Aku adalah seorang wanita. Aku sama seperti ibumu
yang melahirkanmu. Aku punya rahim dan juga payudara. Lalu kenapa kau mencaci
dan memakiku? Karena selaput dara yang telah terobek oleh laki-laki yang bukan
menjadi suamiku?
Kau tidak suci katamu suatu hari? Lalu apa yang
membedakan kesucian itu? Hanya sebatas selaput dara yang telah terobek? Kamu diam saat aku tanya seperti itu. Katamu
wanita itu harus menjaga kesuciannya. Lalu bagaimana dengan kamu yang merobek selaput
dara para wanita? Apakah kau lebih suci dari mereka? lalu apa itu salahku yang hanya seorang
wanita?
Aku sudah mempertahankannya,
tapi kalian laki-laki cukup pandai merayu bahkan memaksaku dengan
kata-kata cinta. Setelah itu yang salah masih saja aku karena aku hanya seorang
wanita.
Kenapa tuhan tidak mencipatakan selaput dara bagi kau
laki-laki? Jika kalian punya selaput dara apakah kalian laki-laki siap disebut tidak suci jika sudah terobek?
Jika kau punya selaput dara sama sepertiku apakah kau masih mau jajan kesana
dan kemari?
Kenapa kau boleh polygami? Sedangkan aku wanita harus
rela dan menerima? Karena kau tak bisa memberikan aku anak, katamu suatu hari.
Lalu apakah jika kau tidak bisa memberikanku anak kau akan rela melihatku
menikah lagi demi anak yang aku impikan? Kenapa demikian? Karena aku wanita dan
kau laki-laki?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi