Selasa, 16 April 2013

Mari Membuka Buku



Sudah hampir 2 bulan saya bergabung dengan klub Global Literacy di Museum Konferensi Asia Afrika. Seru tentu saja, banyak ilmu yang saya dapat, dan tutor yang berpengalaman. Kita belajar membaca, selama saya lahir baru kali ini saya membaca buku dalam bahasa inggris, sebuah novel anak-anak klasik yang berjudul The Screet Garden. Namun bahasa yang digunakan cukup sederhana sehingga saya faham apa artinya.


Setiap minggu selain membahas novel itu kita juga membahas tentang literacy dan membandingkan dengan bangsa kita. Arti dari kata literacy itu sendidri adalah melek huruf, lalu apakah bangsa Indonesia ini telah melek huruf? Ok secara umum memang negara Indonesia sudah melek huruf, dalam artian angka  buta huruf di Indonesia telah menurun.

Lalu lantas bangsa kita menjadi bangsa yang literate?
Menurut saya bangsa kita masih bangsa yang Aliterasi artinya yaitu bangsa yang mempunyai kemampuan membaca namun tidak tertarik untuk melakukannya. Dan fenomena ini sudah menjadi rahasia umum. Contohnya saja ketika saya menjual koran Tempo dikampus dari sekian banyaknya masyarakat kampus yang notabenennya adalah masyarakat yang intelektual namun susah sekali rasanya menjual koran itu bahkan teman saya secara terang-terangan bilang saya tidak suka membaca. So itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri lagi. Ahkan saya sendiri terkadang kesulitan untuk membaca cotoh karena sok sibuk padahal gak sibuk-sibuk banget.

Lalu apakah bangsa yang Aliteracy tersebut  sangat berbahaya? Tentu saja sangat berbahaya karena jika kita tidak banyak membaca kita tidak tahu banyak. Contohnya saja ketika tadi saya mengikuti Bincang Edukasi, salah seorang pembicara dan dia seorang guru berkata bahwa keterlambata ujian nasional merupakan kesalahan lembaga independen seperti perguruan tinggi, padahal ketika saya membaca di koran Tempo dan menjadi headline hari ini keterlambatan itu dikarenakan PT Ghalia yang terlambat mencetak soal UN paket 3 untuk Indonesia bagian tengah. Dan tender yang dimenangkan PT Ghalia terindikasi korupsi, sebab PT Ghalia melakukan penawaran yang paling tinggi dibandingkan perusahaan lainnya.

Berbahaya bukan jika kita tidak membaca karena kita akan memberikan informasi yang salah, jika kita memberi informasi salah maka itu menular kepada yang lain dan begitu seterusnya sehingga bisa salah semua. Maukah bangsa kita menjadi bangsa yang salah?

Mulai saat ini mari kita memulai menjadi literacy, setidaknya kita membaca 1 atau 2 halaman. Yah bahkan untuk memancing membaca dalam bahasa inggris saya diberi buku dongeng anak-anak oleh tutor saya. Dan saya mencobanya, o ya sangat menarik sekali.
Yuk kita liat kalender atau jadwal harian kita, kita lihat apakah ada waktu 1 jam untuk membaca 10 halaman saja? Setiap hari asal dilakukan saya yakin buku-buku dirak saya akan cepat habis, dan mungkin DiBawah Bendera Revolusi bukunya Soekarno bisa diselelsaikan.

Saya mencoba mengutip beberapa kalimat tentang Literacy:
“Literasi adalah jembatan untuk berharap” Kofi Anan
“Sekali Anda belajar membaca, anda akan terbebas selamanya,” Frederick Douglas
“Orang yang tidak membaca tidak mempunyai keuntungan lebih dari orang yang bisa membaca” Mark Twain

1 komentar:

Dengan mengirim komentar kita telah berbagi

My Oktober Journey

Hey Oktober Luar biasa yah dibulan ini, ah nano-nano sekali. Meskipun tiap weekend ga sibuk event tapi di Oktober ini aku jadi sering pergi,...