Sabtu, 09 Juli 2016

Review : Sabtu Bersama Bapakk


ww.indowarta.com


Ini salah satu film yang saya tunggu setelah membaca novelnya dengan judul yang sama.Film ini bercerita mengenai kehidupan keluarga Gunawan Garnida yang memiliki seorang istri bernama Itje dan dua orang anak Satya dan Cakra. Kehidupan Keluarga Gunawan berubah setelah dirinya divonis kanker. Gunawan tidak mempunyai waktu yang banyak, dia hanya mempunyai waktu satu tahun lagi untuk hidup. Agar kematian tidak membawanya pergi dari kehidupan keluarganya, Gunawan memutuskan untuk membuat sebuah video yang berisi pesan-pesan untuk anak-anaknya. Video tersebut hanya boleh ditonton oleh anak-anaknya pada hari sabtu sore, setelah mereka pulang sekolah.

Kehidupan mereka terus berlanjut. Satya yang diperankan oleh Arifin Putra kini sudah berkeluarga dan menikah dengan seorang perempuan bernama Risa(Aca Seftriasa), mereka dikaruniai dua orang putra Miku dan Ryan. Satya dan keluarganya tinggal di Paris. Satya yang berprofesi sebagai offshore di lepas pantai laut Denmark membuatnya jarang bersama istri dan anak-anaknya. Satya yang mengikuti semua pesan-pesan ayahnya membuatnya menjadi suami dan ayah yang kaku. Bukannya membangun keluarga bahagia, Satya malah tidak dimiliki oleh anak-anak dan istrinya. Satya menjadi seorang pemarah dan memaksakan kehendaknya sendiri.

Sedangkan Cakra(Deva Mahenra) kini menjadi seorang Deputi manajer di salah satu bank Asing di Jakarta. Diusianya yang mnenginjak 30, Satya sudah mapan, namun sayangnya dia masih jomblo. Status jomblonya itu sering menjadi bahan ledekan bawhannya di kantor. Nah bagian ini adalah bagian yang segar, candaan kejombloan Cakra membuat semua penonton tertawa. Ditambah lagi akting Ernest yang memerankan Firman menjadi pelengkap dari cerita film ini. Cakra bertemu dengan karyawan baru ddiperusahaannya bernama Ayu. Cakra menyukai Ayu, namun tidak hanya dia yang menginginkan Ayu, ada pula Salman. Ayu terlihat lebih nyaman dengan Salman ketimbang Cakra yang dinilainya aneh. Cakra mengungkapkan rasa sukanya pada Ayu, namun sayangnya Ayu menolaknya. Cakra patah hati dan bercerita kepada Itje, ibunya. Sang ibu tidak mau melihat anak bungsunya kelamaan jumbo, dia pun berinisiatif untuk mengenalkan Cakra dengan salah satu anak temannya bernama Retna. Cakra setuju dengan ide ibunya, akhirnya Cakra dan retna bertemu, ada kejutan disini, ternyata Retna itu adalah Ayu, wanita yang menolak Cakra tempo hari.

Nah itu kehidupan kedua anak-anaknya. Lalu kehidupan Ibu Itje juga menarik. Sesuai pesan suaminya, Itje membuka restoran di Bandung dan dia tetap hidup sendiri. Itje juga menyimpan rahasia yang besar dari kedua anaknya. Dengan alas an tidak mau menyusahkan mereka, Itje tidak memberi tahu kedua anaknya dia mengidap kanker payudara, sehingga payudaranya diangkat. Setelah operasi yang kedua barulah Itje memberi tahu kedua anaknya. Disini sedihnya dapat, saya juga sampai menitikan air mata.

Secara keseluruhan ceritanya bagus meskipun jalan ceritanya berbeda dengan bukunya. Peran Itjenya saya merasa kurang yak, hmm dibuku sih Itje itu meskipun rada mellow tapi tetap lucunya dapat, selain itu anak-anaknya Satya juga menurut saya kurang. Saya membayangkan Ryan dan Miku itu anak-anak yang cerdas dan aktif tapi di film ini anaknya pasif dan biasa saja.

Untuk rating film yang disutradari oleh Monty Tiwa ini saya kasih 8, cukup menghibur, bisa ketawa, sedih dan juga pesan-pesannya dapat. So buat kalian yang mau menikah atau sudah menikah saya sangat sarankan menonton film ini, karena salah satu quote favorit saya yaitu “Membangun suatu hubungan itu butuh dua orang yang solid, yang sama-sama kuat. Bukan yang saling mengisi kelemahan. Saya sempat takut film ini tidak sesuai eksfektasi tapi ternyata bagus. Silahkan menonton.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dengan mengirim komentar kita telah berbagi

My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...