Menikah? Rasanya
kata-kata itu akhir-akhir ini selalu hinggap dalam pikiran saya. Apakah benar
saya sudah siap untuk menikah? saya merasa sudah saatnya saya punya tujuan
kehidupan yang lain selain pekerjaan. Saya harus memasuki fase kehidupan yang
lebih baik, dan nilai-nilai sebuah pernikahan itu bukannya baik dan merupakan
ibadah.
Saya
berjanji pada diri saya sendiri, bahwa saya akan menikah karena saya siap
menikah bukan karena tuntutan dari siapapun. Saya sendiri sudah kebal ditanya
kapan menikah, siapa pacarnya, saya hanya berkata doakan saja diwaktu yang
baik, tidak menolak, menyangkal ataupun sensi, haha duh buat apa juga kan yah.
Saya
selalu ingat akan doa-doa saya tentang pasangan sewaktu kecil haha, jadi sejak
smp saya diajari untuk berdoa buat masa depan termasuk pasangan. Yah saya masih
ingat doa itu, tentu saja saya ingin menikah dengan seseorang yang akan
membimbing kehidupan saya, mencintai saya dan keluarga saya dengan penuh, dan
seseorang yang akan membawa saya untuk kebaikan dan mendekatkan diri pada
Tuhan, dan seorang pekerja keras, oyah dia juga asyik diajak diskusi eh ini
tambahan setelah saya dewasa. Sepertinya kalau menikah dengan teman sendiri
asik yah, tapi kembali lagi rasanya saya
tidak pernah jatuh cinta pda teman haha, entah kenapa, bagi saya sahabat dan
pasangan adalah dua hal yang berbeda.
Lalu,
saya sempat galau sih, takut, cemas karena sampe saat ini saya tidak punya
pacar, ada beberapa yang sempat dekat tapi yah sebatas itu, tidak pernah
berbicara soal menikah bahkan beberapa dari pembicaraan belum siap menikah,
pelan-pelan saya mundur dengan teratur, saya tidak mau memulai hubungan yang
tidak tau arahnya karena itu akan buang energi.
Saya
lupa minta langsung kepada pemilik hati, kepada yang bisa membolak-balikan
hati, bukankah meminta kepadaNya gak akan kecewa? Saya percaya Tuhan maha baik
dan dia yang punya kuasa atas segalanya.
Akhir-akhir
ini saya juga sering tidak bisa tidur, dan sering mendengarkan beberapa kajian
di youtube soal agama, jujur setelah bekerja kehidupan saya penuh dengan
kesibukan pekerjaan sampai saya lupa bahwa ada beberapa hal yang saya lewatkan,
maafkan saya, pantas saja saya merasa hati saya kosong.
Semoga
saja, saya memang siap menikah, dan saat ini berikhtiar agar dipertemukan
dengan jodoh terbaik yang diberikan tuhan, saya juga tidak bosan berdoa.