Apakah kamu pecinta pagi. Aku adalah
pecinta pagi dan selamanya akan mencintai pagi. Entahlah bagiku pagi itu
seperti alunan musik syahdu yang tak akan berhenti bernyanyi. Jika tuhan menakdirkan aku hadir kembali, aku
ingin jadi pendamping pagi. Apakah itu gila? Tentu saja tidak bagi mereka yang
pernah merasakan jatuh cinta. Cinta itu adalah nyawa. Jika kamu sudah tidak
pernah jatuh cinta hati kamu sedang mati dan itu berbahaya. Bukankah hidup ini
sejatinya adalah saling berdampingan dan berbagi.
Aku bertahun-tahun mencintai pagi. Aku
pernah diculik pagi dan pagi enggan ke bumi, lalu orang-orang murka. Mereka
mengata-ngataiku. Lah bukannya itu anugerah biar kalian terlelap. Tapi sudahlah
akhirnya aku mau berbagi pagi lagi. Aku memang tak bisa egois. Pagi juga
berkata “jika kamu mencintaiku kamu harus mau berbagi”
Apakah cinta itu tidak boleh egois?
Tapi aku pernah dilabrak cewek orang karena pacarnya ketahuan berpacaran
denganku. cewek itu egois karena tidak mau berbagi pacar denganku? Padahal aku
tidak akan merebutnya. Pacarnya hanya
teman untuk bersenang-senang. Dan aku juga sudah yakin dia akan menikahi
pacarnya bukan aku.
Tapi cinta juga ternyata membosankan.
Aku sudah bosan dengan pagi, entah kenapa.
Sudah berhari-hari aku tidak menyambut pagi, bahkan aku mengacuhkannya
saat dia datang.
Pagi tidak marah. Itulah pagi yang
selalu baik hati. Dia sabar. Dia terus merayuku. Menaruh mawar dekat bantalku.
Tetap mengecup keningku.
Suatu hari aku pergi kepantai. Aku
duduk dan mendengar ombak bernyanyi dengan merdu. Tiba-tiba aku melihat cahaya
kuning. Seperti telur yang direbus. Aku terus menatapnya. Jantungku berdebar
kencang. Wajahku memerah bagai rebusan kepiting. Senja tersenyum kepadaku. Aku
hanya terdiam. Duh apa aku jatuh cinta lagi? Apa iya aku bisa jatuh cinta selain
pada pagi.
Senja menyapaku kemudian pergi .
Hatiku semakin bergetar. Tapi itulah senja, dia tak akan lama, dia akan segera
pergi. Dan entahlah apakah esok senja akan datang seperti hari ini. Tapi sejak
saat itu aku tidak peduli aku setia menunggu senja. Aku duduk ditepi pantai
berdandan dengan cantik agar senja jatuh cinta padaku.
Senja melirikku. Dia tak berkata hanya
mengecup bibirku. Mataku terpejam. Aku lupa jika saat itu semua orang
melihatku. Dan mereka pasti melaporkannya pada pagi. Bukankah mereka masih
dendam padaku. Aku mendengar mereka berbisik “coba lihat perempuan itu, bukankah
itu pacar pagi. Kenapa dia berciuman dengan senja. Ah wanita itu tidak tahu
malu”
Aku tak peduli, aku sedang jatuh
cinta. Apakah mereka lagi-lagi tidak mengerti jatuh cinta. Kemudian senja
pergi. Aku tidak sedih karna esok senja pasti akan menemuiku kembali. Dia sudah
janj padaku. Keesokan harinya aku kembali duduk menanti senja. Esoknya lagi aku
melakukan hal yang sama hingga suatu hari aku tidak bertemu senja. Aku kecewa,
apakah senja sudah dimiliki orang lain.
O ya apa kabarnya pagi. Dia tetap baik
dan seperti yang sudah aku bilang dia akan selalu baik. Jangan kira tidak ada
yang melaporkan apa yang aku lakukan dengan senja. Tapi pagi bilang dia tidak
peduli, mungkin saja aku hanya anak kecil yang sedang mencari mainan baru tapi
setelah puas akan embali kerumah.
Bukan aku tidak peduli pagi. Aku masih
mencintai pagi. Hanya saja saat ini aku juga mencintai senja. Aku percaya Pagi
akan mengerti karena pagi mencintaiku tidak dengan egois. Dan selamanya aku
akan mencintai pagi. Namun biarlah aku juga mencintai senja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi