Aku hanya ingin bercinta dengan pagi.
Saat mentari menyusup kedalam selimu tidurku, saat itu dia mencumbuku. Mengecup
manis bibirku. Memelukku dengan damai, membuatku enggan bangun. Aku tidak ingin
melewatkan saat-saat ini.
Pagi adalah waktu yang aku
tunggu. Menunggu pagi sangat panjang.
Aku harus melewati malam yang menyesakkan dulu, karena aku sangat rindu pada pagi. Rindu itu semacam
perasaan yang menindih paru-parumu hingga kamu merasakan sesak dan sulit untuk
bernafas. Menahan rindu itu semacam
melewatkan malam tanpa tidur panjang.
Aku hanya ingin terbangun jika mentari
telah memasuki jendela kamarku. Saat itu dia akan menyapaku dengan hangat dan
tulus. Mungkin mereka berkata aku gadis
pemalas karena bangun terdahului mentari. Tapi tahukah kalian aku hanya
menunggu pagi.
Aku jatuh cinta pada pagi. Salahkah
aku jatuh cinta pada pagi? Salahkah aku menunggu pagi? Bukankah cinta itu
anugerah Tuhan? Dan pagi adalah ciptaan Tuhan yang terindah.
Saat pagi tiba, aku akan bangun dengan
penuh harap. Aku akan bangun dengan kembali menyusun puzle-puzle impianku. Saat
pagi tiba aku akan tersenyum padanya dan berterima kasih karena dia telah
mengingatkan impianku. Saat pagi tiba dia yang akan berkata “kamu tidak boleh
menyerah”
Aku benar-benar mencintai pagi. Jatuh
cinta yang sangat besar. Aku tak tahu sebesar apa, apakah sebesar bola? Aku
rasa lebih besar dari itu. Apakah sebesar istana? Aku tak tahu karena aku rasa
lebih besar dari itu. Aku juga tak tahu mengapa aku suka pagi. Padahal pagi tidak
seromantis senja. Bukankah jatuh cinta karena ketidak tahuan itu lebih tulus?
Lebih murni?
Hari ini hari sabtu, pagi kembali
menemuiku lewat hangatnya mentari. Dia menyelinap lewat jendela kamarku
kemudian menyusup kedalam selimutku. Pagi mengecup pipiku. Aku tahu pagi
datang, namun aku tetap diam, biarkan dia melakukan apa yang dia suka karena
dia kekasihku. Salahkah sang kekasih melakukan itu pada kekasihnya.
Hari ini pagi ingin mengajakku pergi.
Dia bilang didunia ini sudah tidak aman lagi. Dia bilang akan banyak monster
yang mengacaukan dunia ini hingga pagi tidak akan sehangat ini. Dia tidak ingin
melihat aku menangis karena tak ada pagi yang indah lagi. Pagi yang mencintaiku
dengan tulus. Aku menganggukan kepala. Biarlah pagi membawaku kemana yang dia
mau toh dia kekasihku.
Aku lebih percaya pagi, dia tidak
bohong, dia tulus. Pernahkah pagi enggan menyapa? Pernahkah pagi lupa datang?
Pernahkah pagi telat datang? Itu sudah
cukup untuk meyakinkanku mempercayainya. Karena aku suka pagi. Biarlah pagi membawaku
ketempat terindah.
Jika suatu hari pagi tidak datang
katakan saja dia sedang bersama kekasihnya, jangan ganggu dia. Kalian jangan
marah jika pagi tidak datang. Bukankah kalian enggan pagi datang karena kalian
harus kembali bekerja, bertemu dengan bos yang galak, dosen yang kiler, macet
yang panjang.
Bukankah jika pagi tidak datang kalian
akan tetap berada dibalik selimut, melewati hari-hari penuh mimpi indah.
Bukankah kalian kadang mengutuk pagi karena kalian masih ingin terlelap. Jadi
biarlah pagi menjadi milikku, biarlah aku bercinta terus dengan pagi. Karena aku jatuh cinta pada pagi.
Selamat tinggal bumi. Kamu jangan
marah padaku karena pagi pergi bersamaku. Kamu jangan marah jika pagi tidak
menyapamu lagi. Pagi hanya bosan mendengar keluhan manusia yang mengisimu.
Biarlah pagi bahagia bersamaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dengan mengirim komentar kita telah berbagi