuhan segera mempertemukan kita lagi, aku menulis ini hanya ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan.


Rabu, 14 April 2021

 

Hay Dear

Kamu yang tiba-tiba hadir lalu mengisi hariku dari bangun dan tidur lagi. Meskipun kamu baru masuk dalam kehidupanku, aku merasa kamu tidak asing, aku seperti sudah kenal kamu dari kecil jauhh sekali sebelum kita bertemu saat ini. Aku berharap hal itu terjadi karena kamu adalah orang yang selalu ada dalam doa-doaku sejak dulu. Oyah kamu tahu, aku lebih cengeng dari sebelumnya, aku lebih terharu sepertinya sejak ada kamu, padahal beberapa tahun terkahir sejak aku kehilangan nenekku ingin nangisnya aku sampe nyari film yang sedih, sekarang aku bisa sangat terharu hanya baca pesan kamu. Entah kenapa hatiku bisa merasakan apa yang kamu bilang itu sungguh dan tiba-tiba aku meneteskan air mata.  Apa lagi sejak kamu cerita tentang diri kamu, aku tidak tahu seberapa kesepian dan sendiriannya kamu saat itu,  aku merasa sedih, aku ingin ada disamping kamu saat itu, pegang tangan kamu dan bilang semuanya akan baik-baik saja. Aku saat ini juga hanya bisa menitipkan kamu kepada Allah agar kamu selalu dilindungi, dan kamu bisa mekewati setiap kesulitan serta kamu diberi hati yang kuat.


Dear,

Aku sempat ragu dengan apa yang kamu katakan, karena seringnya aku dikecewakan. Dan aku sempat takut apakah ini akan berakhir sama seperti kisah-kisahku sebelumnya. Tapi bukankah aku memberanikan diri untuk mencobanya, karena kita tidak akan pernah tahu jika belum mencobanya. Aku percaya Tuhan akan melindungiku, juga akan menguatkanku terus, bukankah hidup itu serangkaian kejadian baik sukses maupun gagal. Dan saat ini entahlah aku tidak memikirkan lagi hal-hal yang membuatku takut itu. Bukankah kita harus merencanakan hal-hal baik dan menikmati apa yang terjadi saat ini, yah nyatanya saat ini kamu ada buatku dan aku bahagia.

Dear,

Terima kasih sudah mengerti  tentang aku, menerima semua kekuranganku, mau mendengarkan ceritaku, keluh kesahku, meskipun itu hal kecil dan absurd pasti kamu mau dengar. Terima kasih sudah mau mencoba memahami duniaku, dunia yang pasti asing bagimu. Dan aku akan terus belajar untuk beradaptasi dengan kamu selamanya

Dear,
Bolehkah aku juga khawatir sama kamu? aku ingin kamu juga baik-baik saja selalu, dan sama sepertiku yang ingin berbagi banyak hal, aku juga kamu mau berbagi banyak hal denganku.

Dear,

Terima kasih sudah membuatku kesal sehingga menambah energi di hari-hariku saat aku lelah dengan pekerjaanku, terima kasih sudah khawatir saat aku sakit, sudah datang untuk mengirimkanku obat (ini hal yang akan aku inget selalu) Kamu tahu, rasanya aku merasa tenang dan tidak khawatir lagi. 
Kamu tahu rasanya aku saat ini, aku merasa aku tidak sendirian lagi tapi ada orang yang bisa aku pegang tangannya saat takut, saat aku lelah dan saat duniaku sedang tidak baik-baik saja. 




Ramadhan hari kedua,

Senin, 05 April 2021

Tidak Ada yang Sama

Malam ini seperti biasa aku sulit untuk tidur, lalu membaca buku yang pernah aku baca sebelumnya. Tumben kan? biasanya ya hanya membaca buku sekali, entah kenapa. Lalu aku teringat akan masa lalu, akan orang-orang yang pernah begitu sayang lalu pergi yups ketika Teh Tantry cerita pernah ada orang yang sesayang itu sama dia, tapi dia juga menghilang dan pergi. 

Di dunia ini memang tidak ada yang benar-benar abadi, semua yang kita miliki suatu hari akan menghilang, termasuk perasaan seseorang. karena hal itu aku saat ini berusaha menikmati semua moment yang aku rasakan, karena aku sadar hal itu tidak akan terulang kembali. Aku tidak mau menyesali bahwa aku sudah menyia-nyiakankan sesuatu yang berharga, dan aku lebih berani mengatakan aku sayang sama seseorang atau orang itu beharga. Aku tidak mau menyesal tidak sempat mengatakan itu, lalu baru menyadarinya ketika orang itu sudah tidak ada.

Datang dan pergi adalah hal bisa bukan dalam kehidupan. Ada yang begitu dekat lalu menjauh sangat jauh hingga tidak terlihat. Lalu ada yang jauh dan asing tapi bisa menjadi begitu dekat hari ini. Sejatinya hidup memang harus siap ditinggalkan atau bahkan kita yang akan meninggalkan.

Hidup memang tidak akan sama seperti hari ini, semua yang ada disekitar kita berubah ternasuk diri kitanya sendiri berubah, dan tanpa sadar kita selalu menuntut agar sama dan tidak berubah. Atau mungkin sebenarnya semuanya sama, yang berubah hanyalah pikiran kita sendiri.

Oyah ini sudah masuk bulan April, aku hanya berharap semoga buku yang sedang aku tunggu bisa keluar di April ini, rasanya sudah mulai bosan nonton series di Netflix, dan aku rindu nonton Teater tentunya. Aku juga berharap bisa semakin berdamai dengan pekerjaan kantor yang jauh dari passionku saat ini. Apakah wacana ingin resign mulai kepikiran lagi?? 


Senin, 15 Maret 2021

Hey Maret


Beberapa bulan lalu adalah proses dimana aku mencoba untuk mengenal diriku sendiri, aku berusaha untuk membahagiakan diriku sendiri agar kebahagiaan yang aku beri kepada orang lain tidak kosong, aku lebih mencari tahu apa yang aku mau, lebih berani mengatakan enggak kalau aku tidak suka, bahkan berani mengatakan perasaanku sesungguhnya sama Mama dimana dulu aku sering memendamnya. 

Saat ini ya duniaku berjalan dengan semestinya, bekerja setiap hari dengan segunung PR, mencoba berkenalan dengan orang-orang baru, malah aku merasa menemukan seseorang yang cukup klik dan menyenangkan seolah-olah orang itu sudah aku kenal cukup lama, meskipun aku tidak tahu jalan kedepannya akan seperti apa, tapi kalau boleh aku minta sama Allah, Tolong jangan patahkan hatiku lagi, karena aku lelah menyembuhkannya, tapi kan aku tidak bisa mengatur rencana Allah.


Oyah, emosiku sekarang sering keluar, entah itu emosi bahagia, sedih, marah kesal bahkan nangis, yups dulu aku suka pura-pura kuat bukan? suka denial, merasa baik-baik saja padahal enggak, sekarang aku sudah jujur pada diriku sendiri bahwa yah aku lelah, marah, kesal, bahagia, sedih dan sebagainya.

Ini udah masuk bulan ke-3 di tahun 2021, semuanya masih berjalan seperti seharusnya, masih sering memeluk diri sendiri saat lelah dan berterima kasih sama diri sendiri karena sudah bertahan sejauh ini, sudah berdamai dengan semua hal yang menyenangkan atau tidak, sering nangis dan ngadu-ngadu sama allah, dan masih sering titip do'a buat DIA. Yah dia yang sampai sekarang aku juga gatau dia siapa, tapi aku percaya suatu hari aku dan dia akan bertemu, dan aku akan ceritakan pada dia, jauh sebelum kita bertemu aku selalu menitip doa, agar dia selalu dikuatkan, meskipun dalam bayanganku ingin sekali aku memeluk dia, memegang tangannya dan mengucapkan doa-doa itu langsung (kalau lagi membayangkan atau menulis ini, aku suka berkaca-kaca, entah kenapa).

Minggu, 31 Januari 2021

Welcome 2021



yang sebenarnya aku menulis ini di penghujung Januari,  tidak banyak list di tahun ini. Aku tetap sehat saja rasanya sudah bersyukur. Jika tahun-tahun sebelumnya banyak keinginan dari A sampai Z, tahun ini aku hanya bisa menitipkan doa-doa yang sama dari tahun sebelumnya. Apapun masalah yang akan aku hadapin nanti semoga aku selalu dikuatkan, diberi kesabaran dan tetap berada di jalanNya.

Terkadang Tuhan juga selalu memberi kejutan-kejutan yang luar biasa, dan kadang aku suka kagum pada diri sendiri, bisa yah aku melewati itu semuanya, dan yah masih bisa bertahan hingga sekarang. Dan tentunya juga ada hal yang aku ingin dan harapkan tapi juga enggak bisa aku paksakan, sekali lagi aku hanya bisa menitipkannya dalam doa-doaku.

Aku selalu percaya sama kekuatan doa, entah doaku, doa orang tuaku terutama ibu, atau bahkan doa-doa orang lain yang kita kenal ataupun tidak. Aku juga selalu percaya satu hal, bahwa Tuhan tidak akan pernah salah memilihkan sesuatu untukku. Mungkin itu yang bisa menyemangatiku saat aku lelah, haha namanya juga manusia kan?

Jika dulu-dulu selalu ada pertanyaan kenapa sih Tuhan? Sekarang aku lebih banyak berkata "Baiklah Tuhan, mungkin engkau maunya aku begini dan begini, aku percaya akan ada waktu tepat bagi semua orang" Sesederhana aku ingin pindah kerja, haha yasudah memang belum waktunya, sekeras apapun aku berdoa, berusaha juga tetap saja saat belum waktunya ya aku tetap stay.

Tahun ini masih harus bekerja lebih giat lagi dong tentunya, lebih semangat dengan tanggung jawab baru di kantor, dengan Y Management yang sudah mau berjalan 3 tahun, yeay ga berasa kan dan makin sesayang itu sama Dheo dan Teh Tantry, satu hal yang sangat aku syukuri adalah Tuhan mempertemukan kami bertiga. Dan tahun ini berdoa Semoga ga ngerasain patah hati lagi yah haha, kalaupun iya semoga bisa menyembuhkannya dengan cepat lagi, hehee. 2021 semoga kita bisa berdamai yahh, dan makin mengenal diri sendiri, tahu apa yang aku mau dan bisa bahagia.. Terima kasih 2020 yang luar biasa dengan segala cerita pandemic, patah hati, kegalauan, serta banyak kebahagiaan lainnya. 



Kamis, 21 Januari 2021

Bahagiaku Saat Ini

"Kamu kenapa, kok keliatan lebih bahagia,"Kata teman kantor

Aku sendiri sekarang merasa lebih lepas, lebih menikmati setiap apapun yang terjadi setiap harinya. Dan satu hal sekarang yang sangat aku sukai, yaitu ritual tidurku, entahlah ketika mau tidur rasanya bahagia sekali.

Lalu, kenapa sekarang aku merasa lebih baik? hmm mungkin akhir-akhir ini aku sedang berasa di posisi untuk melepaskan, merelakan semua hal yang terjadi didalam hidupku.  Entahlah, aku mulai berpikir memang jika apapun yang kita inginkan jika belum waktunya yasudah, kita juga ga bisa maksa Tuhan kan? Jadi seperti yang pernah aku tulis sebelumnya kalau aku itu yah sedang masa dimana menikmati apa yang aku punya saat ini. Aku fokus apa yang sedang aku miliki, waktu, pekerjaan, keluarga, sahabat, bisnis dan semuanya. 

"Kamu cemas gak, belum menikah?"Tanya seorang teman.

Yaps, aku sudah pernah dimasa dimana aku merasa aku harus menikah segera, gimana kalau mantanku udah nikah duluan dan aku belum? Beberapa bulan yang lalu aku merasakan itu semua, dan alhasil yah hidupku kok enggak tenang. Lalu aku belajar untuk mengenal diri  sendiri setelah itu, memahami diri sendiri, dan selalu mencoba berterima kasih dan bersyukur ketika mau tidur.

Mulai bertanya, apa yang kita cari didalam hidup ini? selain kebahagiaan yang tenang, toh manusia hidup didunia ini sebenarnya hanya menunggu mati. Jadi yah harus menikmati setiap hari apa yang sudah diberikan oleh Tuhan. Yups, ternyata aku mulai merasa lega, semoga aku bisa terus belajar untuk berserah diri dan ikhlas.

Tahun ini gak ada resolusi yang khusus banget sepertinya, hanya bisa berdoa semoga aku selalu mendapatkan hal-hal yang baik, bisa lebih berdamai sama diri sendri, lebih sering memeluk diri sendiri agar aku bisa memberikan kebahagiaan kepada orang-orang yang aku sayangi. Soal apapun masalah yang akan aku hadapi aku hanya bisa berdoa seperti sebelum-sebelumnya agar aku bisa lebih diberi kekuatan. Terima kasih atas tahun 2020 yang luar biasa.. Terima kasih diri sendir yang sudah bisa bertahan sejauh ini, bisa tetap tersenyum, bisa terus memiliki teman-teman yang support dan keluarga yang selalu support. Rasanya saat ini memiliki itu sudah cukup jika memang Tuhan inginnya aku cukup memiliki itu. Masalah hal-hal yang belum aku dapatkan, aku hanya bisa terus membisikannya sama Tuhan, karena aku percaya semua itu hanya masalah waktu.

My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...