ww.indowarta.com |
Ini
salah satu film yang saya tunggu setelah membaca novelnya dengan judul yang
sama.Film ini bercerita mengenai kehidupan keluarga Gunawan Garnida yang memiliki
seorang istri bernama Itje dan dua orang anak Satya dan Cakra. Kehidupan
Keluarga Gunawan berubah setelah dirinya divonis kanker. Gunawan tidak mempunyai
waktu yang banyak, dia hanya mempunyai waktu satu tahun lagi untuk hidup. Agar
kematian tidak membawanya pergi dari kehidupan keluarganya, Gunawan memutuskan untuk
membuat sebuah video yang berisi pesan-pesan untuk anak-anaknya. Video tersebut
hanya boleh ditonton oleh anak-anaknya pada hari sabtu sore, setelah mereka
pulang sekolah.
Kehidupan
mereka terus berlanjut. Satya yang diperankan oleh Arifin Putra kini sudah
berkeluarga dan menikah dengan seorang perempuan bernama Risa(Aca Seftriasa),
mereka dikaruniai dua orang putra Miku dan Ryan. Satya dan keluarganya tinggal
di Paris. Satya yang berprofesi sebagai offshore di lepas pantai laut Denmark
membuatnya jarang bersama istri dan anak-anaknya. Satya yang mengikuti semua
pesan-pesan ayahnya membuatnya menjadi suami dan ayah yang kaku. Bukannya
membangun keluarga bahagia, Satya malah tidak dimiliki oleh anak-anak dan
istrinya. Satya menjadi seorang pemarah dan memaksakan kehendaknya sendiri.
Sedangkan
Cakra(Deva Mahenra) kini menjadi seorang Deputi manajer di salah satu bank Asing
di Jakarta. Diusianya yang mnenginjak 30, Satya sudah mapan, namun sayangnya
dia masih jomblo. Status jomblonya itu sering menjadi bahan ledekan bawhannya
di kantor. Nah bagian ini adalah bagian yang segar, candaan kejombloan Cakra
membuat semua penonton tertawa. Ditambah lagi akting Ernest yang memerankan
Firman menjadi pelengkap dari cerita film ini. Cakra bertemu dengan karyawan
baru ddiperusahaannya bernama Ayu. Cakra menyukai Ayu, namun tidak hanya dia
yang menginginkan Ayu, ada pula Salman. Ayu terlihat lebih nyaman dengan Salman
ketimbang Cakra yang dinilainya aneh. Cakra mengungkapkan rasa sukanya pada
Ayu, namun sayangnya Ayu menolaknya. Cakra patah hati dan bercerita kepada
Itje, ibunya. Sang ibu tidak mau melihat anak bungsunya kelamaan jumbo, dia pun
berinisiatif untuk mengenalkan Cakra dengan salah satu anak temannya bernama
Retna. Cakra setuju dengan ide ibunya, akhirnya Cakra dan retna bertemu, ada
kejutan disini, ternyata Retna itu adalah Ayu, wanita yang menolak Cakra tempo
hari.
Nah itu kehidupan kedua anak-anaknya. Lalu
kehidupan Ibu Itje juga menarik. Sesuai pesan suaminya, Itje membuka restoran
di Bandung dan dia tetap hidup sendiri. Itje juga menyimpan rahasia yang besar
dari kedua anaknya. Dengan alas an tidak mau menyusahkan mereka, Itje tidak memberi
tahu kedua anaknya dia mengidap kanker payudara, sehingga payudaranya diangkat.
Setelah operasi yang kedua barulah Itje memberi tahu kedua anaknya. Disini
sedihnya dapat, saya juga sampai menitikan air mata.
Secara
keseluruhan ceritanya bagus meskipun jalan ceritanya berbeda dengan
bukunya. Peran Itjenya saya merasa kurang yak, hmm dibuku sih Itje itu meskipun
rada mellow tapi tetap lucunya dapat, selain itu anak-anaknya Satya juga
menurut saya kurang. Saya membayangkan Ryan dan Miku itu anak-anak yang cerdas
dan aktif tapi di film ini anaknya pasif dan biasa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi